30.9.10

BERCENGKRAMA DI KEELOKAN PANTAI SENGGIGI







Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) atau dikenal dengan sebutan bumi Gora, dengan dua pulau UTamanya Lombok dan Sumbawa adalah mutiara Dunia Paraiwasata Indonesia. Menuerut  sebagaian orang yang pernah berwisata ke NTB, Lombok jauh dianggap lebih indah, eksotik dan menawarkan lebih banyak pilihan  dibandingkan Sumbawa.Terutama dengan keindahan kawasan pantainya yang sudah  terkenal ke seantero dunia.
Kami memilih menghabiskan waktu sore hari dengan duduk di pantai berpasir putih sambil menikmati indahnya mentari tenggelam (sunset). Kalau Bali memiliki Pantai Kuta, Sanur, Legian, maka Lombok punya Pantai Senggigi yang asri dan nyaman. Kendati didapati hotel dan galeri, di sengigi ini kita  masih bisa melihat nelayan dengan kapal cadiknya yang hendak melaut mencari ikan setiap hari.

pesona Kapal candik

 
Pesona Lombok memang tak ada habisnya. Beragam tempat wisata dan atraksi budayanya yang dapat dinikmati. Wisatawan tinggal pilih, mau berwisata sejarah, berwisata pantai, berwisata belanja atau pun wisata Gunung dengan Taman Nasional Gunung Rinjaninya.Selain keindahan alam pesisirnya. Pantai Senggigi juga menawarkan ciri khas lain dari Lombok melalui berbagai cendera matanya. Tepatnya di Jalan Raya Senggigi Km 7 terdapat pusat perbelanjaan berbagal cendera mata Lombok di Pasar Seni Senggigi (Art Market Senggigi).

Pulau Lombok memiliki magnet tersendiri bagi para pelancong yang ingn menikmati nuansa wisata yang berbeda. Terutama gili-gili (pulau kecil) yang menjadi primadona bagi pecinta wisata bahari. Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, Tiga Gili dengan pesona bawah lautnya yang maha Indah. Tapi sayang sekali keinginan untuk bersnorkling di tiga pulau kecil ini tidak kesampaian karena cuaca memang tidak mendukung waktu kami berada disini. Hujan Mengguyur dari pagi sampai Sore hari. Tapi beruntunglah kami masih diberi kesempatan menikmati keindahan pantai Sengigi.
Gunung Agung Bali (sumber foto: Lin)

Senggigi yang sudah tersohor luas, terletaknya strategis hanya butuh perjalanan 15 menit dari kota Mataram dengan menggunakan kendaraan mobil. Kawasan pantai Senggigi sejak tahun 1980 sudah diperkenalkan kepariwisataannya, dan menjadi ikon pariwisata di NTB. Saat ini, puluhan hotel mulai dari kelas bintang 3 sampai 5 memadati kawasan ini dari selatan hingga utara. Pantai ini pun masuk dalam satu dari sekian banyak tempat kebanggaan Indonesia. Jika Cuaca Bagus (cerah) maka kita bisa menyaksikan sunset yang luar biasa indahnya, karena matahari di pantai ini seakan-akan terus tenggelam dan menghilang di kaki Gunung Agung Bali.




Selain menjadi pusat home stay wisatawan mancanegara dan nusantara, pantainya masih asli dan bisa dijadikan tempat rekreasi yang menyenangkan. konon katanya, Pemda Kabupaten Lombok Barat setiap pertengahan tahunnya menjadwalkan penyelengaraan Festival Senggigi. Tidak jarang kekayaan atraksi budaya yang dipentaskan selama sepekan bisa membuat wisatawan ingin menikmatinya.

Menghabiskan waktu dipantai, memburu sunset memang pesona yang diburu banyak orang.  Apalagi dalam trip kali ini, hampir semuanya punya hobbi menjaili orang lain. Maka main tarik-tarik dan cebur-ceburan ke laut menghiasi perjalanan kami di pantai Sengigi ini.


Pasar Seni Sengigi


Pasar Seni

Jiaaaah...ini syurganya ibu-ibu..he...maklum yang satu ini berhubungan dengan shoping. Pasar Seni Senggigi memiliki sekitar 12 kios (1 kios dihuni 4 - 6 pedagang). Di sana juga terdapat sekitar 56 pedagang kecil. Kios-kios cenderamata dibangun dengan bentuk rumah adat NTB yang beratap alang-alang kering.Setiap harinya kios-kios mulai buka pukul 09.00 s/d 19.00 malam. Umumnya ramai dikunjungi pads siang hingga sore hari. Banyak wisatawan yang berbelanja di tempat ini sebelum menuju pantai menikmati keindahan sunset di Pantai Senggigi yang letaknya berdekatan



Berbagai macam kerajinan seperti ukiran, mutiara, gelang, periuk dan anyaman bisa didapatkan di Pasar Seni Senggigi. Apalagi lombok pun terkenal sebagai bumi South sea Pearls. maka galeri-galeri mutiara baik laut maupun air tawar pun semarak di pasar seni ini. Belanja di pasar seni ini harus pintar menawar. walaupun sebenarnya harga-harga di pasar seni ini sedikit miring dibanding tempat-tempat souvenir shop lainnya. 

Berburu Mutiara

28.9.10

MELONGOK KEHIDUPAN SUKU SASAK DI PERKAMPUNGAN ADAT SENARU

bersama penduduk sasak

Suku Sasak adalah penduduk asli pulau Lombok. Mereka berperawakan seperti layaknya orang Indonesia, berkulit sawo matang (kalaupun sedikit gelap itu karena pengaruh sinar matahari). Penduduk Sasak Asli masih banyak ditemukan di pelosok-pelosok pulau Lombok, khususnya di kaki-kaki Gunung Rinjani sebelah utara yang rimbun. Masih ada sekelompok masyarakat sasak yang masih memegang teguh adat-istiadat dan ajaran leluhurnya dengan kuat. Sekolompok masyarakat sasak itu tinggal di sebuah perkampungan traditional di desa senaru, kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Mengunjungi perkampungan tradional, menjadi bagian perjalanan yang sangat menarik bagiku. Maka tak heran ada beberapa perkampungan traditional yang telah kubidik dan bersiap menyusun strategi untuk mengunjunginya. Perkampungan Baduy Sudah, Suku Naga Sudah, Suku Sasak Sudah, next  Suku Talang Mamak (Riau), Suku Kubu (Jambi), Suku Dayak (Kal-Bal/Kaltim), dan beberapa suku pedalaman di Papua.

Senaru
Perkampungan adat desa Senaru ini terletak di kaki Gunung Rinjani tepatnya hanya berjarak 50 meter dari kantor pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani. kata Senaru berarti Sinar Aru (gadis) Jumlah kepala keluarga yang tinggal di perkampungan adat ini hanya tinggal 20 kepala keluarga.


Jika melakukan pendakian ke Rinjani Melalui desa ini maka sempatkanlah mampir ke kampung traditional ini. disamping itu di desa Senaru ini juga terdapak objek wisata lain seperti Rumah adat Senaru, Air terjun Tiu Kelep, air terjun Sindang Gila, Menikmati Pemandangan Bangket Bayan, Masjid Kuno Bayan dan rumah adat traditional desa Karang Bajo.
Berbagi cerita dengan salah seorang Hamaloka

Penduduk setempat terutama tetua adat akan menyambut kedatangan para tamu. Setelah bersamalaman, biasanya pemangku adat mengajak para tamu duduk dan bercengkrama di sebuah bangunan traditional yang disebut Beruga. Pun dengan kami, kami bercerita banyak dengan selah seorang pemangku adat Sasak di Beruga. Banyak hal kami tanyakan pada sang Bapak, dan si Bapak menjawab setiap pertanyaan kami. Karena kami datang sudah di Sore hari mendekati magrib, jadi tak banyak waktu yang bisa kami lewatkan di kampung ini.

Agama
Dari hasil pengamatan terhadap perkampungan Senaru, salah satu perkampungan Sasak di Senaru, kami mengetahui bahwa Agama yang idnaut oleh suku Sasak adalah agama Islam. Walaupun berdasar pada agama Islam, Agama Islam di Lombok , setelah berakulturasi dengan kebudayaan setempat, terpecah menjadi 2, yaitu Agama Dima dan Agama Waktu Telu. Dalam agama Dima, orang bersembahyang menurut kemauannya sendiri. Dalam agama Waktu Telu, sesuai dengan sebutannya yang berarti 'tiga waktu', hanya beribadah 3 kali sehari, beda dengan Islam asli yang menunaikan shalat 5 kali sehari. Agama Waktu Telu ini hanya melakukan shalat pada waktu shubuh, dhuzur dan maghrib. Setiap perkampungan mempunyai seorang Hamaloka, pemangku yang memimpin segala kegiatan keagamaan kampung. Jabatan Hamaloka ini diperoleh secara turun-temurun. Hamaloka ini jugalah yang memimpin musyawarah-musyawarah penduduk seperti musyawarah acara penebangan kayu


Rumah Adat Suku Sasak
Rumah bukan sekadar tempat hunian yang multifungsi, melainkan juga punya nilai estetika dan pesan-pesan filosofi bagi penghuninya, baik arsitektur maupun tata ruangnya. Rumah adat Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5-2 meter dari permukaan tanah. Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman bambu, hanya mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya. Ruangannya (rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan. Atapnya yang berbentuk gunung tentu sangat terinspirasi dari Gunung Rinjani, Gunung tertinggi di Lombok dan memiliki nilai sakral tertentu bagi suku sasak ini.


Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Selain itu ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem geser. Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) dan lantainya berupa campuran tanah dengan kotoran kerbau atau kuda, getah, dan abu jerami. Undak-undak (tangga), digunakan sebagai penghubung antara bale luar dan bale dalem.





Hal lain yang cukup menarik diperhatikan dari rumah adat Sasak adalah pola pembangunannya. Dalam membangun rumah, orang Sasak menyesuaikan dengan kebutuhan keluarga maupun kelompoknya. Artinya, pembangunan tidak semata-mata untuk mememenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga kebutuhan kelompok. Karena konsep itulah, maka komplek perumahan adat Sasak tampak teratur seperti menggambarkan kehidupan harmoni penduduk setempat.


Pola permukiman Dusun Senaru
Dusun ini berada dalam satu kompleks yang tertutup dan secara eksternal dihubungkan oleh jalan menuju jalan utama ke Desa Bayan. Bale-bale di Dusun Senaru didirikan di atas tanah datar yang berada di daerah lereng. Di kelilingi oleh pagar dan berfungsi sebagai pembatas, pertahanan dan sebagai penyedia kelengkapan untuk upacara tertentu. Pembangunan bale dilakukan dengan konsep cermin atau berhadapan, dan diantara dua bale didirikan bangunan yang bernama beruga’. Di luar bangunan rumah dekat pagar berdiri kandang ternak.


Konsep pemujaan pada sepengkula juga diwujudkan pada sepengkula dalam perumahan, yakni pembangunan bale dibuat berdasarkan senioritas dalam sistem kekerabatan. Kriteria pembangunan adalah: tinggi rendah dan orientasi matahari. Pemilihan bale dan bahan sangat tergantung pada status sosial yang dimiliki. Tatanan ruang perumahan ditata menurut hirarki sesuai dengan kepercayaan mereka. Elemen bangunan yang dianggap memiliki nilai tinggi ditempatkan pada bagian depan, dan secara berurutan yang bernilai sakral lebih rendah diletakkan di bagian belakang. Peletakan bangunan seperti ini membentuk pola permukiman berhirarki

Semakin tinggi tingkat senioritas seseorang maka semakin tinggi pula lokasi atau tempat yang digunakan untuk membangun bale. Dan sebaliknya bila seseorang memiliki tingkat senioritasnya lebih rendah harus menerima lokasi atau tempat yang lebih rendah pula. Hal ini diterapkan dengan bangunan yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dari pada bangunan yang lain maka dibangun pada tanah yang lebih ditinggikan. Indikator yang digunakan oleh masyarakat suku Sasak di Dusun Senaru adalah indikator Gunung Rinjani. Semakin dekat sebuah tempat/lokasi/elemen bangunan maka semakin tinggi pula kedudukan tempat/lokasi/elemen bangunan tersebut.
 
Mata pencarian dan kehidupan sosial
Hampir 90 % masyrakat di kampung traditional ini adalah petani dan sebagian kecil peternak. Meski masih mempertahankan tradisi, masyarakat desa ini tidak juga menolak modernisasi. Beberapa rumah kini telah diterangi lampu listrik berdaya 5 watt. Beberapa lainnya masih menggunakan lampu pijar yang terbuat dari kapas ditumbuk dengan campuran biji jarak.
Makan Pisang Goreng ala suku sasak
istirahat di depan salah satu rumah penduduk suku sasak
Bercengkrama dengan ibu dan anak2 suku sasak

27.9.10

DANAU SAGARA ANAK;KESEMPURNAAN PENDAKIAN RINJANI

Setelah puas menikmati keindahan tanah Lombok dari puncak Rinjani perjalanan kami lanjutkan kembali turun ke Plawangan. Hm...di Plawangan tempat kami ngecamp di hari ketiga ini ternyata banyak monyet..he...mereka berkeliaran tapi tidak menggangu, tetapi akan menggganngu makanan atau sejenisnya berserakan di area itu. Berberes dan membersihkan area camp, makan siang dan segera melanjutkan perjalanan ke Danau Sagara Anak. Yaps danau Sagara Anak yang terlihat begitu indah dari Puncak Rinjani. Di Sagara anak inilah kami menikmati malam ketiga dan keempat kami.
Danau Sagara Anak dari Puncak Rinjani

Jalur Pulang akan kami tempuh melalui danau sagara anak, terus turun melalui pintu desa Senaru. Jika Pergi kami masuk dari desa Sembalun secara administrasi masuk lombok Timur sedangkan turun melalui Desa Senaru secara administrasi masuk dalam kawasan Lombok UTara.

Jalur dari Plawangan menuju Sagara anak cukup berbahaya, curam dan terjal serta di hiasi oleh batuan-batuan cadas yang tajam dan runcing.  di bagian lain masih tersisa tanjakan yang harus kami tempuh dengan energi extra belum lagi tulang, dan dengkul yang rasanya sudah mau lepas, maklum habis muncak. Tapi mendekati danau kami melipir jalanan datar ditemani indahnya padang ilalang dan yang tak kalah indahnya adalah pemandangan danau sagara anak itu sendiri. Kami kurang beruntung karena dalam perjalanan ini hujan terus mengguyur, membuat medan terasa semakin berat.

Sedikit tentang danau Sagara Anak
Pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut di area TNGR ini terdapat kaldera yang membentuk danau Segara Anak. Di tengah-tengah terdapat gunung Barujari yang masih aktif, tempat ini juga merupakan sumber mata air panas yang dipergunakan untuk berobat, sedangkan danau Segara Anak dapat dipergunakan sebagai tempat memancing. Di sini juga terdapat tempat-tempat indah untuk berkemah terutama di tepi danau Segara Anak.




Danau Sagara Anak dan segala keindahannya

menikmati hari di Danau Sagara Anak.
Kami memilih ngecamp dipinggir danau Sagara Anak. Bermalam di tepi Sagara Anak tentu saja sangat mengesankan. Bayang-bayang Gunung Barujari, anak gunung Rinjani yang menjadi pusat aktivitas vulkanik saat ini, menemani saya malam itu. Bulan dan gemintang menggantung tinggi di langit gelap. Dingin memang terasa menggigit, namun ikan karper dan nila bakar hasil memancing di danau plus sambal ulek, mampu “memanaskan” suasana.

Satu dari sekian banyak hasil pancingan kami

Yaps di danau Sagara Anak ini banyak  ikan. Jadi kalo ke Rinjani jangan lupa bawa pancingan. Memancing di keindahan danau sagara anak adalah sensasi lain di Rinjani ini. Hm..tak kan terlupakan. Hasil tangkapan segera di olah, membakarnya bersama-sama...romantis ei..he...ditemani alunan suara fales-fales gimana gitu....

Mancing nyok...

Tak hanya itu berjarak 100 meter dari pinggir danau kita bisa menikmati sensasi pemandian air panas. air panas disini terdiri dari tiga kolam yang masing-masing airnya menghasilkan panas berbeda. Air panas yang mengandung balerang ini sudah terkenal baik untuk kesehatan. Tidak ketinggalan kami pun berleha-leha dan membersihkan tubuh di pemandian air panas ini.  Sebenarnya tak jauh dari pemandian air panas ini masih terdapat air terjun dan gua susuk. tapi karena sudah terlanjur kelelahan dan harus menyiapkan energi menuju desa senarau maka kami memutuskan untuk tidak mengexplorenya.


acara di Sagara Anak

di Danau Sagara Anak ini, akhirnya panitia menggelar berbagai acara. mulai perkenalan sampai bagi-bagi doorprize. alhamdulilah dapat sendal gunung baru..he... thanks panitia jadi kebanyakan sendal nih gw..

Our Camp dari kejauhan

1.9.10

DANAU KEMBAR;PESONA SELATAN SUMATERA BARAT

Danau kembar,kekayaan alam maha indah di daerah selatan Sumatera Barat tepatnya di Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Daerah asal Gamawan fauzi, (mendagri saat ini-red) . Dulu aku menganggap keindahan danau ini biasa saja, tapi guliran waktu dan perjalanan kakiku melangkah, berkelana dari satu negeri ke negeri lain , membuatku tersadar danau kembar adalah keindahan alam yang patut dibanggakan  dan layak sejajar dengan destinasi wisata lain di Indonesia yang memang kaya dengan keindahannya ini.

Kenapa dinamai kembar??? he...karena dia memang kembar (jawaban asbun, anak TK juga tau kaleee.). lets continue..tak tau bermula dari mana dua danau ini dinamakan danau kembar. Tapi yang pasti dua danau ini, danau di ateh dan danau di bawah, lokasinya berdekatan, tapi tidak bersebalahan. Dua danau ini terpisah dan berbeda ketinggian.  Dan anehnya Danau di ateh (diatas red) letaknya berada pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan danau di bawah. Sampai sekarang kepenasaranku tentang penamaan danau ini belum terjawab, belum menemukan narasumber yang tepat. tapi yo weslah, apalah artinya sebuah nama.ya nga?.  Disamping letaknya yang berdekatan luas danau ini pun hampir sama.Danau di ateh luas 1.720 hektar dan danau dibawah 1.680 hektar.

Keindahan danau di ateh bisa dinikmati dari jalan lintas padang-sungai penuh. hamparan perladangan sayur penduduk setempat memberi warna berbeda pada danau ini. Untuk mendapatkan view dan sudut pandang nan elok pengunjung bisa mengunjungi sebuah wisma yang telah dibangun oleh dinas pariwisata Kabupaten Solok.  sedangkan untuk mencapai danau di bawah dari jalan lintas ini harus menempuh perjalanan kira-kira 5-10 menit perjalanan. Dua danau yang berdekatan ini memberikan aura keindahan yang berbeda.Apalagi disaat cuaca cerah...

Udara di  Alahan panjang ini sangat dingin...brurrrrr. Apalagi pagi hari. menyentuh air disini serasa menjamah lemari es. maka tek heran pagi hari sampai jam 10 an ada pemandangan menarik dari kebiasaan penduduk setempat yaitu "bakaluntuang kain saruang"  kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia membalut tubuh dengan kain sarung ketika melakukan aktifitas di luar rumah. Cara memakainya sangat khas. sayang sekali saya tak sempat mengabadikannya. mau tau? yah langsup capcup ke Alahan Panjang ini. (provokator)

Tak hanya kaya dengan keindahan alamnya, Alahan Panjang ini pun dianugrahi tanah yang subur ditambah topographinya berada pada dataran tinggi menjadikan daerah ini sentra pertanian sayuran utama Sumatera barat. Hamparan perladangan kol, bawang, wortel dan markisa akan dijumpai sepanjang perjalanan menuju kawasan ini.  sepanjang jalan pun banyak ditemui pedagang markisa yang telah dirangkai pada seutai tali rapiah atau disini dikenal dengan jarek . Jadi membeli markisa di alahan panjang tidak dengan satuan kg atau apalah tapi dengan jarek. Satu jarek bisa berisi 10-12 buah markisa.

akses menuju Alahan Panjang tidak terlalu susah. Dari Bandara International Minang Kabau (BIM)  dapat di tempuh kira-kira 2-3 jam dengan jarak sekitar 60 km.
BIM- Kota Padang (bay pass) pemberhentian terakhir tranek: Rp.18.000
Dari Bay Pass naik bis atau travel ke Alahan Panjang/ Muara Labuh: Rp. 15.000

selamat menikmati keindahan pesona selatan Sumatera Barat. masih banyak keindahan lain yang harus anda rasakan...