Pendakian menuju puncak SIndoro (3153 mdpl) adalah pendakian terrempong yang pernah saya alami. Tapi tetap dimaklumi karena pendakian ini kami lakukan pada musim hujan awal Februari 2011 yang lalu. Perjalanan pun dimulai dengan hujan dan kembalipu masih di hiasi hujan. Malam tenda kamipun sempat dihantam badai. Beruntung kami bisa kembali dalam keadaan selamat, hanya kaki-kaki kami yang somplak. Alhamdulilah juga kami masih bisa sampai kepuncak SIndoro walau disana kami hanya menikmati kabut, kesegala arah memandang hanya ada putih dan putih.
masih ada senyum disini..menjelang pos 1 |
Jalur menuju sindoro dominan adalah jalur batuan..nah jalur batuan ini yang paling tidak saya sukai dalam menggunung. Karena dengan jalur batuan ini kita seperti menaiki anak tangga. Dan dengan membawa cariel , Baik naik maupun turun akan terasa sangat berat sekali. Bagian kaki yang paling menderita adalah lutut. (jadi ingat iklan produk susu berkalsium tinggi: p). Dan jika tak hati-hati sering kali terjatuh dan tentu mengakibatkan luka atau benturan yang keras karena langsung berhadapan dengan tajamnya batuan. Belum lagi hujan, batuan menjadi licin dan beban kami berasa bertambah berat.
Bersiap menyambut hujan |
Sebenarnya dari Sindoro kita bisa menikmati Indahnya gunung Sumbing. Jika cuaca cerah kita bisa menikmati sunset yang indah. dimana pendaran jingga mentara menyelip dibalik gunung tersebut. Jika keadaan berawan maka pada ketinggian 3/4 tinggi gunung tersebut biasanya terdapat awan yang menyerupai kap topi gunung dan seolah-olah puncak gunungnya adalah kerucut dari topi tersebut. Awan Topi inilah yang sebenarnya dicari oleh para pendaki yang berekpedisi ke Sindoro. Tapi nasib kami memang kurang beruntung sehingga tidak bisa menikmatinya.
Pendakian ini awalnya direncanakan untuk dua gunung sekaligus yaitu SIndoro dan Sumbing. karena posisinya yang memang berdekatan. Tapi karena semua kami kakinya sudah somplak semua maka pendakian ini dicukupkan untuk SIndoro saja dan sisa waktunya kami sempatkan untuk ke Dien dan sekitarnya.
Kayuan matid an kabut sindoro |
Whateverlah, yang penting kaki sudah menginjak puncak . Dan perjalanan ini tetap indah bersama sahabat-sahabat luar biasa yang pernah hadir. Kebersamaan yang luar biasa. Canda dan tawa adalah milik bersama yang selalu menghiasi setiap perjalanan kami.
Pendakian Sindoro ini meninggalkan pelajaran moral buat ku," berfikir ulanglah kembali jika melakukan pendakian pada musim hujan"