6.12.11

ENTIKONG_TEBEDU;CERITA NEGERI BATAS


-->
Entah mengapa Garis batas bagiku adalah sesuatu yang menarik. Sedikit terinspirasi oleh  kumpulan catatan perjalanan "Garis Batas" kang Agustinus Wibowo yang bercerita tentang garis batas di Timur Tengah . Dahsyat memanng.. Buku ini bercerita tentang dunia yang utuh namun tercerai berai oleh politik, perang, budaya, geografi bahkan kadang agama. Sempat berhayal dan berimajinasi konyol tentang dunia yang tak terkotak  dalam bentuk negara dan bangsa. everyone can go anywhere without passport  and  visa..he..he...(visa: masalah  utama para traveler)

Garis Batas Tepedu Entikong

Lalu bagaimana dengan garis batas di negera kita tercinta ini.  Perbatasan laut mungkin tidak se unik perbatasan darat. Laut telah  menjadi pembatas yang nyata bagi negara kita  dan negara tetangga. Namun sebaliknya pada Garis batas darat kita  menyaksikan secara nyata sebuah aris yang benar-benar memisahkan manusia dalam budaya dan aturan yang sungguh berbeda.  Bahkan di pulau sebatik Kalimantan Timur ada sebuah rumah penduduk  masuk dalam administrasi 2 negara. unikya..he..he..Sebuah sensasi yang memang harus ku rasakan. Setidaknya  ada tiga garis batas darat yang telah  masuk  dalam daftar tempat yang harus ku kunjungi, Entikog-Tepedu, Papua-PNG dan Atambua-timor leste. Semoga terkabul Amin.

Dan Akhirnya Bulan April 2011 kemaren saya merasakan salah satu sensasi garis batas  itu  Entikong-Tepedu. Berbekal Informasi dari Pak Wawan, seorang teman prajabatan yang  bertugas di karantina pertanian Entikong, Aku dan seorang teman yang kebetulan bernama yeli juga tapi beda spelling 'Yelly (duo yeli je..) memulai perjalanan ini. Sayang pada saat kedatangan ke Entikong Pak Wawan sedang training di Bandung. Tapi itu tak masalah bagi kami.

Perjalanan yang sudah kami rencanakan ini ternyata tak berjalan mulus. Yellly, my buddy ternyata ketinggalan tiket pesawatnya...Alhamdulilah masalah itu teratasi karena Yelly masih ingat kode bookingnya. Di itinerary yang kami buat,  Kami  terbang ke Pontianak dengan penerbangan sore dan berencana malam harinya pukul 21.00 langsung menuju Entikong dengan pilihan beberapa armada bis (prefer menggunakan Damri). Tapi rencana tinggal rencana. Setelah masuk boarding gate, Yelly  baru sadar bahwa pasportnya ketinggalan.  Beruntung pesawat delay 1 jam, Yelly nekat untuk kembali ke kosan untuk mengambil pasporntya itu. Nasib memang belum berkata baik, sampai pesawat take off yelly pun  tak muncul. sesat sebelum take off  ku sempat menghubungi Yelly . Informasi yang kudapat Yelily terjebak macet parah. Tapi yelly meyakinkan ku bahwa dia akan menyusul dengan penerbangan yang paling pagi esok harinya.
Sudah Jatuh Tertimpa tangga pula, itulah kata yang tepat menggambarkan nasib Yelly Inilah pelajaran moral kehidupan bahwa kelalain sekecil apapun itu fatal akibatnya. Yelliy telah mengeluarkan uang 150 ribu untuk menyewa sebuah ojeg dan terpaksa membayar harga tiket 2 kali  harga tiket semula. Dan mungkinn yang tak terlupakan adalah malam itu harus tidur di Bandara. Pengalaman yang tak terlupakan. Akhirnya aku pun harus iklas dan rela menunggu Yelliy esok harinya.

Tepat pukul 9 malam aku mendarat di Supadio. Setelah  tanya sana-sini akhirnya aku menginap di hotel sederhana Hotel Khatulistiwa  tepatnya. Beruntung menemukan sopir taksi yang sangat baik. seorang bapak yang akhirnya menjadi guide.  Tak banyak yang kulakukan malam itu, berbersih, SHolat dan langsung istirahat.  

Esok harinya  Jam 9  pagi  yelly sampai di hotel tempatku menginap. Wajahnya terlihat amat dan teramat kucel. maklum malam itu yeli memilih untuk tidak tidur demi kesalamatan katanya. Dan ternyata tak sempat mandi pula..Senyum dan iba dua ekspresi itu akhirnya muncul setelah Yelly menceritakan semuanya. Pelajaran paling berharga dalam hidup kadang  memang terlahir dari pengalaman konyol. semoga kejadian ini tak terulangi...

Dan kekonyolan belum selesai. Demi tiket murah untuk kembali ke Jakarta, kami  membeli tiket atas nama orang lain yang batal berangkat.. Sempat bimbang awalnya karena salah satunmya atas nama laki-laki.  karena tak lagi punya money kami pun sepakat membelinya. Maklumlah  harganya setengah dari harga tiket resmi saat itu. Demi keamanan,  Mba-mba penjaga travel itu akhirnya mencity cek in kan tiket kami.  Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh jua.  Kami berhasil masuk bandara dengan selamat...tapi jeng..jeng ketika masuk boarding gate, seorang petugas memperhatikan dengan seksama boarding pass ku, dan dengan tatapan aneh sang petugas pun bertanya. "lho ini kok namanya laki-laki"...dalam hati ku berguman " tamat deh riwayatku". Dewi fortuna masih berpihak pada ku  Sang petugas mengizinkan setelah tiba-tiba aku mengatakan bahwa tiket itu adalah tiket suamiku yang batal berangkat dan sayang kalo tidak digunakan. Konyol dan benar-benar konyol. Merasa teramat berdosa melakukan ini.. semoga Allah mengampuniku. Amin

Menuju Entikong

Karena semua armada darat menuju Entikong beroperasi malam hari, maka siang itu kami habiskan untuk mengexplore kota Pontianak dan menikmati beberapa kulinernya. Es nona dan es lidah buaya salah duanya. Tak banyak memang yang bisa di nikmati di kota khatulistiwa ini. Tempat yang pertama  kami tuju tentu dan jelas adalah tugu khatulistiwa. Konon katanya nga afdhal kalo ke pontianak  jika tidak  bertandang ke tugu khatulistiwa.  killing the time, kami pun sempat mengunjungi beberapa museum.. Bada' magrib kami kembali menjadi gelandang di sebuah mesjid. Beristirahat sejenak  menunggu Travel yang akan menjemput kami.

Dan perjalanan Pontianak_Entikong dimulai. Tak banyak yang bisa kami nikmati dalam perjalanan ini. Maklum sudah malam. Menelusuri jalanan panjang yang sebagian besar masih jauh dari kata layak. Hamparan perkebunan sawit adalah pemandangan utamanya. Yaps lahan gambut kita memang telah dirubah secara besar-besaran menjadi lahan sawit. Dengan kondisi jalan seperti itu, susah sekali memang untuk tidur nyenyak. Akhirnya kucoba menikmati perjalanan dengan  bercerita dan  mendengarkan   seksama percakapan penumpang lainnya. Aku pun berkesimpulan bahwa 2 orang  di dalam travel itu adalah TKW dan satu lainnya penyalurnya. Aku pun mulai mecoba mengali informasi lebih banyak tentang  dunia perte KWAan. Mereka kelihatan sangat hati-hati sekali menjawab setiap pertanyaanku.  Kesempatan baik untuk melihat bagaimana  hitam dan putihnya cerita TKW  yang  memang tak pernah habis.

Setelah menerima telpon dari rekannya, Sopir travel yang kami tumpangi tiba-tiba gelisah dan mewanti-wanti penumpangnya agar waspada. Ternyata ada razia TKW di salah satu kantor kepolisian. Bila ketauan membawa TKW ilegal maka penyalur  dan sopir akan berurusan dengan yang namanya duit dan penjara. Jika mereka bisa memberikan uang sesuia yang diminta para aparat itu maka mereka di bebaskan dan jika tidak maka para TKW tidak diizinkan oleh pihak kepolisian menuju negara tetangga. Mereka akan di tahan dan  setelah itu terserah polisinya. Mobil sang sopir pun akan di tahan. dan harus ditebus dengan tebusan yang aduhai...keserakahan manusia atas harapan dan mimpi-mimpi orang lain (TKW tepatnya). Kasian sekali mereka sudah diperas penyalur, pun harus diperas oleh oknum polisi.

Dan ternyata benar adanya. Ada razia. dan demi melindungi penumpangnya yang TKW ini, aku lah yang diminta pak sopir untuk menghadapi sang polisi. Karena sopir itu memang tau bahwa tujuanku hanyalah akan melancong bukan untuk menjadi TKW. Berhadapan dengan polisi  intinya aku ditanya mau kemana dan mengapa. setelah ku jawab jujur pak polisi tak percaya. Eh pak sopir malah tiba-tiba menyeletuk bahwa saya adalah orang kementan yang sedang dinas ke Karantina Entikong. Faktanya adalah orang orang kementan yang sedang melancong (he..he..) Pak polisi akhirnya memaksa ku untuk  menujukkann surat  penugsana .  bingung, memang tidak ada surat tugas karena memang bukan perjalanan dinas. Setelah mampu menunjukkan bahwa aku adalah PNS dan memperlihatkan tiket pulang kejakarta  mereka akhinya pun percaya.. 

Dini hari kami sampai di Entikong. Letih luar biasa. Merasa masih butuh istirahat kami pun menyewa sebuah kamar yang jauh dari kata layak  berjarak  sekitar  200 meter dari pintu perbatasan. Tak ada pilihan lain , ini satu-satunya penginapan yang kami  tau ada di sini. Desa ini terasa kota mati memang. Tak ada kasur tebal je, cuma ada kasur palembang yang tipis dan dinding kamar yang masih belum di plester , ruat dan kasarnya batako harus kami nikmati dalam lelah malam itu\.  Tapi sebandinglah dengan harga yang  hanya Rp.25.000 untuk dua orang. Penginapan ini menjadi cerita pertama kami di Entikong ...cerita kedua, ketiga dan seterusnya???? tunggu cerita selanjutnya :D
kompleks keimigrasian Tepedu Malaysia.

24.11.11

Menanti Tunainya sebuah Janji

Huaha...malam ini tiba-tiba ingin membahas ini. " kapan nikah?"mungkin ini adalah pertanyaan yang saat ini paling menakutkan, paling sulit dijawab dan paling tidak ingin ku dengar. Tapi malah intensitasnya semakin meningkat. (menyedihkan memang). Sampai terbesit untuk mencoba menghitung berapa kalinya dan mencoba memnbuat analisis statistiknnya he.he....(ide gila).

Kadang  terpaksa  pertanyaan itu kuangap sebagai angin lalu.  dan  kadang membawa ku untuk berfikir panjang. Sadar-se sadarnya, usiaku yang telah 28 tahun ini memang dinilai banyak orang adalah usia yang seharusnya sudah menikah( tapi nasib baik memang belum berpihak pada saya :(( ). Dan jauh di lubuk hati ini pun sudah sangat ingin  menyudahi drama kesendirian yang kadang cukup mendera ini.  Tapi lagi-lagi takdir belum mengantarkan saya ke magligai ini.  Mungkin memang Allah simpan ia  (pangeran berkuda  putih:p) dengan mesranya dariku untuk menguji seberapa taat, dan sabarnya aku mendapat anugrah ini.  

dan selalu ada getar aneh ketika membicarakan hal ini dengan ibu.  Selalu ada harap yang dalam dari setiap tutur katanya.  Harap yang tak pernah ku tau akan ku penuhi atau tidak. Lagi-lagi kita tak pernah tau.
Jodoh adalah misteri. Tak pernah tau siapa, kapan dan dengan cara apa datangnya. Yah kemungkinan terburuk  adalah memang tidak ada jodoh ku di dunia ini. Dan aku harus bersiap dengan kemungkinan terjelek itu.

Di belakang sana,  sudah pasti banyak mengalir ejekan, cibiran dan  bahkan sedikit cercaan, mulai dari yang terlalu pilih-pilih sampai statement  nga laku. Jadi ingat lagunya wali band..he..yang belum nikah pasti pada hapal nih kayaknya…atau jangan-jangan jadi lagu kebangsaan :p.  Masalah memilih,  Salahkah jika aku memilih. Ini bukan keputusan sembarang, sebuah keputusan besar yang akan dipertanggung jawabkan dunia dan akhirat.  Masalah laku, mungkin saat ini  aku sedang menunggu pembeli yang tepat  (lha memang barang dagangan??).

Ya Allah lewat tulisan ini aku tak pernah berputus harapan dari menanti dan menanti tunai JanjiMU, tentang seseorang, tentang dia tempat tulang rusukku bersandar. Jika sudah sampai saatnya nanti, Tuntunlah aku untuk memulainya dan menjalaninya  dalam kesucian ajaran MU. Karena ia suci, penyempurna Dienku maka  harus ditempuh dengan cara yang suci pula.

Yang tercinta ku puja Kau dalam setiap sujudku
dan dalam menunggu kuurai pengertianku
lewat beragam kisah
hingga nanti saat telah engkau sampaikan langkahnya kepadaku

Galau,Tuban, 23 November 2011

8.8.11

Gunung Sindoro: Pendakian menembus kabut dan Hujan

Pendakian menuju puncak SIndoro (3153 mdpl) adalah pendakian terrempong yang pernah saya alami. Tapi tetap dimaklumi karena pendakian ini kami lakukan pada musim hujan awal Februari 2011 yang lalu. Perjalanan pun dimulai dengan hujan dan kembalipu masih di hiasi hujan. Malam tenda kamipun sempat dihantam badai. Beruntung kami bisa kembali dalam keadaan selamat, hanya kaki-kaki kami yang somplak. Alhamdulilah juga kami masih bisa sampai kepuncak SIndoro walau disana kami hanya menikmati kabut, kesegala arah memandang hanya ada putih dan putih. 
masih ada senyum disini..menjelang pos 1
Jalur menuju sindoro dominan adalah jalur batuan..nah jalur batuan ini yang paling tidak saya sukai dalam menggunung. Karena dengan jalur batuan ini kita seperti menaiki anak tangga. Dan dengan  membawa cariel  , Baik naik maupun turun akan terasa sangat berat sekali. Bagian kaki yang paling menderita adalah lutut. (jadi ingat iklan produk susu berkalsium tinggi: p).  Dan jika tak hati-hati sering kali terjatuh dan tentu mengakibatkan luka atau benturan yang keras karena langsung berhadapan dengan tajamnya batuan.  Belum lagi hujan, batuan menjadi licin dan beban kami berasa bertambah berat. 
Bersiap menyambut hujan
Sebenarnya dari Sindoro kita bisa menikmati Indahnya gunung Sumbing. Jika cuaca cerah kita bisa menikmati sunset yang indah. dimana pendaran jingga mentara menyelip dibalik gunung tersebut. Jika keadaan berawan maka pada ketinggian 3/4 tinggi gunung tersebut biasanya terdapat awan yang menyerupai kap topi gunung dan seolah-olah puncak gunungnya adalah kerucut dari topi tersebut.  Awan Topi inilah yang sebenarnya dicari oleh para pendaki yang berekpedisi ke Sindoro. Tapi nasib kami memang kurang beruntung sehingga tidak bisa menikmatinya. 
 Pendakian ini awalnya direncanakan untuk dua gunung sekaligus yaitu SIndoro dan Sumbing. karena posisinya yang memang berdekatan. Tapi karena semua kami kakinya sudah somplak semua maka pendakian ini dicukupkan untuk SIndoro saja dan sisa waktunya kami sempatkan untuk ke Dien dan sekitarnya.
Kayuan matid an kabut sindoro
Whateverlah, yang penting kaki sudah menginjak puncak . Dan perjalanan ini tetap indah bersama sahabat-sahabat luar biasa yang pernah hadir. Kebersamaan yang luar biasa. Canda dan tawa adalah milik bersama yang selalu menghiasi setiap perjalanan kami. 

Pendakian Sindoro ini meninggalkan pelajaran moral buat ku," berfikir ulanglah kembali jika melakukan pendakian pada musim  hujan"

4.8.11

Menapaki keindahan belitung 5: Melihat Sisi Lain Kota Tanjung Pandan

Cerita tentang kota  Tanjung Pandan ini menjadi penuntas perjalanan kami di Pulau Belitung. Tanjung  Pandan adalah kota kecil  pusat pemerintahan dan ekonomi masyarakat di Pulau Belitung. Puanas itulah kata pertama yang keluar dari mulutku ketika menginjakkan kaki di kota ini. Harap makluim, pinggir pantai. Tapi di kota ini kita  bisa menikmati banyak suguhan budaya dan cerita. Dan itu tentu wajib dinikmati terutama bagi para photographer (sunda-aksen: p). Karena banyak spot-spot foto yang siap dijadikan bahan bidikan.
di depan museum Tanjung Pandan

Musem Belitung adalah tujuan pertama kami di kota ini. Museum yang tidak terlalu besar ini merekan jejak sejarah kota belitung dan yang tak kalah penting adalah sejarah penambangan timahnya. berbagai macam bentuk penambangan mulai tradisional sampai berteknologi tinggi dipamerkan di museum ini. Jenis batuan dan timahnya pun tak luput dari perhatian para arkelog pengelola museum ini. sedikit disayangkan museum ini kurang terawat. Debu dimana-mana dan bangunannya terlalu kecil. Dibelakang museum ini terdapat beberapa permainan yang lebih cocok untuk anak-anak menurut saiya.

Pelabuhan
Inilah pusat lalu lintas Bangka-Belitung. Dari sini pun banyak kapal-kapal  kecil yang melayani perjalanan menuju pulau-pulau sekitar  belitung. Bagi anda yang tidak suka kesemrautan maka not recommended ke sini. Jika mencari spot foto terutama bertema human activities tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan.
Gerbang Pelabuhan dan bangunan tuanya
satu sisi pelabuhan tanjung pandan
Rumah adat Belitung
Di kota tanjung pandan kita bisa menikmati dan melihat rumah adat kebanggaan bangsa Belitung. Kebetulan pas kedatangan kami ke rumah adat ini sedang ada ritual keagaaman orang-orang Budha dari  Laos yang konon katanya punya keterkaitan masa lalu yang kuat dengan penduduk belitung yang sebagian besar memang dihuni oleh penduduk Tionhoa.  Lumayan dapat tontonan gratisa karena kebetulan mereka tidak keberatan untuk disaksikan malah boleh di foto.
Rumah Adat Belitung

Ritual Keagamaan di rumah adat belitung
salah satu saprodi pertanian masyarakt belitung


Pusat Oleh-oleh Belitung
Nah ini yang tak boleh ketinggalan jika berkunjung ke tempat wisata, itupun kalo punya budget lebih. Karena dengan membeli oleh-oleh di daerah wisata itu artinya kita membantu membagkitkan roda ekonomi masyarakat setempat. di Kota Tanjung Pandan terdapat pusat UMKM Belitung. Berbagai macam makanan yang tentu terbuat dari ikan tersaji ditempat ini.. Souvenir dan cindera mata pun tersedia termasuk kaos.

Pusat Oleh-oleh di tanjung pandan
cinderamata

WELL.BELITUNG LAYAK DAN HARUS MASUK DALAM SALAH SATU LIST DESTINASI WISATA ANDA....Heee..He....

15.7.11

Menapaki keindahan belitung 4: Menyusuri Cerita Laskar Pelangi di Belitung Timur


Setelah puas mengekplore keindahan pantai belitung di pesisir barat, perjalanan di hari ketiga di Belitung kami lanjutkan menuju belitung timur tepatnya ke daerah manggar.  Bagi anda yang pernah menonton film laskar pelangi tentu tak asing dengan nama daerah yang satu ini. Ya inilah kota kecil dimana Andrea Hirata dilahirkan dan dibesarkan. Jujur alam  belitung timur ini tak seindah belitung di pesisir barat. Tapi memangkedatangan kami ke belitung timur tidak untuk mengekplore alamnya tapi ingin menyusuri jejak film laskar pelangi. Sebagian besar diantara kami memang ke Belitung banyak terinspirasi oleh film ini.

Dari Tanjung Pandan, Manggar kami tempuh selama lebih kurang 3 jam. Tempat pertama yang kami kunjungan tentu adalah sekolah dasar Muhammadiayah gantong. Karena inilah latar  fillm laskar Pelangi. Ternyata di Manggar ada dua sekolah SD ini. Versi asli dan versi  duplikasi yang memang di buat khusus oleh Pemda setempat untuk kunjungan wisata. Karena penasaran kami pun mengunjungi ke dua versi ini. sempat masuk ke dalam kelas dan pura-pura belajar di sini..he.he.. tentu berharap  semangat -semangat anak-anak laskar pelangi menular pada kami. 
New Laskar Pelangi
Original Version
Duplikat SD Muhammadiyah
Perjalanan dilanjutkan menuju ke pertokoan lama yang kondisinya masih asli. sayang pada hari itu toko ini tutup. ya sudah lah  kami pun berfoto saja di sana. Yah inilah toko si alin. di dalam film laskar pelangi.  di Toko inilah mahar membeli kapur tulis  awal dari kisah cintanya pada alin. Cinta memang aneh ya, jatuh cinta bisa hanya dari tangan dan jemari.he..he..
Toko Bapak e Alin
SMU nasional Manggar adalah tempat selanjutnya yang kami pijaki. SMU ini memang tidak ada dalam film laskar pelangi, tapi sekolah ini muncul dalam film sang pemimpi. Sekolahnya masih di rawat untuh dan memang masih di pakai untuk kegiatan belajar mengajar.  Setelah puas jingkrak foto-foto, kami kemudian di ajak ke pabrik timah tempat dimana sang ayah bekerja..he..he...Bangunannya sudah sangat tua..Konon masih di pakai untuk produksi tapi tidak semuanya. karena sudah banyak yang rusak dan tak berfungsi.
Pabrik Timah
Sebelum kembali ke Tanjung Pandang kami sempat mampir ke rumah bu Muslimah yang asli. berharap bisa bertemu dan bercerita dengan si ibuk. Tapi sayang pada hari itu kami tidak bisa menemui beliau karena beliau sedang ke Jakarta. Dan kami hanya bertemu dengan anaknya. oh ya di manggar juga ada  dibangung pasar rakyat laskar pelangi. Tempat ini dulu di bangun sebagai tempat penyelenggaraan  festival laskar pelangi pada tahun 2010.
Tempat merenung seperti di cover novel Laskar Pelangi
Pasar Rakyat Laskar Pelangi
Senang juga berwisata menelusuri jejak para laskar pelangi ini...dan setiap kami pun mencoba merangkai mimpi-mimpi kami di sini. kembali menyusun semangat di sini. he..he...Disamping itu kami pun masih sempat singgah di beberapa tempat yang memang tak ada hubungannya dengan film laskar pelangi. Pantai Burung Mandi ini adalah salah satu pantaii di Belitung Timur. Di Pantai ini banyak burung.  Tapi sayang kami tidak menemuinya karena kami datang siang hari bolong yang terik. Pantai ini memang tak seindah pantai di pesisir barat Belitung tapi lumayan lah. sekedar melepas lelah karena perjalanan panjang  Tanjung pandan-Manggar. Kami pun sempat singgah di sebuah klenteng di Belitung Timur. Usianya klenteng ini sudah sangat tua. dan pemerintahan belitung timur sudah memasukkan klenteng ini dalam salah destinasi wisatanya.
Di klenteng
Pantai Burung Mandi
Perjalanan luar biasa 
benar-benar mendapatkan semangat yang luar biasa..
Kembali merangkai mimpi di negeri Laskar Pelangi
Manggar-Februari 2011

Menapi Keindahan Belitung 3: Pulau Lengkuas

Pulau Lengkuas  wajib anda kunjungi jika ke Belitung. Pulau kecil ini menyimpan banyak keindahan tak hanya alamnya tapi  juga menyimpang sejarah dunia pernavigasian indonesia. Dari pulau kecil ini kita bisa menikmati sunset dan sunrise yang so pasti dilihat dari dua sisi yang berbeda. Hamparan Batuan dan pasirnya yang ciamik pun tak kalah dengan pulau-pulau lain. Dan yang membuat sempurna, di pulau ini terdapat sebuah mercusuar 18 lantai yang usianya ratusan tahun. Dari ketinggian 18 lantai ini kita bisa memangdang lautan lepas nan biru yang dihiasi oleh batuan-batuan granit yang memang menjadi ciri khas pantai-pantai di belitung. Beruntung saat kedatang di Pulau ini kami bertemu dengan beberapa anak  laskar pelangi lagi .Mereka memang sedang mengadakan acara di sana.
kembali bertemu para laskar pelangi
Pulau lengkuas dari kejauhan
Di sinilah kami meghabiskan malam. karena disini memang tidak ada penginapan maka kami memang memilih untuk menenda di pulau ini. di pulau ini ada beberapa orang petugas penjaga mercusuar. Banyak hal yang dapat dilakukan di pulau ini. Memancing so pasti. Beruntung bapak  kapal kami baik sekali. Dengan senang hati bersama anaknya beliau kembali melaut mencarikan ikan untuk kami..dan  tentu kembali dengan membawa ikan yang lumayan banyak. akhirnya kami pun bakar-bakar ikan di sore itu. Setelah perut kenyang, ngantuk pun mendera. Luar biasa nikmaknya ketika tidur dipinggir pantai dengan angin sepoi-sepoi.hm...hm....

Tentang mercusuar
share traveler in lengkuas island
Inilah mahkota dari pulau lengkuas. Bangunan ini konon katanya di bangun pada tahun 1882. Saya tidak mendapatkan dengan pasti berapa ketinggian mercusuar ini. setiap pengunjung yang datang bisa dengan bebas naik menuju puncak mercusuar.Memang agak berat menapaki anak tangga demi anak tangga tapi percayalah kalori dan energi yang dikeluarkan terbayarkan dengan indahnya memandang dari ketinggian 18 lantai. Mata anda bisa menikmati keindahan dari segala penjuru. Angin nan sepoipun menghembuskan kekuatannya pada tubuh. Luar biasa...kadang terlalu susah untuk menceritakan bagaimana keindahan alam hanya dengan kata-kata. 
mercusuar 18 lantai
dari puncak tertinggi mercusuar

batuan dari ketinggina 18 lantai
Tak jauh dari pulau lengkuas ini ada pulau kecil yang bisa diseberangi dari pulau lengkuas. pada pagi hari kedalamannya sekitar sedada saya. tapi kalo sore karena sudah pasang airnya akan tinggi dan susah untuk di seberangi. dari pulau ini kita bisa menyaksikan pulau lengkuas dan mercusuarnya. sensasi keindahan yang berbeda yang harus dinikmati.
pulau di seberang lengkuas
Pagi hari disini, banyak sekali para keturunan tionghoa yang beribadah. mereka berdoa dan menghadap ke arah matahari. yaps suku tioghoa adalah salah satu suku besar  di belitung. Sunrisenya pun tak kalah indah dengan sunsetnya...
sunrise di belitung

8.7.11

Menapaki Keindahan Belitung 2 (Pantai Tanjung Kelayang , Pulau Pasir dan Pulau Burung)

Well kita lanjutkan cerita tentang Belitung. Setelah puas menikmati sunset di Bukit Berahu, Malam pun datang. Perjalanan pun kami lanjutkan ke rumah seorang nelayan di Tanjung Kelayang.  di rumah bapak inilah kami menghabiskan malam pertama di Belitung. Kebetulan kami akan mengarungi pantai dan beberapa pulau di Belitung dengan kapal sang bapak. Kami pun menyewa beberapa peralatan seperti live vest, alat snorkling dll dari beliau. berkat rayuan dwie teman yang kebetulan jadi TL dalam trip kali ini, sibapak mau menerima kami menginap. Alhamdulilah dapat tumpangan gratis dan lumayan buat ngirit dana kami yang kere-kere ini.
Di Tanjung Kelayang sebelum melaut
Besok paginya kami pun berkemas melanjutkan itinerary yang telah kami susun.  Dari rumah si Bapak kami harus berjalan kaki kurang lebih 30 menit menuju dermaga tempat bersandarnya kapal si Bapak. Dalam perjalanan kami sempat melewati rumah tua yang dijadikan salah satu tempat syuting film Laskar Pelangi. Dimana dalam film tersebut rumah tua ini adalah rumah haikal. ada sepeda tua nya juga yang bersandar rapi di salah satu sisi rumah itu. Sempat mampir dan singgah sebentar di rumah itu, apalagi kalo bukan foto-foto. inilah bukti eksistensi kami..he..he..
Rumah Haikal
Sepeda Haikal

Sebelum berlayar di lautan luas, kami sarapan dulu di sebuah warung di pinggir pantai tanjung kelayang. Angin laut pagi itu segar sekali. pasir pantai disini lumayan putih dan semakin sempurna dengan biru lautan itu. dan dari kejauhan samar kelihatan batu garude... Yah sebuh batu jika diperhatikan memang sedikit mirip dengan burung garude. Beruntung juga pagi itu kami sempat bertemu dengan beberapa anak-anak yang menjadi pemain film laskar pelangi. kebetulan hari itu mereka ada acara di Pulau Lengkuas yang juga merupakan salah satu destinasi kami. Sempat berfoto-foto dengan Harun..
Bersama Harun
Batu Garude dari kejauhan
Pantai tanjung Kelayang nan apik
Pulau Pasir
Sebelum terlalu panas, perjalanan kami lanjutkan. Pulau Pasir adalah tujuan kami. inilah keajaiban menurut gw. Pulau ini hanyalah seonggok pasir di tengah lautan. itulah asal-muasal nama dari pulau ini. Tapi diseonggok pasir ini kami bisa bercengkarama dengan pasirnya yang halus tentu dengan air lautnya yang sangat dan teramat jernih. di salah satu sisi pun terlihat salah satu pulau yang menjadi  penyempurna pemandangan di sore itu. lama kami bermain di pulau kecil ini. Berjemur, burn our skin..adalah  paling tepat disini.  
Pulau Pasir
ST di Pulau Pasir
Pulau Burung 
Batu Burung

Pulau Selanjutnya yang kami tuju adalah Pulau Burung. Dalam perjalanan kami pun menyempatkan diri bersnokling di beberapa spot. Perjalanan menuju pulau ini kami disuguhi oleh batuan-batuan granit yang indah di tengah membirunya air laut. kadang susunannya pun unik.. perfecto. Pulau ini dinamakan pulau Burung karena di salah satu sisi pulau ini terdapat batuan yang memang mirip burung. Batuan-batuan di pulau ini pun sangat banyak dengan ukuran dari kecil sampai besarnya luar biasa.
Salah satu pantai di Pulau Burung
Snorkling
batuan nan mempesona
Kami pun sempat menyisir pulau ini . Pqasirnya putih dan sangat halus. Beberapa kamin pun sempat tertidur di pasir ini termasuk aku..berasa kasur he..he.. oh ya di Pulau ini pun terdapat  sekelompok batuan yang tersusun  rapat dan rapi. Masyarakat  si belitung menyebutnya Batu Becinte..yah karena dekat-dekat kali ya... Maksa.com.
ini die batu bacinte
konfigrasi lain batuan di pulau Burung
Batuan dari atas

5.7.11

Menapaki keindahan Belitung 1 (kawah Kaolin-Pantai tanjung Tinggi dan Bukit Berahu)

Pulau belitung yang kaya akan timah ini, jujur harus diakui, mulai dikenal banyak orang setelah film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel Andrea Hirata booming  Film yang menghadirkan nuansa semangat dan motivasi untuk terus bermimpi ini hadir serasa angin segar ditengah maraknya film indonesia yang berbau horor, pornography dan picisan (lha kok jadi bahas film, sorry jadi curcol). Beberapa lokasi syuting film ini  menampilkan keindahan pantai-pantai di belitung terutama pantai tanjung tinggi yang begitu sempurna dengan susunan batuan granit yang tidak di jumpai di daerah lain. Ternyata itu hanyalah satu dari sekian banyak pantai belitung yang layak dan pantas dinikmati, dibanggakan dan menjadi salah satu destinasi wisata anda.
H. As. Hanandjuddin
our flight there

Akses menuju belitung pun sangat mudah. Pulau yang merupakan bagian Provinsi Bangka-Belitung  pemekaran dari Sumatera Selatan ini dapat dijangkau langsung dari Jakarta dengan transoportasi udara maupun Laut. Bandara Tanjung Pandan  (H. As. Hanandjuddin) yang terbilang sederhana  telah melayani penerbangan pesawat boing. tercatat dua maskapai penerbangan telah melayani penerbangan ke pulau  ini  yaitu Sriwijaya (3 kali penerbangan) dan Batavia Air (satu kali penerbangan). Ongkos menuju pulau ini pun tergolong murah. Akomodasi selama didaerah ini tersedia cukup lumayan.  Banyak penginapan dengan rating harga lumayan murah. Hanya saja transportasi  umum di pulau ini sedikit susah . Sehingga untuk dapat mengaksesk seluruh penjuru daerah ini kita harus menyewa kendaraan sendiri yang tergolong cuklup mahal. maka disarankan untuk mencari temang jalan supaya bisa sharing cost. Itulah yang saya dan teman-teman lain lakukan. kami berangkat 11 orang. dan selama di Belitung kami menyewa sebuah elf dan beberapa hari menyewa kapal untuk menuju beberapa pulau di sana.  Selama 4 hari di Belitung kami hanya mengeluarkan Rp. 350.000 untuk semua akomiodasi.  Yah itulah indahnya berbagi...he..he..
inilah catatan perjalanan kami menuju belitunng 

Mie Belitung  Atep
Setelah mendarat sempurna di bandara H. As. Hanandjuddin, perjalanan kami lanjutkan menuju kota tanjung Pandan untuk menikmati santap siang. Mie Belitung man Atep yang katanya sudah lumayan terkenal menjadi pilihan kami. suhu udara di kota belitung terasa cukup panas siang itu, yah jadilah kami menikmati mie ini sambil melap keringat yang lumayan banyak. Selesai menyantap mie belitung, kami pun masih harus berburu beberapa logistik  untuk beberapa hari kedepan. Maklumlah perjalanan kali ini kami akan menghabiskan malam di tenda demi penghematan..he..he...
ditengah terik matahari di depan mie belitung atep
ini dia yang wajib dicicipi jika ke tanjung pandan
Kawah Kaolin...
karena pertimbangan jarak yang tidak terlalu jauh dari kota tanjung pandan maka tempat pertama yang kami kunjungi adalah kawah kaolin. Kawah kaolin ini tepatnya adalah sebuah danau kecil  bekas pertambangan timah. yah inilah bukti kepongahan dan keserakahan manusia pada alamya. di belitung kita akan menemukan banyak danau-danau bekas pertambangan ini. pemandangan ini dapat dilihat ketika akan mendarat di belitung. dari ketinggian kita bisa melihat banyaknya cekungan dan lobang-lobang sisa pertambangan yang ditinggalkan begitu saja oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab.
Namun yang membedakan kawah kaolin dengan danau-danau sisa keegoisan manusia ini adalah airnya yang berwarna biru ke hijauan, sedangkan danau lain airnya biasa saja. di samping itu di satu titik tertinggi di kawah ini kita bisa memandang lepas menyaksikan danau-danau lain.
the blue of kaolin
ilalang yang mempercantik kaolin
Kaolin from other side

Pantai Tanjung Tinggi
Inilah pantai pertama yang kami kunjungi di Belitung. Pantai Yang indah dengan susunan batuan besarnya ini wajib di kunjungi jika ke belitung. Sempat berfikir dari mana batuan ini berasal? Tak mungkin kekuatan manusia bisa menyusun batu-batu besar ini menjadi konfigurasi yang unik. Hanya kekuatan yang maha kuat yang mampu menyusunnya. Tak hanya indah dengan batuannya, pasir di pantai ini pun tergolong cukup putih..Air lautnya pun masih mempesona dengan birunya yang cerah menunjukkan keperawanannya. Bermain dan berlarian diantara batuan besar ini (seperti salah satu scene di  film Laskar Pelangi) sungguh nikmat. berasa kembali ke masa kanak-kanak dulu... Sangat disayangkan di beberapa batuan besar ini banyak coretan dari tangan-tangan vandalisme yang sedikit mengganggu keindahan pantai ini.
dicelah batuan
configurasi batuan nan apik
sisi lain pantai tanjung tinggi
salah satu lokasi film laskas pelangi

Pantai Bukit Berahu
Sore menjelang...maka berburu sunset adalah kegiatan yang tak boleh di tinggalkan. Setelah puas bermain di pantai tanjung tinggi perjalanan kami lanjutkan menuju bukit berahu. Bukit Berahu adalah sisi barat dari pulau Belitung sehingga menikmati sunset di daerah ini adalah pilihan yang tepat. Di daerah ini terdapat beberapa cottage yang bisa menjadi pilihan anda untuk menghabiskan malam tapi tidak bagi kami yang kere-kere ini...kami hanya singgah untuk menikmati sunset di belakang sebuah cottage. Sunset memang selalu indah..alhamdulilah kami mendapatkan golden sunset yang maha indah...tak lupa kami pun bercengkrama dengan pasirnya yang juga sangat mempesona ditengah remangnya senja. Seperti biasa peraduan mentari dan garis laut ini tak kami biarkan begitu saja bergaya dan membidik kamera adalah wajib hukumnya..he..he...
the golden sunset Bukit Berahu
Golden sunset
melompat di sunset bukit berahu
the purple one sunset...dramtis he..he..