Dan topik kita kali ini masih membahas Kalimantan setelah sebelumnya tentang derawan, kalimantan Timur dan Tanjung Puting, Kalimantan Tengah maka kita lanjutkan cerita tentang kalimantan ini. Sekarang saatnya bergeser ke Bagian Barat yaps Kota Pontianak Kalimantan Barat. Kalimantan Barat memang tidak sepopuler daerah lain perihal wisatanya. Tapi bagi saya traveling not just about the destination but it is about the journey. Dalam hidup saya hal yang paling membahagiakan adalah ketika mampu berinteraksi dan menjalin cerita dengan orang -orang baru yang saya kenal. Bahagia adalah ketika saya bisa mempelajari dan bahkan memahami berbagai kebudayaan orang lain. Hal ini semakin menyadarkan saya bahwa ternyata kita diciptakan dengan latar belakang dan budaya yang sangat beragam, dunia ini maha kaya. Yap pada akhirnya saya akan kembali pada kesimpulan bahwa saya hanya makluk yang maha kecil.
Tugu Khatulistiwa
Eits cerita kemana-mana ini. Back to the story about Pontianak. Yang paling populer di kota ini tentu adalah tugu khatulistiwanya. Kota ini memang berada tepat pada nol derajat lintang. Artinya bila kita coba melibat bumi arah utara dan selatan maka kota ini tepat berada pada sumbu simetri lipatnya. Tugu khatulistiwa ini menjadi agak wajib hukumnya jika anda berkunjung ke kota ini. Untuk mencapai lokasi tugu ini tidak terlalu susah. Biasanya ada tukang ojeg atau mobil rental yang siap mengantarkan anda sesuai tujuan. Sebelum memulai perjalanan ada baiknya anda bersepakat masalah harga agar tidak ada yang dirugikan. hehehe. Hal ini selalu menjadi perhatian saya, setiap bertransaksi dimanapun berada. Untuk masuk dalam tugu ini kita memang diminta bayaran. dan di dalam tugu ini kita bisa menyaksikan beberapa sejarah dan cerita tentang astronomi dan terutama tentang tugu ini sendiri.
Tugu Khatulistiwa di Pontianak ini jaraknya kira-kira 5 Km ke arah utara kota Pontianak. Hawa panas memang sangat terasa di sini. Konon katanya tempat ini ditemukan pada tahun 1928 oleh tim ekspedisi atronomi Belanda. oh ya sebenarnya paling asyik mengunjungi tugu ini adalah pada bulan Maret dan September. Dimana pada saat itu terjadi kejadia alam yang unik dimana posisi perpotongan matahari dan garis khatulistiwa berada pada 109 derajar Bujur timur atau disebut kulminasi. Dimana pada saat puncak kulminasi, semua benda disekitar tugu ini tidak memiliki bayangan. Pemerintah setempat biasanya mengadakan serangkaian acara untuk menyambut dan sembari menunggu peristiwa kulminasi ini.
Kedaton Kadariah
Selesai mengunjungi tugu khatulistiwa maka tempat lain yang wajib didatangi adalah Kedaton Kadariah. Keraton ini terletak di daerah kampung dalam bugis, kecamatan Pontianak Timur ini, dapat di capai dalam waktu kurang lebih 15 menit dari pusat Kota Pontianak .Ini konon katanya adalah pusat pemerintahan Pontianak tempo dulu, Dan ini dibangun pada tahun 1771 dulu. Dalam bangunan tua ini tersimpan banyak sekali benda budaya seperti perhiasan yang masih dipake secara temurun semenjak zaman dahulu, Berbagai rekam dan jejak peninggalan masa lalu pun tergambar di sini .
Oh ya di museum ini juga tersimpan sebuah Alquran berukuran besar yang usianya sudah lebih dari 2 abad.
Museum Kalimantan Barat
Dan yang menarik dari kota Pontianak ini adalah dimana 3suku bangsa berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai. Mudah-mudahan konflik SARA tidak pernah menghampiri daerah ini. Suku Melayu, Dayak dan Tiong Hoa. Sebuah perpaduan kehidupan yang pantas untuk dipelajari. Social life yang unik menurut saya. Maka tak heran di kota ini kita akan menenumkan pusat-pusat kebudayaan malayu, Dayak dan Tionghoa. Nah untuk melihat budaya ini secara utuh maka Museum Kalimanta Barat bisa menjadi pilihan.
Dari barang-barang yang terpajang di Museum ini terlihat bahwa Kalimantan Barat adalah daerah yang pernah ditempai oleh beragam budaya . Disini kita bisa melihat keberadaan kebudayaan Hindu Budha, Islam, Cina, dan Eropa. Sayang tidak banyak waktu yang saya miliki untuk mengeklopre museum ini lebih lanjut.
Melihat dan menyaksikan kehidupan masyarakat di sekitar sungai Kapuas pun menjadi pilihan yang menarik bagi saya. Melihat kehidupan mereka yang sebagian besar tergolong kurang mampu bercengkerama dengan air yang warnanya sudah tak bisa didefinisikan lagi. Ah tiba-tiba saya langsung terbayang Elbe, Praha dan Wroklaw Polandia adalah tiga kota yang pernah saya kunjungi dimana sungai menjadi daya tarik tersendiri di sana. Berharap suatu saat sungai Kapuas akan menjadi kebanggaan Masyarakat Kalimantan tengah seperti kota-kota sungai utama lain di Dunia. wishing.... :D
Kehidupan di Sungai Kapuas |
Dan satu hal lagi yang patut anda coba di kota Pontianak adalah menikmati es nona dan es lidah buaya. Di Provinsi ini lidah buaya merupakan komoditas unggulan. Yaps lidah buaya ini ditanam di lahan-lahan gambut dan karena penyinarannya yang sangat cukup, maka kandungan gula pada parutan air lidah buayanya sangat tinggi, sehingga rasanya akan sangat berbeda dengan lidah buaya di provinsi lain. Bahkan konon katanya beberapa perkebunan lidah buaya saat ini dikembangkan menjadi agrowisata.