Perjalanan jakarta biak dimulai. Ini bukan hanya sekedar perjalanan biasa menurutku. Inilah perjalanan besar yang pernah aku jalani, dan tentu harapku bisa mengadakan perjalanan besar lainnya seperti cita-cita kecilku melanjutkan pendidikanku di sebuah universitas di Eropa sana. Perjalanan ini menjadi epilog cerita hidupku di bogor dan tentu menjadi prolog kehidupan di biak. Yaps Aku harus menyusun ulang kembali rencana-rencana hidup yang selama ini telah kurangkai. Kembali harus membangun semuanya dari titik terendah. Tapi inilah yang akhirnya menjadi warna unik dalam hidupku
Di pesawat aku berkenalan dengan ibu-ibu yang telah berdomisisli di biak selama kurang lebih 26 tahun. Dari ibu tersebut aku mendapatkan banyak cerita tentang biak. Sempat bertukar no hp. Si ibu selalu menghiburku, tenang pasti kamu bisa. Ibu itu mungkin bisa membaca segala kebinguangan yang telah membentuk siklon tropis di kepalaku. Bahkan di pesawat itu aku masih sempat bertanya pada ibu itu. Ibu benar ya pasawat ini akan ke biak. Lalu ibu itu hanya tersenyum sambil memegang tanganku.
“Penumpang yang terhormat, sebentar lagi kita akan melakukan pendaratan di Bandara Franskaisiepo biak. Gunakan sabuk pengaman anda……” suara pramugari itu mengagetkan ku. Pesawat merpati dengan penerbangan MZ telah terbang rendah. Retina mataku telah bersirobok dengan laut yang membiru lalu perlahan kuputar arah matak, retina itu akhirnya hanya diam melihat sebuah tulisan di atas atap sebuah bangunan ” FRANSKAISIEPO BIAK”. OH my God aku telah sampai di biak.Lagi-lagi ini bukan mimpi tapi kenyataan.
Setelah pesawat mendarat sempurna dengan sisa energi yang tersisa tepat pukul 05.36 WIT kakiku mendarat di bandara dengan run way terpanjang nomor dua di Indonesia. Wow international air port??? Like that……hmmmm……………
Ditengah kebingunganku ada seorang menghampiriku,” Ini yeli ya” katanya.
“Yah” jawabku, lalu laki-laki yang akhirya ku kupanggil mas bagus itu mengulurkan tangan mengatakan” Ini bagus, pegawai stamet biak” setelah berkenalan aku diajak
keruang bagasi untuk mengambil barang-barangku.
Sebuah bandara international yang hmm….aneh. inikah bandara international di sebuah negeri timur Indonesia? Aku hanya terkaget diruang bagasinya. Ternyata disini pengambilan barang lebih mirip pelelangan ikan . Barang akan disebutkan nomornya, lalu yang nomor barangnya disebutkan baru bisa mengambil barangnya sambil melihatkan buktinya.
Setelah semua barangku kuambil akhirnya aku diantar oleh pak suradi dan mas bagus dengan mobil kijang lama alakadarnya ke rumah ibu Fransina Ireew, atau lebih familiar disebut kasmet (kepala stasiun meteorology). Di rumah ibu fransina inilah aku akan tinggal sementara sebelum masalah rumah dinas terselesaikan. Dengan segala kelelahan aku cuman berguman ya tuhan disinikah aku kan menghabiskan hari-hariku untuk entah berapa lama. Sepi……dan tentu asing rasanya. Tapi dalam hati aku berguman” Karena baru kali ya, yakin yeli kamu pasti bisa.
Setelah menikmati istirahat siang , akhirnya jam 12 siang aku diajak ibu dan bapak untuk jalan-jalan mengelilingi kota biak. Sepi………….karena hari minggu. Maklum disini mayoritas penduduknya bergama nasrani, jadi geliat kehidupan sedikit berkurang karena sebagian besar mereka beribadah ke gereja. Aku juga diajak makan siang di sebuah rumah makan kalo nga salah namanya Madiun….
mmm…makan nasi pertama di biak.he…
mengelili jalanan yang sepi… panas… mampir sebentar ke pantai mencari kelapa muda. Kata ibu, haruz banyak minum kelapa muda karena sangat baik untuk menjaga kekebalann tubuh..taulah kan Biak negeri Papua yang sudah endemic dengan malaria…huff penyakit yang menakutkan. Bagi anda yang datang ke Papua dalam keadaan tidak fit maka bersiaplah anda akan terserang penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.
Setelah lelah sehartian menikmati hari pertama di kota biak, akhirnya kami pulang. Istirahat sebentar. After that di ajak ibu main ke pasar belanja sayur dan ikan terakhir ubi……ah ubi…
U know malan harinya aku menikmati makan malam dengan ubi. Makan ubi layaknya makan nasi dikasih sambal dan ikan. Pertama terasa asing tapi stelah itu sensor-sensor di lambungku sudah menormalkan benda asing itu.
Senin 10 maret 2008 akhirnya its my first day in BMG. Dengan bangga aku mengenakan seragam BMG yang aku salah masang logonya he…aku langsung kaget dan lemaz…melihat kantor yang katanya stasiun kelas 1. “wah nga kebanyang deh bagaimana kondisi kelas 3kalo kelas 1 aja kayak gini”. Gumanku dalam hati…kantor dengan bangunan yang terpisah-pisah seperti bangunan rumah petak. Petak pertama adalah ruanga aerologi, yaitu ruangan untuk pengamatan udara atas. Kotak kedua adalah raung tata usaha, ruang pusat administrasi kantor ini. Kotak ketiga kalo nga salah gudang dan pembuatan gas untuk balon aerologi. Kotak selanjutnya adalah kotak pusat data dan informasi, kemudian kotak ruangan kasmet dan terakhir adalah kotak teknisi dan satu ruang lagi terpisah jauh, Berada di bandara berdampingan dengan bangunan angkasa pura. Disanalah ruang forecaster dan observasi sinoptik beroperasi. Ruang yang tak layak lagi untuk ukuran sebuah kantor. Atap bocor dimana-mana. Rangkaian kabel bersilangan di dinding memebentuk sebuah hiasan lukiasan abstrak yang mungkin hanyascicak-cicak di dinding yang bisa memahami keindahan makna nya.
Huffffff kantorku sayang kantorku malang. Ya beginilahlah. Ini Indonesia timur bung…. U knowlah bagaimana differensiasi pembangunan antara barat dan timur di republic ini. Lalu siapakah yang salah atas semua ini? He……lho kok mencari siapa yang salah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar