Rute Perjalanan Hari Pertama: Taman Jaya-Handeleum Island- Cigenter River_Peucang Island-Cidaon in Java Island
Setelah istirahat di penginapan Pak Komar and pastinya foto-foto, kami siap menyapa TNUK. Perjalanan pertama menuju Pulau Handeleum. Dalam zonasi kawasan TNUK, Pulau Handeleum masuk dalam zonasi pemanfaatan hutan intensif dan hutan rimba. Zona pemanfaatan hutan intensif adalah zona untuk pengembangan rekreasi dan kepariwisataan sedangkan zona hutan rimba adalah zona yang inti yang masih dapat dijadikan tempat tujuan wisata tertentu.
Di Pulau Handeleum proses registrasi dilakukan. Satu tiket kedatangan di TNUK dapat di gunakan dalam jangka waktu satu minggu. Waktu satu minggu ternyata dinilai sebagai waktu minimal yang dibutuhkan untuk mengexplore seluruh TNUK. Beberapa spot lain yang indah dapat dinikmati di pulau ini. Darmaga berbackground pulau lain, hamparan tunas-tunas hutan bakau, hutan bakau itu sendiri adalah kolaborasi pemandangan yang maha indah. Bercengkrama dengan beberapa hewan yang dibiarkan lepas menjadi nilai plus pulau ini. beberapa orang diantara kami, berusaha mengajak sang hewan berpose. ....tapi kebanyakan hewanya malah kabur..." sorrry jack nga selever", ujar para hewan.he...he
Pulau Handeleum
Di Pulau ini terdapat resort yang dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan tempat penginapan di TNUK . Kantor pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon juga berada di pulau ini. Informasi lebih banyak lagi tentang Taman Nasional UK dapat diperoleh dari beberapa petugas di sini.
Sekilas tentang UK
TNUK dikelola oleh Departemen Kehutanan. Tahun 1846, Kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh Junghun dan Hoogerwerf ahli botani berkebangsaan eropa. Pada waktu itu mereka melakukan perjalanan ke Semenanjung Ujung Kulon untuk mengumpulkan beberapa species tumbuhan tropis yang eksotik.Tahun 1992, Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan SK. Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992. Meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, P. Handeuleum dan Gunung Honje. Dengan luas keseluruhan 120.551 ha, yang terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha.Tahun 1992, Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan sebagai The Natural World Heritage Site oleh Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO dengan Surat Keputusan No. SC/Eco/5867.2.409 tahun 1992 tanggal 1 Pebruari 1992.
Kami pun mendapatkan tawaran untuk naik cano menyusuri Cigenter River. Cigenter adalah sungai yang berada di TNUK wilayah Pulau Jawa. Sungai ini cukup panjang. Untuk menyusuri sungai CIgenter ini pulang dan pergi menghabiskan waktu 3 jam. Sungai ini berada dalam hutan tropis dengan habitat yang masih asli. Konon buaya masih menghuni aliran sungai ini. Cukup mengerikan juga...
Cigenter River
Untuk Naik Cano kami harus mengeluarkan uang Rp.50.000 per orang. Jumlah cano yang tersedia hanya dua buah. satu Cano hanya mampu menampung 5 orang. Ini berarti ada 4 orang diantara kami yang harus mengalah untuk tidak naik cano. Menunggu shift kedua akan memakan waktu yang lama. Finally, aku,nani, joki dan joko mengalah untuk tidak naik Cano.sedih juga tapi whateverlah..hiks..hiks
Sampan kecil yang membantu kami berlabuh di kawasan yang tak ada dermaganya
Cigenter RiverPerjalanan di lanjutkan menuju Cigenter River. Lokasinya berada di pulau Jawa maka kembali kami harus menaiki kapal motor. Di sekitar cigenter river tidak ada dermaga maka kapal motor yang kami naiki tidak dapat berlabuh. Dari tengah laut kami harus menaiki sampan kecil menuju pinggir pantai. dilanjutkan jalan kaki sekitar 200 meter menuju start point cano, menyebrang sungai yang dalamnya sepinggang dan melewati padang pengembalaan badak dan banteng.
di start point Cano, aku dan tiga orang yang tidak ikut perjalanan itu, melambaikan tangan pada mereka. Selanjutnya bersama pak udin, guide yang menemani tiga hari perjalanan kami, mengeklore kawasan ini. Mencari-cari Badak, tapi gagal menemukannnya karena Badak biasanya keluar di pagi dan sore hari.
Lelah mencari badak yang nga ketemu-temu, akhirnya kami memutuskan menyusuri bibir pantai pulau jawa ini. lembutnya pasir di daerah ini membuat aku tertidur nyenyak di atasnya. berasa seperti kasur dah. huaha...
Setelah Satu setengah jam menunggu, akhirnya teman-teman yang lain datang. kami berempat sempat kaget dan bertanaya, "kok cepat sekali mereka kembali". baru setengah dari jadwal yang direncanakan. Ternyata benar, any something wrong with their travelling. Ceritanya bang dedi menyebur ke sungai, maksudnya mau berenang dan berfoto. Wajah dua orang pemandu cano langsung pucat pasi. Sebenarnya beberapa saat sebelum bang Dedi mencebur, dua orang pemandu tersebut telah melihat ada buaya, tapi mereka tidak mengungkapkannya. Hal itu mereka lakukan untuk menghindari ketakutan dan kepanikan tim kami. Dengan Refllek dua pemandu langsung menyuruh bang dedi untuk naik, tapi bang dedi sempat mengatakan "nga apa-apa pak, saya bisa berenang",
si bapak berteriak "awas ada buaya".
huh...teman-temanku langsung pada panik apalagi bang dedi. dari cerita si bapak temannya sendiri di daerah sekitar bang dedi mencebur, dimakan buaya yang akhirnya meninggal dan kejadian itu terjadi di depan mata kepalanya sendiri. Peristiwa ini kami beri nama" nga apa-apa kok pak" mengutip kata-kata bang dedi.
Jadilah perjalanan itu tidak dilanjutkan, kembali ke start point Cano. after take some picture kami kembali menuju kapal motor dengan sampan kecil. Ready to the next trip. go to Peucang Island
si bapak berteriak "awas ada buaya".
huh...teman-temanku langsung pada panik apalagi bang dedi. dari cerita si bapak temannya sendiri di daerah sekitar bang dedi mencebur, dimakan buaya yang akhirnya meninggal dan kejadian itu terjadi di depan mata kepalanya sendiri. Peristiwa ini kami beri nama" nga apa-apa kok pak" mengutip kata-kata bang dedi.
Jadilah perjalanan itu tidak dilanjutkan, kembali ke start point Cano. after take some picture kami kembali menuju kapal motor dengan sampan kecil. Ready to the next trip. go to Peucang Island