kematian telah membungkus kalimat kehidupan itu pergi, kematian datang tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, namun sungguh ia adalah keniscayaan.
Rabu, 7 April 2010 pukul 21.00,
Kesadaranku tersentak ketika kabar lewat Telp mengatakan dirimu dalam keadaan kritis dan dalam perjalanan menuju rumah sakit M jamil kota padang. Ketika kutanyakan kenapa, mereka pun tak bisa menjawab dan hanya berkata, "mohon doa untuk mu". Tanpa tanya lebih lanjut, telp itu terputus. Dua jam setelah itu HPku kembali berdering dan mengabarkan bahwa dirimu telah pergi untuk selamanya. kaget, tak percaya, panik dan semuanya bercampur. Hanya tangis yang mengalir.
merasakan ini hanyanlah sebuah mimpi. Semuanya begitu cepat...sore hari masih beraktifitas seperti biasa, malam harinya Allah telah mengambilnya. Tapi ya itulah kematian, kita semua sudah sama-sama tau dia datang dengan cara apapun dan dalam waktu apapun. sungguh kita tak bisa mengelak darinya.
Setelah membooking sebuah tiket penerbangan paling pagi, aku pun berkemas demi sebuah perrtemuan terakhir dengan mu. tepat jam tiga pagi damri dari bogor melaju menuju bandara soekarno hatta. beruntunglah dalam perjalanan ini aku bersebalahan dengan seorang bapak2, yang memberikan banyak nasehat untukku. Jam 12.30 WIB tanggal 8 April 2010, itulah pertemuan terakhirku denganmu kakakku. sebelum kain kafan putih itu membukus utuh tubuhmu dan sebelum bulir-bulir tanah menutupi peristirahatan abadimu. senyuman yang begitu manis, kau berikan kepada dunia dan semua orang yang kau tinggalkan. semoga jannah adalah peristirahtan abadimu, dan semoga dilapangkan alam kuburmu.
Gusri yulisol itulah namamu. hanya 35 tahun waktu yang disediakan pencipta untukmu,berkelana di dunia ini. Uda Co itulah nama yang selalu kami,adik-adikmu, panggil untukmu. Terlahir sebagai anak sulung, engkau telah mengorbankan banyak hal untuk kami. Terimakasih kakak ku untuk semua itu. semoga segala kebaikan mu mendapatkan balasan dari yang Kuasa.
Ternyata ini adalah foto terakhir kita berlima, semoga tali cinta selalu mengalir dalam jiwa kami
Farik dan Fikri dua buah cintamu, yang masih kecil-kecil,tentu saat ini mereka, tidak menyadari kemana bapaknya pergi. Sungguh nasib mereka tak sebaik anak-anak lain, dalam usia sekecil itu harus ditinggal ayahnya. Hanya tangis yang mengalir jika melihat wajah-wajah mereka. Akan kuberikan cinta dan kasihku untuknya,kakakku.
Foto terakhir dengan mu kakakku, lebaran 2009. Dua buah hati dalam dekapan mu
pelajaran dari kematian
dekat...sungguh kematian itu begitu dekat. Pelajaran kehidupan yang kembali menyadarkan ku akan hakikat kehidupan sesungguhnya. Ya Allah hanya dalam hitungan menit semuanya berubah..
Akhir sebuah kehidupan yang mungkin bagi sebagian orang Menyeramkan, Tragis, namun tentu kita sebagai hamba-Nya tak mampu menggores episode kehidupan kita, apakah kita akan mengakhiri kisah perjalanan hidup di dalam Bus, Pesawat, Kereta Api, dalam keadan Sakit, kecelakaan, Sedang bertugas, ada yang mendapat serangan Jantung, sedang menuntut Ilmu, dalam sebuah Rapat sekali pun, kematian menghampiri kita dengan cara yang misterius. Semua adalah kehendak-Nya.
kita tak dapat berandai-andai dengan kehidupan, justru yang dapat kita andaikan kepulangan. Hidup bukanlah air mengalir, bukan pula garis lurus yang dapat ditelusuri ujungnya. Perjalanan manusia pulang ke asalnya menyadari kemanusiaan, kita bukan apa-apa.
Pada akhirnya kita harus sadar, bahwa kita hanyalah manusia. Makluk lemah yang tak berdaya menghadapi setiap keputusan dan ke hendak Allah. semoga dengan ilmu dan daya yang sedikit ini menyadarkan kita akan hakikat hidup. Bahwa kita juga akan kembali...
Namun satu yang akan selalu kita pinta, semoga, Bahwa kita mengakhiri ini semua dengan Indah, penuh ridho-Nya, ,membawa segudang prestasi yang terukir di langit. Dan amalan kita persembahkan untuk-Nya semata, bukan karena makhluk.
Maka semoga Alah Swt memberikan kita semua ahkir kehidupan yang indah, menggenggam sebuah nafas melafadzkan asma-Nya, dalam langkah kebaikan, dan sebuah perjalanan cinta untuk mencari ridho-Nya. Semoga kepingan amal yang terkecil pun dapat dimaknai-Nya , agar bernilai pahala, sebagai bekal pulang kita kelak. Semoga.
Yel, gue turt berduka cita atas berpulangnya kakak lo. Sebenarnya pi2t kasih tau beritanya pas lo berangkat ke padang, tetapi saat yang sama gue dapat berita buruk tentang kesehatan gue, jadi baru sekarang gue bisa ucapkan belasungkawa, yang sabar ya bu...!!
BalasHapus