Desau
angin Maatstrich adalah satu dari sekian banyak novel yang menginspirasi saya untuk menginjakkan
kaki ke tanah Belanda. Yaps Novel ini
saya baca pertama kali beberapa tahun
yang lalu, saat baru menyelesaikan
pendidikan sarjana saya. Intinya novel ini mengajarkan bahwa dengan
melihat dunia luar dengan luas kita akan menemukan banya hal yang lebih penting
untuk difikirkan dari pada sekedar urusan cinta dan hati yang taka da ujung
pangkal nya…ngenes memang :p. Ceritanya
trip patah hati..:(
Maka
dari itu ketika mendapatkan kesempatan untuk Stay di Holland maka
Maatstrich menjadi kota yang wajib saya kunjungi. Maatsrich adalah Kota diujung selatan Belanda yang berbatasan langsung
dengan German dan Belgia. Bahkan di daearah ini terdapat tugu drailenderec,
yang merupakan tugu pertemuan garis batas tiga negara tersebut ( akan
diceritakan lengkap pada episode berikutnya). Maka tak heran kota ini masih
harus ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Delft. Mengingat transportasi adalah hal yang sangat
mahal di Belanda maka untuk menempuh
kota-kota yang jauh kami berusaha menggunakan dackkart. Dakcard adalah semacam
tiket promo seharga 17 euro yang bisa digunakan seharian kemanapun di Belanda
ini. Sayang tiket ini hanya dijual pada
waktu-waktu tertentu dan biasanya langsung habis. He..he.. Dan beruntung kami
mendapatkan banyak dakcard selama stay di belanda berkat bantuan salah serorang
teman yang sedang menempuh pendidikan Phd nya di Utcrect University.
Secara
umum Maatstrich adalah kota yang sepi seperti waganingen dibandingkan dengan
kota-kota lainnya di Belanda. Tapi sebenarnya suasana pedesaan Belanda ini lah
yang pengen saiya nikmati. Denyut kehidupan pedesaan modern yang sepi, teratur
dan cukup mendamaikan. Sepanjang perjalanan kami disugugi pemandangan yang
menakjubkan. Lahan-lahan pertanian tertata dengan baik. Padang gembala yang
tertata dengan apik dan sapi-sapi
berwarna hitam putih yang gemuk dan
subur. Serta dilengkapi dengan kastil-kastil yang unik, yang menjadi penciri,
It is Holland.
Maatsricht juga merupakan salah satu tujuan belajar
mahasiswa asing karena di kota ini terdapat salah satu universitas terbaik juga
yiatu Maatstrich University. Namun
sedikit disayangkan di kota ini penduduknya kebanyakan tidak bisa berbahasa
Inggris, terutama generasi tuanya :p
Dan
setiap tahun di kota ini dilaksanakan “ The Maastrich Festival” . ini merukan
agenda budaya yang cukup dinanti.
Berbagai atraksi dan pergelaran budaya di tampilkan. Tentu dengan nuansa orange
nya. Biasanya pada ajang ini Mahasiswa
dari berbagai penjuru Belanda yang dating dari berbagai belahan dunia dating
meramaikan. Sangat disayakan saya belum sempat menikmati Festival ini.. Wishing
someday.he..he…