31.7.13

Desau angin Maatstrich

Desau angin Maatstrich adalah satu dari sekian banyak novel  yang menginspirasi saya untuk menginjakkan kaki ke tanah Belanda.  Yaps Novel ini saya baca  pertama kali beberapa tahun yang lalu,  saat baru menyelesaikan pendidikan  sarjana saya.  Intinya novel ini mengajarkan bahwa dengan melihat dunia luar dengan luas kita akan menemukan banya hal yang lebih penting untuk difikirkan dari pada sekedar urusan cinta dan hati yang taka da ujung pangkal nya…ngenes memang :p.  Ceritanya trip patah hati..:( 


Maka dari itu ketika mendapatkan kesempatan untuk Stay di Holland maka Maatstrich  menjadi kota yang wajib  saya kunjungi.  Maatsrich adalah  Kota diujung  selatan Belanda yang berbatasan langsung dengan German dan Belgia. Bahkan di daearah ini terdapat tugu drailenderec, yang merupakan tugu pertemuan garis batas tiga negara tersebut ( akan diceritakan lengkap pada episode berikutnya). Maka tak heran kota ini masih harus ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Delft.  Mengingat transportasi adalah hal yang sangat mahal di Belanda maka  untuk menempuh kota-kota yang jauh kami berusaha menggunakan dackkart. Dakcard adalah semacam tiket promo seharga 17 euro yang bisa digunakan seharian kemanapun di Belanda ini.  Sayang tiket ini hanya dijual pada waktu-waktu tertentu dan biasanya langsung habis. He..he.. Dan beruntung kami mendapatkan banyak dakcard selama stay di belanda berkat bantuan salah serorang teman yang sedang menempuh pendidikan Phd nya di Utcrect University. 
Secara umum Maatstrich adalah kota yang sepi seperti waganingen dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Belanda. Tapi sebenarnya suasana pedesaan Belanda ini lah yang pengen saiya nikmati. Denyut kehidupan pedesaan modern yang sepi, teratur dan cukup mendamaikan. Sepanjang perjalanan kami disugugi pemandangan yang menakjubkan. Lahan-lahan pertanian tertata dengan baik. Padang gembala yang tertata dengan apik dan  sapi-sapi berwarna hitam putih  yang gemuk dan subur. Serta dilengkapi dengan kastil-kastil yang unik, yang menjadi penciri, It is Holland.
Maatsricht  juga merupakan salah satu tujuan belajar mahasiswa asing karena di kota ini terdapat salah satu universitas terbaik juga yiatu Maatstrich University.  Namun sedikit disayangkan di kota ini penduduknya kebanyakan tidak bisa berbahasa Inggris, terutama generasi tuanya :p
Dan setiap tahun di kota ini dilaksanakan “ The Maastrich Festival” . ini merukan agenda budaya yang  cukup dinanti. Berbagai atraksi dan pergelaran budaya di tampilkan. Tentu dengan nuansa orange nya.  Biasanya pada ajang ini Mahasiswa dari berbagai penjuru Belanda yang dating dari berbagai belahan dunia dating meramaikan. Sangat disayakan saya belum sempat menikmati Festival ini.. Wishing someday.he..he…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar