17.2.09

biak dalam sketsa kata:edisi 2

biak edisi 2 (april 2008)


Maret,tertanggal delapan akhirnya aku berangkat ke Biak. proses keberangkatan yang membuat jantung dag-dig-dug tapi alhamdulilah semua akhirnya terselesaikan, karena toh saat ini aku telah di Biak. Semuanya telah membuat banyak cerita, menggabungkan semua rasa yang ada, kadang tak lagi bisa kumendefinisikannya.


Detik-detik keberangkatan ku ke Biak adalah kebodohan-kebodohan yang pernah aku lakukan. Aku jadi geli sendiri bila mengingat semuanya. Untung aku punya teman-teman yang sangat mengerti, yang akhir menjadi dewa penyalamat bagiku. Benar-benar manusia yang aneh.he.......................... Entah sampai kapan kebodohan-kebodohan ini harus ku alami.

Hari-hari menjelang ke Biak adalah hari-hari terberat dan tersibuk bagiku, Harus menyelesaikan tanggungjawab di tempat kerjaku. Karena disaat itu pekerjaanku sangat menumpuk. Syukurlah aku diberikan kesempatan dua minggu untuk menyelesaikan tanggungjawabku. Semuanya harus kukerjakan dengan cepat disamping aku harus mencuri waktu untuk bisa pulang kampung ke padang sebelum berangkat ke Biak. Tanggal 1 Maret 2008 akhirnya aku pulang ke Padang, dan selasa tanggal 4 Maret aku harus pulang lagi ke jakarta. Harapanku untuk melepaskan segala keteganganku di rumah sirna sudah. karena kesibukan luar biasa yang menantiku di rumah. yah ibuku mangadakan syukuran dan doa untuk melepaskan kepergianku ke biak.

Jumat(7 maret) malam semua keperluan dan barang-barang yang kubutuhkan ke biak telah kupersipan. hal-hal penting telah selesai kupackag. barang tetek bengek lainnya masih belum sempat aku pack tapi telah ku kelompokkan. Aku benar-benar letih....... Aku baru selesai mengerjakan semuanya pukul 3 dini hari. Sementara sabtu paginya aku harus ke jakarta dan mengunjungi beberapa rumah saudara dan temanku di bogor.

Kesabaraku di uji, kereta yang ku tumpangi ke Jakarata ternyata mogok. Dengan segala keletihannku aku masih sempat mengunjungi beberapa rumah teman dan sauadar-saudaraku di bogor. Tapi aku baru sampai di kosan pukul lima lebih. Teman-teman kos ku semuanya cemas melihatku. Aku di suruh makan, karena memang dari pagi aku belum makan. Akhirnya teman-temanku itulah yang memasukkan barang-barang dan perlengkapanku ke dalam tas ku sehingga aku tak tau apa isi tasku. Selesai makan akhirnya aku mandi, oo .....ternyata semua peralatan mandi telah dimasukkan dalam task dan tak mungkin dibongkar lagi. Akhirnya pake sabun temanku deh. Selesai mandi saking bingungnya, waktu akan mengembalikan sabun ketemanku, aku terkaget ternyata yang kubawa bukan sabun tapi gayung. he.....................Ya Allah kok bisa ya aku melakukan kebodohan ini. Teman-teman ku akhirnya tertawa ngakak-ngakak melihat semua kejadian ini. Kebodohan lain adalah ternyata pakaian yang akan kukenakan juga belum disetrika, akhirnmya teman kosanku juga yang menyetrikakan pakaianku. Ya allah terima kasih telah kau anugrahkan sahabat-sahabat yang sangat baik untukku.Tanpa mereka aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

Tepat pukul 17.30 aku berpamitan dengan teman-temanku. Menangis pasti. Aku sedih meninggalkan semua kenangan yang telah kuukir bersama mereka. Hujan di luar sangat lebat sekali. Bogor telah sangat sedih melepaskan kepergianku ke biak. He....he.... (geer aja)
” Bogor dengan segala kenangan dan sejarahmu aku berangkat ke negeri yang tak pernah aku bayangkan. Aku sangat-sangat sedih meninggalkanmu. Perpisahan ini bukanlah luka tapi meninggalkan luka. Bogor kau telah mengajarkanku banyak hal, kau ajarkan aku tentang kebahagiaan dan kesedihan. Kau pahamkan aku tentang perjuangan dan keberhasilan, kau ajarkan aku tentang makna dan hakekat kehidupan yang sesungguhnya. Kau ajarkan aku tentang makna persaudaraan dan kedewasaan. Bogor.............semuanya mulai kupahami di kota mu. Ternyata Allah telah punya rencana lain untukku. kebersamaan kita harus terakhiri dalam waktu yang tak pernah aku pahami. Tujuh tahun ternyata sudah cukup bagiku untuk menikmati romantisme hidup di kesegaran kota mu”

Tubuhku benar-benar telah lelah. Dalam perjalanan Bogor-Cengkareng ku termenung dan berfikir , ya allah ternyata memang jalanku ke Biak, walau jalan ini berliku tapi kau permudah aku menempuh semuanya. Akhirnya akupun tertidur pulas dalam bis. Namun sayup-sayup aku mendengarkan sebuah lagu dari sebuah grup band dinegeri ini. Wah lirik lagunya benar-benar cocok untuk melepaskan kepergianku ke Biak.

Ku teringat hati yang bertabur mimpi,
Kemanakah kau pergi cinta
Perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri kuatkanlah hati cinta................
Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
yang kan membelai mu cinta...................................................
Kekuatan hati yang berpegang janji, gemgamlah tanganku cinta
Kutak akan pergi meninggalkan mu sendiri
Temani hatimu cinta
................

Lagu ini telah mengingatkan ku bahwa Allah selalu bersamaku. Lagu ini benar-benar telah memberikan semangat besar bagiku. Aku yakin aku bisa menjalani semuanya. Demi sebuah cita-citaku menjadi Ahli statistical Meteorology ku jalani semua ini. Dan Akhirnya akupun ingat pesan orang tua ku. ”Anakku, selamat berjuang, tegapkan kepalamu, dan yakinlah kau pasti bisa mencapai asa dan citamu. Kurelakan dirimu berlayar dan berkelana. Walau ini menyakitklan tapi ibu benar-benar harus melepaskanmu. Dan ibu sangat yakin kau bisa menjalani ini”

Ya allah mukaku basah dengan air mata. terimakasih telah kau anugrahkan aku keluarga yang telah mengizinkan aku berkelana demi cita-citaku. Kau lahirkan aku dari keluarga dengan perjuangan yang tak mudah tapi inilah yang akhirnmya membuatku paham tentang perjalanan hidup ini. Akan ku buktikan pada dunia bahwa aku bisa berbuat banyak disini, terlalu banyak hal yang telah aku korbankan untuk semua ini. Bern University tunggu aku dua tahun lagi di sana. Amin...............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar