25.2.09

FRANSKAISIEPO AIRPOT

Bandara International Frans Kaiseipo adalah salah satu bandara yang sempat kukunjungi. Bandara international ini terdapat disebuah pulau kecil di utara propinsi Papua. Latar belakang sejarah ditambah adanya warna budaya yang khas dalam operasional bandara ini menjadikan bandara ini unik dimataku. Run way bandara yang panjang, menjadi pemandangan yang sangat menarik jika dilihat dari salah satu bukit tempat dimana pusat ionosfer LAPAN berada. Ditambah Pemandangan laut di pinggir bandara ini menjadikannya semakin menarik

Bandara ini memiliki panjang run way 3.570 mater dengan lebar 45 meter. Konon katanya run way nomor dua terpanjang di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta. Bandara ini terletak diitengah perkampungan rakyat. maka tak heran di tengah bandara ini terdapat jalan yang menghubungkan perkampungan rakyat tersebut. Maka untuk manjaga keamanannya, disini akan terdengar suara sirine apabila ada pesawat yang take off atau landing. Sirinenya sangat memekakkan telinga yang terdengar hingga radius beberapa kilometer dari bandara.
Menurut sejarah, sebelum diganti namanya menjadi Bandara Frans Kaisiepo, bandara yang dibangun oleh pasukan sekutu itu bernama Lapangan Terbang Mokmer, sesuai dengan nama kampung tempat lapangan terbang ini berada. Bandara ini oleh tentara sekutu dijadikan tempat pertahanan mereka dengan Jenderal Douglas McArthur sebagai panglimanya. Bahkan pernah mereka bertempur habis-habisan dengan tentara Jepang untuk merebut tempat ini.
Pada awal hingga pertengahan tahun 1990-an, Bandara Frans Kaisiepo pun pernah menjadi gerbang udara internasional untuk Indonesia kawasan timur. Sebab, saat itu ada penerbangan Jakarta-Denpasar-Biak yang dilanjutkan ke Los Angeles , dan penerbangan Denpasar-Biak langsung ke Seattle. Pernah juga Pemerintah Provinsi Irian Jaya-waktu itu-justru berencana untuk menambah penerbangan Tokyo-Biak. Dengan harapan para wisatawan Jepang akan lebih mudah datang langsung ke Papua mengingat banyak sekali tempat-tempat bersejarah bagi mantan anggota pasukan perang Negeri Matahari Terbit itu yang bertugas di sana. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tewas di sana.
Itu sebabnya di sana pun telah dibangun hotel berbintang empat, yaitu Hotel Biak Beach Marauw. Tetapi karena ketidakmampuan pemerintah untuk menghidupkan serta menggulirkan roda pariwisata Papua, akhirnya semua tinggal menjadi bangunan tanpa tuan. Padahal proses pembangunan hotel itu pun merupakan satu-satunya contoh di mana investornya mengikutsertakan warga pemilik tanah sebagai pemilik modal.
Bandara ini semakin menemui titik nadirnya ketika pertengahan tahun 1990-an rute penerbangan internasional tadi menghilang. Ditambah lagi ketika Kota Timika, di Kabupaten Mimika, semakin berkembang karena menjadi tempat transit bagi para pekerja PT Freeport Indonesia. Akhirnya semakin berkurang saja jumlah penerbangan domestik yang melalui Bandara Frans Kaisiepo, Biak.
PT. Angkasa Pura sebagai pengelola bandara ini selalu mengalami kerugian karena sedikitnya penerbangan yang beroperasi di daerah ini. Semantara biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk merawat bandara dengan runwaynya yang panjang ini cukup besar. Kerugian yang diderita PT. AP 1 tiap tahunnya mencapai triliunan rupiah.
Ups satu lagi keunikan bandara ini yaitu posisinya berada didekat orbit .menjadikan bandra ini sangat strategis untuk peluncuran satelit. ditambah lagi tanah bandara ini yang sangat padat dan kokoh karena berada di kawasan batu karang.
Negara Rusia dan Paman sam adalah dua negara yang menyatakan ketertarikannya untuk meluncurkan satelitnya dari bandara ini. Tapi akhirnya Rusialah yang benar-benar merealisasikan keinginannya. Rencanannya pada tahun 2010 Rusia akan meluncurkan satelitnya. Menurut catatan Jubi investasi program peluncuran satelit dari udara yang dilakukan Airlunch Aerospace Corporation Rusia di Kabupaten Biak Numfor ini mencapai 31 hingga 40 juta dolar AS. Sedangkan total nilai investasi program peluncuran satelit Rusia itu secara keseluruhan berkisar 200 juta hingga 250 juta dolar AS.
Rencana peluncuran satelit rusia ini mendapat penolakan dan pertentangan dari berbagai elemen masyarakat. Karena dampak dari peluncuran satelit tersebut akan mengancam kelangsungan hidup alam dan lingkungan adat di Papua. Tapi akhirnya program ini akan segera dilaksanakan, dengan alasans Bandara Frans Kaisiepo Biak hanya digunakan sebagai landasan pacu pesawat Antonov 124 dan fasilitas penunjangnya. Roket dan satelit tidak diluncurkan dari Pulau Biak melainkan di perairan International minimum 400 KM dari Pulau Biak
Yeli, dari berbagai sumber


Bandara Franskaisiepo Biak dari citra satelit lapan





4 komentar:

  1. wah klo liat citra satelit bandara biak, sepertinya ada rongsokan pesawat tuh didepan hanggar, pesawat apa tuh ya?

    BalasHapus
  2. wah kurang tau tuh mas..wah perhatiannya detail sekali ya mas..
    makasih dah menunjungi blog ku..
    ditunggu kedatangannnya kembali

    BalasHapus
  3. l luv my Biak Island.

    www.biaknumfor.com
    www.infobiak.com

    BalasHapus
  4. Biak ada dua bandara, satunya peninggalan Belanda tp sdh tdk digunakan di kawasan Angkatan Udara di Samofa dan satunya digunakan untuk bandara komersial. nah klo dibandara yg lama disamping hanggar memang ada peninggalan pesawat tempur jaman Belanda.

    Wahyu Tri

    BalasHapus