17.2.09

biak dalam sketsa kata:edisi satu

Biak edisi 1(maret 2008)


Hidup dan nasib kadang tampak berantakan, fantastis dan sporadic namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi secara kebetulan. Ini adalah fakta penciptaan yang tak terbantahkan (edensor, dikutip dari karya harun yahya)
Subhanallah, alhamdulillah hanya kata itu yang patut kuucapkan saat ini atas semua proses kehidupan yang telah kujalani. Proses-proses inilah yang akhirnya memahamkan ku akan banyak hal.

Hidup ternyata adalah pilihan. kita akan selalu diuji dengan segala pilihan-pilhan yang kita pilih dan yang pasti setiap pilihan punya konsekwensi masing-masing.
Menjadi PNS akhirnnya menjadi pilihan hidupku, setelah hampir dua tahun melalang buana dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Restu orang tua akhirnya menjadi alasan terkuat untukku menjadi PNS, disamping aku berharap bisa melanjutkan pendidikan pasca sarjanaku melalaui scholarship. Karena menurut teman-temanku beasiswa master/post graduate untuk PNS sangat banyak, yang itu berarti kesempatanku untuk memperolehnya sangat besar.

Akhirnya tanggal 6 November 2007 aku mengikuti tes PNS di sebuah badan pemerintah (BPPT) yang telah menjadi mimpiku. Namun sayang nasibku ternyata bukan di sana. Tanggal 16 November aku mengikuti tes PNS di BMG, tanggal 24 November aku mengikuti tes PNS di Departemen Pertanian. Kerena pelaksanaan tes PNS yang tidak sama antar departemen membuat aku bisa mengikuti tes di banyak tempat.

Tanggal 30 November keluar pengumuman ujian tertulis BMG, alhamdulilah aku lulus dan tanggal 5 Desember aku mengikuti tes wawancara. Aku diwawancarai oleh Kepala Biro Kepegawaian BMG, Pak Sugianto. Tes wawancara di BMG adalah tes wawancara terunik yang pernah aku jalani. Bayangkan saja wawancara hanya dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 menit dan hanya dengan satu pertanyaan “Siapkah ditempatkan diseluruh Indonesia?” yang akhirnya kujawab siap ditempatkan di seluruh Indonesia asalkan jangan di Papua dan berharap bisa ditempatkan di Sumatera (kerena sumatera adalah tanah kelahiranku).

Tanggal 10 November akhirnya menjadi hari penentu bagi nasibku di BMG. Karena hari itulah pengumuman akhir dan penempatan untuk CPNS di BMG diumummkan. Ternyata pengumumannya baru keluar tanggal 11 dini hari. Pagi tanggal 11 aku di sms temanku yang kebetulan juga PNS di BMG, yang memberitahukan bahwa aku lulus di BMG tapi ditempatin di Biak, Papua. Syok, itulah respon pertamaku.HP yang ku pegang sampai jatuh. Aku tak lagi dapat mendefinisikan perasaanku saat itu. Entah harus bahagia atau sedih dan tanpa aku sadari aku menangis tapi aku tidak dapat memahami tangis ku itu, bahkan sampai saat ini.

After that announcemnt yang aku lakukan adalah menghubungi orang tua ku. Orang tuaku menyikapi dengan sangat bijak keputusan ini. Ibuku hanya menjawab, “Nga usah panik anakku. Tenanglah, Allah pasti memberikan yang terbaik untukmu. Percayalah bahwa scenario Allah adalah scenario terbaik yang pernah ada di alam ini. Berdoalah, supaya diberi petunjuk yang terbaik. Jika memang itu jalan yang terbaik ibu merelakannmu. Karena ibu sadar bahwa Biak adalah bumi Allah yang layak dan pantas kau hidupi”. Jawaban ibuku itu akhirnya menjadi penyejuk hatiku ditengah kebingungan yang luar biasa.

Aku hanya punya waktu 4 hari untuk mengambil keputusan ini.” Ya Allah jika ini adalah memang jalan terbaik bagiku, yakinkanlah aku bahwa ini yang terbaik bagiku. Tunjukkanlah dengan segala kekuasaan dan caraMu dan permudahlah semua jalannya”.

Kadang aku sempat berfikir dunia ini tidak adil (astagfirullah). Mengapa harus aku yang ke biak???? dan atas dasar apa aku ditempatkan ke negeri yang sangat jauh itu?. Ya Allah ampunkan hamba atas segala prasangka yang sempat terbesit dalam pikiran hamba ini.
Akhirnya aku diingatkan oleh temanku, ”Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah direncanakan. Kau adalah orang yang tepat melangkah ke sana, dan kalau bukan kau siapa lagi yang akan ke sana. Dan ku yakin kau mampu menjalani kehidupan di sana. Jauh??? Bukankah kau ingin berkelana ke negeri yang lebih jauh dari itu. Masalah komunitas???? Bukaknkah kau juga mendabakan perjalanan ke tempat yang jauh lebih kompleka komunitasnya.So..... mungkin ini latihan awal untuk cita-cita besarmu”.
Ya Allah, terimakasih telah kau anugrahkan aku sahabat-sahabat yang sangat mencintaiku, ternyata masih ada ketulusan cinta ditengah kerasnya kehidupan ini. Untuk sahabatku Ritma,Nazla, uni Asma, mba Cuit, Mba Hen and all hanana crew, persaudaraan kita begitu indah sis!. Kalian telah melukis garis-garis warna yang sangat bermakna dalam pelangi hidupku. Persahabatan kita takkan pernah hilang, walau jarak tak lagi terhitung antara kita. Inilah romantisme kehidupan. kita akan selalu bertemu, tertawa dan berpisah lalu menangis. Persahabatan kita begitu manis, di akhir kebersamaan ini. Aku takut akan kesenderian, tapi akhirnya aku menyadari bukankah kita terlahir ke dunia ini dalam kesendirian dan akan kembali dalam kesendirian juga. Kesendirian adalah sebuah keniscayaan.
Lalu tak ada alasan lagi bagiku untuk tidak mengambil kesempatan ini. Akhirnya Bismillahirahmnirrahim, Biak kupilih kau sebagai bagian dari sejarah hidupku.

Kita akan selalu diuji dengan segala pilihan yang telah kita pilih. Yah ketika dengan sudah mantapnya aku memutuskan langkahku ke Biak, aku di uji dengan pilihan yang lain. Tanggal 30 desember, aku di terima CPNS di Departemen Pertanian. Nga tanggung-tanggung nama ku ada diurutan pertama, walau sampai sekarang aku tidak pernah tau atas dasar apa urutan nama tersebut dan kemungkinan besar penempatanya di Balai Agroklimat dan Hidrologi Bogor. Akhirnya kebimbangan-kebimbangan kembali menghuni kepala ku ini. Aku juga tidak lagi bisa mendefiniskan perasaan ku saat itu. Lalu akuberguman,” Ya Allah mengapa aku tidak pernah menikmati kemenanganku. Tidak seperti teman-temanku yang lain, lansung mengeluarkan ekpressi bahagia yang luar biasa.Tapi bagiku yang ada adalah kebimbangan dan kebingungan”. Aku kembali tak bisa tidur, nga bisa makan (stress .......aku stressss).
Tapi alhamdulilah aku bisa mengatasi semuanya. Orang tuaku menyerahkan keputusan ini seutuhnya kepada ku . ’saat ini kau telah dewasa, tentukan sendiri pilihanmu. Kami sekeluarga mendukung apapun keputusanmu”. Karena peristiwa-peristiwa seperti ini bukan peristiwa pertama dalam hidupku. Aku juga pernah bingung dengan pilihanku waktu menentukan universitas mana tempat aku akan melanjutkan studiku. Dan kata ibu ku lagi peristiwa seperti ini pasti akan terus berulang dalam jalan hidupmu. Pesan ibuku adalah ketika kau sudah mengambil keputusan, mantapkan hatimu dengan keputusan itu. Jangan ingat lagi pilihan yang lain. Semuanya pasti ada sisi baik dan buruknya. Kerena keputusan dalam kehidupan ini ibarat pisau bermata dua.

“Bisa memilih adalah anugrah”. Akhirnya semua kemungkinan, kelebihan dan kesempatan kupertimbangkan dalam pengambilan ke putusanku. Tanggal 13 januari aku memutuskan untuk memilih deptan dan tanggal 15 Januarinya aku melakukan registrasi. Akhirnya aku mengajukan pengunduran diriku di BMG. Prosesnya sangat tidak jelas. Yah aku bersedia membayar denda 10 juta atas pilihnku ini. Kerena kata ibuku sosial cost ku di Biak juga seharga dengan denda itu. Karena aku harus memulai semua kehidupanku dari nol lagi. Jawaban yang pasti dari semua itu adalah pihak BMG tidak mengizinkan ku untuk melakukan pengunduran diri ini. Dengan berbekal nekad aku tetap melakukan registrasi di deptan dan aku siap dengan segala dampak dan akibat atas segala kenekatan ku ini.

”Tuhan tau, tapi dia hanya menunggu”. Allah yang maha tau atas segalanya. Sepanjang penantian atas kedua keputusan ini aku banyak diberi petunjuk jalan ke Biak. Hampir tiap hari aku berinteraksi dengan orang-orang yang pernah tinggal di Biak kususnya dan Papua umumnya. Dan semua orang yang pernah kutemui itu selalu mengatakan dan menyarankan ku untuk mengambil kesempatan ke Biak ini. Aku pun akhirnya berkenalan dengan teman yang juga pegawai BMG biak, walau perkenalan kami hanya lewat frienster. Tapi akhirnya aku bisa menghubunginya lewat komunikasi SMS, dari dialah akhirnya aku punya gambaran tentang BIAK. Aku pun juga dikenalkan dengan seorang mba-mba yang tinggal di Biak mengikuti suaminya yang bekerja di Merpati Biak. aku juga sempat kontac2 dengan mba tesebut dan ternyata punya ternyata rumah mba tersebut dekat dengan kantor ku. Beberapa waktu setelah itu, aku pun dikasih tau kalau aku punya saudara di Biak tapi saudara jauh yaitu adik Ipar sepupuku yang bekerja di pemda Biak tapi saat ini sedang berTugas di Jakarta.

Akhirnya tempat bukan lagi menjadi masalah bagiku. Yang jadi masalah bagiku adalah di manakah aku bisa memberikan kontribusi yang lebih, di manakah aku benar-benar dibutuhkan. Kuhubungi dosen-dosenku, yang kesemuanya menyarakan aku untuk tetap di BMG. Dan sebagian besar saudara-saudaraku juga menyarankan ku untuk ke BMG.
Akhirnya aku punya sedikit ttitik terang atas kebingunganku. aku pun sering diberi petunjuk lewat mimpi. Ditengah semakin mantapnya aku memiih BMG, aku juga berkenalan dengan seorang bapak-bapak Papua asli, calon wakil Bupati kebupaten Bintuni. Dia lagi bertugas ke jakarta dan aku sempat menemui, mengobrol banyak tentang biak dan papua dengannya. Dan ternyata punya ternyata, wakil bupati biak adalah pamannya. Akhirnya aku berfikir Ya Allah inikah petunjukMu bagiku.

Aku mulai mantapkan lagi hatiku untuk melangkah ke Biak tapi aku masih memberikan satu persyaratan lagi pada diriku untuk pilhanku ini. aku akan memilih lembaga mana yang duluan memanggilku. Tanggal 15 Februari aku dipanggil oleh BMG untuk mengikuti pembekalan sekaligus pembagian surat keputusan pengangkatan CPNS di BMG. Dan entah dari mana, yang sampai sekarang aku tidak pernah mengerti sepanjang pembekalan itu, semua pembicara itu mengangakat kasus Biak. Dikit-dikit yang diomongin Biak. Apalagi bapak Sestama yang baru pulang dari Biak. Beliau sangat berkesan dengan biak. Lalu aku berguman Ya Allah apakah ini juga petunjukk bagiku. ”Wah harga biak lagi naik nih” Kata-kata temanku. Pada kesempatan itu aku juga sempat bertannya pada beberapa orang pembicara, dimana pada saat itu aku pun harus menyebutkan penempatanku. Pada saat aku menyebut biak, seluruh peserta pembekalan bertepuk tangan. Aku juga nga ngerti madsud dari tepuk tangan itu. Sejak aku bertanya pembahasan biak bertambah hangat. Sampai aku dijok-jokkan di sana. Akhirnya akupun mendapat ucapan selamat dari pak sestama. Lalu masihkah aku harus bingung dengan piluihanku. Yang kata ibuku semua petunjuk telah jelas. Akhirnya BIAK I AM COMINGGGGGGGGGGGGGGGG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar