14.4.09

Bintang Itu, Benar-benar Telah Pergi Dariku

sebuah catatan medio sep 08

Malam ini kutatap langit itu, kucoba mencari-cari sambil berguman kemana bintangku??aku teruz mencari-cari dan berharap akan menemukan cahaya bintang yang selama ini selalu hadir menemaniku. Aku lelah menunggu dan mecari ternyata bintang itu benar-benar tak hadir malam ini. Sepi…..asing rasanya ketika pertama kali kau tak hadir menerangiku. Tapi sudahlah masih ada hari esok, semoga kau besok menemuiku. Esok dan esok harinya bintang kecilku benar-benar tak lagi pernah hadir. Akhirnya aku harus menyadari bahwa bintang itu benar-benar telah pergi dariku. jauh………………………………….asing rasanya.


Tentang bintang itu, ku tau kau jauh……….tapi kau selalu bisa hadir dalam hidupku walau bukan dengan ragamu. aku bisa merasakan cahaya mu nan indah. tapi aku tak pernah tau apakah kau selama ini hadir menerangi malamku setulus hatimu. jangan-jangan malam hari kau datang untuk orang lain, tapi aku terlanjur berguman kau hadir hanya untukku.

Aku tak pernah mengerti mengapa akhirnya aku harus luluh pada bintang itu.aku hanya ingin jujur pada diriku,mencoba berjalan diatas kata hatiku. Tapi akhirnya aku sadar ada saatnya kata hati ini tak harus dituruti, karena ia akan berbentur dengan dinding realita.menemui jalan buntu, tak tau lagi kata hati harus dibawa kemana.

Bintang itu dengan ku adalah dua garis sejajar.dua garis bila kita coba menariknya sepanjang apapun dan sekuat apapun, ditarik sesuai posisinya tak akan pernah bertemu. Pada akhir dan awal tarikan posisinya tetapkan sejajar. Bukan seperti garis tegak lurus yang memang telah bertemu, atau bukan seperti posisi garis lain yang jika ditarik suatu saat akan bertemu. lalu jika kita sudah tau garis kita adalah garis sejajar yang takkan pernah bertemu, mengapa kita harus menghabiskan waktu dan energi untuk menariknya. Dulu kita berharap ada keajaiban yang bisa merubah posisi garis kita. Tapi perjalanan penarikan garis itu telah menyadarkan kita, melanjutkan ini adalah kesia-siaan. menyerah…………………….

Akhirnya sampailah penarikan garis itu pada satu titik berhenti. Titik henti ini sudah menjadi bayangan ku dan bintang itu. Tapi aku tak pernah menyangka garis ini harus berhenti secepat itu. Ibarat mobil harus berhenti dengan rem mendadak, bukan dengan mengurang percepaten yang terus berkurang dan sampai pada kecepatan sama dengan nol. Rem mendadak, membuat isi dan apa yang ada dalam mobil menjadi tak stabil. mungkin ada kepalanya yang terbentur atau bagian lain yang tersakiti. Wah jadi ingat teori fisika tentang gerak, sebuah massa atau benda akan tetap bergerak atau diam jika stigma gaya sama dengan nol. Tapi jika ada gaya yang diberikan maka ia akan menemui titik ketidaksetimbangannya…

Yah seperti mobil dan teori fisika itu aku juga merasa asing… disaat mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba haruz berhenti…bayangkan apa yang terjadi….?
Akhirnya kurenungi, lebih cepat mungkin lebih baik, biar tak ada waktu dan energi yang tersiakan untuk dua garis yang takkan pernah bertemu itu. Aku percaya ini adalah yang terbaik untukku. Aku haruz melapangkan dadaku dan mengiklaskan bintang itu takkan pernah lagi datang untukku. Toh ia telah pergi dan hadir menerangi sesuatu yang tepat untuk ia terangi.cahayanya kan semakin menyala dan berarti disana karena suatu saat dia akan menemukan titik temunya.

Bagiku kehilangan apapun akan selalu menyakitkan…tapi aku yakin, aku hanya akan butuh waktu untuk memahamkan diriku, bahwa ini adalah keputusan yang terbaik untukku. Semoga kan hadir bintang lain untukku. Tapi tak seharusnya aku bersedih, karena ada matahari yang cahayanya lebih dahsyat, yang terus bercahaya. Bahkan bintang-bintang itu takkan pernah bercahaya tanpa matahari itu.

Bintangku………………..
akhirnya aku menyadari kau takkan pernah hadir lagi untukku,
kau benar-benar telah pergi jauh dariku. Semoga kau semakin menyala padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar