Bagi umat Islam, memakan produk pangan asal hewan (PPAH) babi adalah sebuah kemaksiatan, jadi termasuk diwajibkan untuk tidak sedikit pun 'menyentuhnya'. Dalam kitab suci Alquran, ayat yang mengharamkan PPAH babi, berangkai berurutan ada dalam ayat dengan hukum pengharaman bangkai dan darah. Tepatnya di QS 5:3, QS 6:145, dan QS 16:115. Tentu hak prerogatif Allah SWT untuk menentukan suatu hukum tertentu, termasuk pengharaman ketiga benda tersebut di atas, manusia hanya bisa 'menebak-nebak' alasan latar belakang keluarnya hukum tersebut.
Tetapi, seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, 'tebakan-tebakan' manusia itu sudah terlihat sangat ilmiah, logis, serta terbukti sekali kebenarannya. Dulu argumen para ilmuwan 'pembela' hukum Allah, menyatakan bahwa kemungkinan salah satu penyebab pengharaman itu adalah dikarenakan adanya cacing pita yang bersemayam dalam daging babi, walau kemudian banyak dibantah oleh ilmuwan yang kontra dengan pendapat pertama, yang menyatakan bahwa cacing pita dapat hancur hanya dengan pemanasan sederhana.
Kini, bukti-bukti nyata lainnya banyak terungkap oleh para ilmuwan yang berpandangan objektif semata-mata mengungkapkan kebenaran hasil penelitiannya, di mana diketahui bahwa betapa banyaknya efek negatif yang ditimbulkan dan terjadi ketika kita mengonsumsi PPAH babi.
Selain merupakan daging yang mengandung kolesterol tertinggi, PPAH babi juga menjadi mediator 'mujarab' bagi tempat berpindahnya sekitar 70-an penyakit yang semula ada dalam hewan babi untuk kemudian pindah ke dalam tubuh manusia. Seorang ilmuwan jerman bernama DR Murad Hoffman, dalam bukunya menyatakan bahwa 'Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolesterol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Termasuk pula, virus-virus influenza yang merupakan penyakit yang sangat berbahaya, hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi.'
DR Murad Hoffman tidak sendirian, Daniel S Shapiro, MD, seorang Pengarah Clinical Microbiology Laboratories, Boston Medical Center, Massachusetts, dan juga merupakan asisten Profesor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University School of Medicine, Massachusetts, Amerika, menyatakan bahwa terdapat lebih dari 25 penyakit yang bisa dijangkiti dari babi. Di antaranya:
- Anthrax
- Ascaris suum
- Botulism
- Brucella suis
- Cryptosporidiosis
- Entamoeba polecki
- Erysipelothrix shusiopathiae
- Flavobacterium group IIb-like bacteria
- Influenza
- Leptospirosis
- Pasteurella aerogenes
- Pasteurella multocida
- Pigbel
- Rabies
- Salmonella cholerae-suis
- Salmonellosis
- Sarcosporidiosis
- Scabies
- Streptococcus dysgalactiae (group L)
- Streptococcus milleri
- Streptococcus suis type 2 (group R)
- Swine vesicular disease
- Taenia solium
- Trichinella spiralis
- Yersinia enterocolitica
- Yersinia pseudotuberculosis
Jadi, PPAH babi sebagai sumber penyakit bagi manusia secara kasat mata sebenarnya sudah dapat diterka. Kalau melihat habitat hidupnya, memang sangat mudah untuk dibayangkan. Bayangkan saja, babi merupakan hewan paling jorok dan rakus yang tak tertandingi oleh hewan lain, sampai-sampai karena rakusnya, jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya.
Babi memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya, tak terkecuali kotoran. Memakan kotoran apa pun jadi, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya. Teknisnya, Ia mengencingi kotorannya lalu memakannya. Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan. Ia adalah satu-satunya hewan mamalia yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.
Hal paling mudah yang dapat dilihat langsung dari efek negatif mengonsumsi PPAH babi adalah bahwa kulit orang yang mengonsumsi babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Data lain menunjukkan bahwa hasil penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia, menunjukkan: daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India).
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan yang diadakan di Sao Paulo. Sekarang sudah sangat jelas bahwa tidak ada satu pun hal yang dilarang oleh Allah SWT, kecuali di dalamnya ada kemaslahatan yang baik bagi manusia, termasuk dengan pengharaman mengonsumsi PPAH babi. Kita yang sudah tahu betapa banyaknya efek negatif dari mengonsumsi PPAH babi, harus waspada terhadap penipuan-penipuan produsen PPAH nakal. Karena kerugian mengonsumsi PPAH babi tidak hanya akan kita dapatkan di dunia semata, lebih dari itu, tubuh yang dimasuki makanan atau minuman haram akan menjadi santapan api yang mahapanas di neraka.
Flu Babi yang semakin Marak.
wabah flu babi yang semakin marak akhir-akhir ini di Mexico semakin menunjukkan sebuah kebenaran pada kita.berikut ada sebuah tulisan ilmiah dari seorang peneliti deptan, tentang seluk-beluk flu babi.
semoga semua peristiwa ini semakin memperdalam keimanan kita, amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar