3.8.10

LOSARI, "KESEJUKAN ANGINGMAMIRI"

Akhirnya aku menginjakkan kaki kembali di Makasar. Yaps ini adalah kunjungan ku yang ketiga kalinya di Kota terbesar di Indonesia Timur ini. Inilah perjalanan menuju makasar yang paling kunikmati. Menyusuri malam di jalanan kota , merasakan semilir angin malam di pantai losari, menikmati wisata kuliner,  mencicipi kesegaran makanan laut di sebuah cafe yang konon katanya sangat terkenal di seantero negeri ini. Terakhir berburu sauvenir di Jalan somba Opu.

Inilah perjalanan pertama dimana aku adalah penumpang terakhir yang masuk pesawat. Hampir telat. Pesawat take off pukul 6.00 WIB, eh pukul 5.40 masih berada dalam antrian untuk  chek in. Suara panggilan untuk masuk pesawat sudah terdengar beberapa kali.  dan sampailah aku mendengar panggilan ini "panggilan terakhir kepada penumpang tujuan Makasar ....". Tapi tetap bersyukur, maskapai masih menunggu kami...

Sampai di Makasar kami sengaja memilih hotel di sekitar Pantai Losari. Yaps menikmati pemandangan pantai dari hotel. Alasaan lain, akses menuju sumba OPU dan pusat kuliner di Kota Makasar sangat mudah dari kawasan ini.

Pantai LOSARI

Pantai Losari merupakan icon Kota Makassar. Dulu, pantai yang panjangnya kira-kira satu kilometer ini pernah dijuluki sebagai pantai dengan meja terpanjang di dunia, karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang tanggul pantai. Kini, warung-warung tersebut telah direlokasi ke sebuah tempat yang tidak jauh dari kawasan wisata. Pemerintah Kota Makassar telah mempercantik pantai ini dengan membuat anjungan seluas 100 ribu meter persegi, sehingga tampak lebih indah, bersih, bebas polusi dan nyaman untuk dikunjungi.

Pantai Losari memiliki keunikan dan keistimewaan yang sangat mempesona. Salah satu keunikannya adalah para pengunjung dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi yang sama, dapat menikmati indahnya deburan ombak yang memecah tanggul pantai dan kesejukan “angingmamiri” yang bertiup sepoi-sepoi, sambil menyaksikan detik-detik terbenamnya matahari secara utuh di balik cakrawala, yaitu mulai dari perubahan warna hingga pergeseran posisinya sampai benar-benar hilang dari pandangan.


Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai macam makanan laut yang masih segar. Di sebelah selatan anjungan Pantai Losari, terdapat sebuah kafe dan restoran terapung yang menggunakan kapal tradisional Bugis-Makassar “Phinisi” dengan menu bervariasi, kami pun dapat mencicipi berbagai jenis makanan khas Kota Makassar, seperti pisang epek, pallu butung, pisang ijo, coto Makassar, sop konro, dan lain-lain.

Jl. Somba OPU
Jalan Somba Opu, tidak jauh dari obyek wisata LOSARI, merupakan pusat perbelanjaan kerajinan emas dan souvenir khas Kota Makassar.Harga souvenir di jalan ini sangat-sangat murah. Sutra Makasar adalah salah satu kerajinan khas makasar yang paling diburu. Kerajinan khas Bugis dan makanan untuk oleh-oleh pun dapat kita peroleh dengan harga yang sangat murah.Jikan dibandingkan dengan harga di pasar lain bisa setengahnya apalagi dibandingkan dengan harga di Bandara Hasanuddin.Untuk sarung bugis sutera di jalan Somba Opu Rp. 12.500, di Bandara Hasanuddin di jual dengan harga Rp. 50.000. (berbeda cukup signifikan) .



Menikmati Makanan Laut
Hmh..kesegaran makanan laut (sea food) di Indonesia Timur benar-benar berbeda dengan indonesia Bagian lainya. Restauran Lae-Lae adalah salah satu restoran sea food terkenal di kota Makasar . Tempatnya biasa, tapi rasa makanannya luar biasa..harganya pun terbilang murah. Menurutku rugi  jika anda ke Makasar, tidak mencicipi makanan di restauran ini. he.. (gw dibayar berapa ya ama restauran lae-lae).


hm...kota makasar, terakhir kedatangan ku ke kota ini mengingatkan ku pada episode lama hidupku. Yaps 5 tahun yang lalu hatiku pernah tertambat pada seseorang di kota ini. Dulu Berharap menjadi bagian dari salah satu suku penghuni negeri anging mamiri ini, tapi takdir mengatakan lain. ....Tiba-tiba semuanya terlintas kembali di memoriku..arggggggggghhhhhhhhhhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar