18.8.10

Memburu Kehangatan Ramadhan di Kampung Halaman

Tak terasa sembilan tahun saya tidak menikmati awal Ramadhan bersama keluarga di kampung halaman.Hm...Runut waktu yang sangat panjang. Yah nasib anak rantau. Serial perwujudan seribu satu mimpi. hm...

Tapi tidak dengan Ramadhan kali ini. Saya membuat keputusan yang berbeda. Mudik di awal Ramadhan dan memutuskan untuk pertama kalinya tidak menikmati Iedul Fitri di kampung halaman. Tapi sanggup nga ya?.


Jumat tanggal 13 Agustus saya menuju Padang dengan Maskapai Sriwijaya Air. Hujan deras menyambut kedatangan saya. Bandara International Minang Kabau yang biasa terasa panas hari ini berubah menjadi begitu dingin. Di beberapa bagian Bandara juga sedang ada perbaikan.

Keinginan menikmati berbuka puasa begitu membucah, membuat saya memutuskan untuk langsung menuju kampung halaman saya yang masih berjarak 114 km ke arah Selatan kota Padang.

Solok Selatan itulah kampung halaman saya tepatnya di Sungai kalu.Di sungai kalu ini terdapat sebuah rumah makan yang lumayan terkenal dengan masakan khasnya " Goriang Baluit Balado"..maknyos..Solok Selatan terkenal dengan sebutan negeri 1000 rumah gadang, merupakan pemekaran dari Kabupaten Solok. Pembangunan sedang bergeliat di kabupaten yang berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan kabupaten paling selatan Sumatera barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci Jambi.
nelayan di danau diateh

keelokan negeri kampung halamanku selalu kurindu. Perjalanan dari kota Padang menuju Solok Selatan disuguhi dengan indahnya pemandangan. Pendakian Sitinjau Lauit adalah tanjakan yang sangat curam dan tinggi yang membawa kita dari ketinggi dibawah 100 mdpl langsung ke ke tinggikan melebihi 1000 mdpl.

di ketinggian ini kita bisa menikmati hutan khas daerah khatulistiwa yaitu Taman Nasional Bung Hatta. Daerah ini banyak dijadikan sebagai area camp bagi pemuda-pemudi di sumatera Barat.

Melanjutkan perjalanan sampailah di pertigaan menuju solok selatan dan kota Solok. ke arah kanan adalah menuju solok selatan. Tidak berapa lama dari belokan ini, sampailah pada hamparan hijau, bagaikan permadani yang dihamparkan di permukaan bumi ini. dibelakangnya tersembul Gunung Talang, gunung yang menurut beberapa temanku memiliki pemandangan tak tertandingi dengan gunung-gunung lain di indonesia. tapi aku malah belum pernah menaklukkan gunung ini.seolah-olah hamparan perkebunan teh ini berada di pinggang gunung talang.

Udara semakin menusuk tulang..dingin...brur...ini pertanda saya sudah hampir dekat dengan alahan panjang. yaps di alahan panjang ini terdapat dua danau yang terkenal dengan sebutan danau di ateh dan danau di bawah. Uniknya danau di ateh malah berada di bawah dan danau dibawah berada di ateh. Danau yang bisa dinikmati dari jalan padang-solok selatan adalah danau diateh. dari satu view danau di ateh ini kita pun dapat menikmati keindahan gunung talang.Tak hanya itu alahan panjang merupakan salah satu sentra produksi sayuran dan buah markisa di sumatera barat. Sepanjang jalan kita bisa menikmati pemandang kebun dan ladang sayur masyarakat setempat.
satu sisi danau diateh

Dari Alahan Panjang ini, desaku masih harus ditempuh satu jam lagi. dengan jalan berkelok-kelok. kanan jurang dan kiri bukit. Bagi anda yang terbiasa menikmati jalan lurus seperti kebanyakan di Pulau jawa, maka bersiaplah dengan sensasi goncangan di perut dan menyediakan kantong untuk menumpahkannya..he....

dan Akhirnya sampailah saya dirumah itu..he..rumah dimana saya dilahirkan. rumah dimana saya merasakan kehangatan kasih dan sayang dari amak dan apah. bercengkrama dengan kakak dan adik serta keponakan saya...

keponakanku.....

2 komentar:

  1. Salah satu kota yg ingin sy kunjungi di bulan Ramadhan, semoga bisa terwujud ;)

    BalasHapus
  2. amin...wah mba mau ke solok selatan ya...selamat menikmati keindahan negeri ku he...

    BalasHapus