23.6.10

LOA, AWAL MEMASUKI KOMUNITAS GLOBAL

Alhamdulilah,akhirnya aku mendapatkan letter of admission dari universitas yang lama kuimpikan, pada program study yang kuimpikan dan tentu dinegara yang telah lama kuimpikan juga. LOA ini semakin menyemangatiku, bahwa sudah saatnya aku masuk dalam komunitas global pada bidang keilmuan yang kugeluti. Masuk pada program studi yang mendapatkan akreditasi terbaik di dunia, menjadi sebuah pembuktian bagi diriku sendiri bahwa aku layak untuk mulai merambah international atmosphere. self confidenceku pun kembali terbangun.


awalnya merasa tak layak dan pantas, akhirnya dengan bekal coba-coba tentu diiringi dengan persiapan optimal aku beranikan diri mendaftar di universitas tersebut. Sekarang menunggu informasi apakah bisa berangkat tahun ini atau tahun depan. alhamdulilah LOA yang kudapat berlaku dua tahun.

Bagi saya tidak masalah tahun ini atau tahun depan. Lagian sepertinya sangat sulit bagi saya untuk mendapat izin belajar dari instansi saya yang sekarang. Karena ada 3 orang peneliti senior yang akan segera melanjutkan pendidikan doctornya, sementara yang lain yang sedang tugas belajar yang harusnya sudah kembali pun belum kembali. Akibatnya peneliti yang tersisa dikantor saat ini sangat sedikit. Sehingga saya yang anak bawang memilih untuk tidak ngotot sekolah tahun ini. mungkin inilah waktu bagi saya untuk belajar dunia penelitian sesungguhnya sebelum kembali memasuki dunia kampus.

21.6.10

Rajabasa,The second Summit in Lampung: perjalanan menembus Hujan, kabut dan Paceto

Gunung RajaBasa, Mungkin tak banyak orang yang tahu dengan keberadaan Gunung yang satu ini, termasuk saya pribadi baru mengenal gunung ini setelah ada ajakan dari teman-teman sergap untuk menancapkan bendera sergap di puncak gunung ini. Yaps ternyata dalam kesejaraan dunia volcanologi Indonesia ada sebuah gunung bernama rajabasa. Tapi aktifitasnya lama tak terekam terakhir masih pada tahun 1890an…
seven summiter Rajabasa with background Rajabasa Mount

Puncak gunung ini berada 1200 mdpl. Tapi jangan pernah andah menganggap remeh ketingginannya ini, walaupun Cuma 1200 mdp, tapi perjuangan uintuk mencapai puncak nya rasanya lebih dengan perjuangan mencapai puncak 3000an. Disamping harus menaklukkan alamnya disini pun para pendaki harus berhadapan dengan berbagai macam hewan terutama paceto-paceto, berbagai upaya dan gaya kami lakukan untuk menangkis seragan hewan yang satu ini, tapi tetap saja mereka merayapi den menghisap tetes demi tetes darah kami.


luluran tembakau, parno paceto

Jam 11 malam kami menuju merak untuk selanjutnya menyebrang menuju bekauheni. Di kapal Feri Jatra 1 akhirnya kami mensabotase sebuah kapling dan entah keajaiaban apa perjalanan pulangpun kami berada di kapling ini . Dari bekauheni menuju perkampungan Sumur Kembang kami lanjutkan dengan menyewa sebuah angkot berwarna kuning, dengan sopir bernama bang peri. Sempat berhenti menikmati nasi uduk, belanja kebutuhan yang masih kurang, serta cerita Andi dan Aank tentang sikuning-kuning yang membuat perjalan menuju kampung Sumur Kembang kami penuhi dengan tawa. Cerita sikuning, “cirik style kata uni wiwik” dibahas habis dari berbagai versi….

 
Kapling yang kami sabotase, pulang dan pergi

Jam 8 pagi kami sampai di perkampungan Sumur Kembang, disinilah kami mencari beberapa info dan kemudian mencari Guide yang akan menjadi teman sepanjang perjalanan kami. Sempat agak lama menunggu. Jam 9 kami pun memulai perjalanan kami. Info yang kami peroleh dari masyarakat setempat jangan mematahkan daun dan pohon dengan tangan tapi dengan pisau saja, terus sebelum menanjak sebaiknya berziarah dulu di sebuah makan aku lupa apa nama makam apa yang pasti makam itu dianggap punya nilai sakral bagi masyarakat setempat.
just arrived in kampung sumur kembang

Perjalanan kami melewati perladangan kelapa dan kopi masyarakat setempat. Jalanan berbatu sedikit agak menanjak. Dikiri-kanan jalan banyak terdapat bongkahan batu, konon katanya ini adalah batu bekas rumah-rumah penduduk yang disuruh pindah dari ketinggian tersebut dengan alasan keaman.  Kami  beristirahat di pos 1, pos dimana tersedia sumber air terakhir. Dan disini lah kami menikmati makan siang kami.
Awal pendakian

Dari pos ini jalanan sudah mulai menanjak, menyisiri dinding tebing dan dibawahnya jurang. Tak berapa lama melewati jalur ini hujan pun turun, akhirnya kami meneduh disebuah rumah ladang penduduk. Tapi sayang hujan pun tak kunjung reda, kami memutuskan menembus hujan untuk melanjutkan perjalanan kami. Jalanan terus menanjak. Setelah berapa lama kami pun masih berada di perladangan masyarakat yang dipenuhi oleh tanaman kopi dan cengkeh. Dari sini kami disuguhi pemandangan pantai yang konon katanya adalah selat sunda. Setelah persitirahatan ini aku tidak lagi mampu menangkap mana posnya. Karena memang dalam perajalanan ini tanda pos tidak jelas, dan posnya juga belum dinamai. Intinya jalanannnya mulai mendatar, setelah itu menyisiri tebing penuh pohon dan bawahnya jurang, terus menanjak lagi dan nyamuk dengan ukuran  luar biasa mulai menyerang , paceto-paceto  mulai merayapi kaki dan tangan.
makam sakral

Sebelum puncak kita akan melewati jalur menurun dilanjutkan dengan jalanan kecil dan tipis dengan kanan kiri jurang, harus ekstra hati-hati terpeleset sedikit fatal akibatnya. Mana kami harus menempuh semua rute ini dengan aliran hujan dan angin yang lumayan kencang. Melewati pintu rimba, pertanda perjalanan menuju puncak semakin dekat. Akhirnya jam 4.30 aku dan putri menginjakkan kaki di area camp, beberapa meter sebelum puncak. Memilih untuk tidak camp dipuncak karena angin yang cukup kencang.

beberapa rekaman rute perjalanan kami

Dengan ditemani guyuran hujan, kami mendirikan tenda. Segera berberes. Tidak sempat lagi memikirkan perut sudah makan atau belum karena terlanjur kedinginan. Dan hal yang paling dinikmati adalah berada didalam camp. Karena diluar hujan terus mengalir diiiringi angin kencang. Suara gemuruh pohon yang diterbangkan angin menambah keinginan untuk tak keluar dari tenda. Tak lama berselang ternyata salah satu tenda kami bocor, akhirnya ditenda yang sekecil itu kami menghabiskan malam.
memasak dibawah rintik hujan


tenda kami
Hutan Rajabasa

Jam sepuluh malam saya sempat keluar memasak dibawah guyuran hujan dan tiupaan angin. mencari sedikit kehangatan dari secangkir jahe hangat. Setelah itu malam dilanjutkan dengan cerita tidur berbagaa gaya dan versi yang intinya membuat kepala mba rici sakit untuk digerakkan.

Cuaca memang  tak bersahabat dengan kami, hujan benar-benar tak berhenti. Tapi inilah sensasi luar biasa dari pendakian kali ini. Pagi hari sekitar jam enam pagi kami pun menginjakkan kaki dipuncak dan merayakan sedikit kemanangan kami mencapai puncak ini. Semuanya berkabut…berharap mentari akan datang, tapi penantian tak ku njung datang. Setelah melihat cuaca yang juga tak membaik kami memutuskan untuk tidak menuju kawah yang sudah menjadi danau itu . Dan konon katanya disana terdapat sebuah batu kecil bernama batu pancukupan, sebuah batu yang bisa dimuatin berapa orang saja, dah bahkan bagi yang beruntung bisa menemukan sebuah batu kabah yang bentuk dan ukurannya pun tak jelas.

aksi kami di puncak Rajabasa 1200 mdpl

Perjalanan turun menjadi terasa lebih berat dari perjalan naik karena jalanan yang licin. Beberapa kali terjatuh. Dan terakhir saya pun merasakan nikmatnya sensasi terjerembab diantara semak belukar. Apa lagi putri yang terpeleset entah berapa kali. But whatever not important the destination, but important about the journey.
ketika akupun terjerembab

Bagi anda pencinta gunung Indonesia, gunung ini layak menjadi salah satu list gunung yang patut anda daki…selamat mecoba….

16.6.10

Finally, i can stand in that stair

Akhirnya bisa juga menginjakkan kaki di istana negara dan istana merdeka Indonesia, tempat dimana orang nomor satu indonesia melakukan aktifitas sehari-hari dan tugas-tugass kenegaraanya. Baru tau ternyata ini adalah dua istana yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula.

Bulan januari 2010 tepatnya tanggal berapa aku dah lupa, bersama komunitas BM Indonesia kami berkesempatan mengunjungi istana negara dan merdeka. banyak hal dan ilmu baru tentunya di dapat dari acara itu. Istana penuh simbol dan makna. Setiap ruangan, pintu dan benda sekecil apapun punya fungsi khusus lengkap dengan sejarah dan ceritanya. yah seperti Dunia protokoler keistanaan yang sering kita saksikan di TV.

Terakhir kita berkesempatan diabadikan di tangga kebanggaan itu. Finally,I can stand in that stair..Tangga kebesaran yang menjadi tempat pertama menteri negara indonesia diabadikan bersama presiden, tangga tempat berlangsungnya upacara peringatan ulang tahun kemerdekaan republik indonesia setiap tahunnya dan tangga tempat berfose bercengkrama, dan penyambutan tamu-tamu penting kenegaraan.

semoga 10 atau 15 tahun lagi bisa diabadikan bersama presiden indonesia di tangga itu..hay..hay..mimpi kali ye..

15.6.10

MENANTI TUNAINYA SEBUAH JANJI

Yang tercinta kusmpaikan pada MU kerinduan yang mendlaam melalui catatan ini.

Aku tak pernah berputus harapan dari menanti dan menanti tunai janjiMU
tentang seseorang, tentang dia tempat tulang rusukku bersandar
Yang tercinta mungkin memang Kau simpan ia dengan mesranya dariku
dan kau menguji seberapa taat, dan sabarnya aku mendapat anugrah ini dari_Mu


Yang tercinta ku puja Kau dalam setiap sujudku
dan dalam menunggu kuurai pengertianku
lewat beragam kisah
hingga nanti saat telah engkau sampaikan langkahnya kepadaku

3.6.10

FOREVER PALESTINE


Mother don’t cry for me I am heading off to war
God almighty is my armour and sword
Palestine, Forever Palestine

Children being killed for throwing stones in the sky
They say to their parents don’t worry, God is on our side
Palestine, Forever Palestine

Mother don’t worry when they come for us at night
Surely they’ll be sorry when God puts them right
Tell me why they’re doing what was done to them

Don’t they know that God is with the oppressed and needy
Perished were the nations that ruled through tyranny
Palestine, Forever Palestine

Children of Palestine are fighting for their lives
They say to their parents we know that Palestine is our right
They to say to their parents we’ll fight for what is right
They say not to worry God is on our side
They say we’ll die for Palestine
Palestine, Forever Palestine

a compassion to palestine kids..

 MY ONLY WISH

All your armies, all your fighters

All your tanks, and all your soldiers
Against a boy holding a stone
Standing there all alone
In his eyes I see the sun
In his smile I see the moon
And I wonder, I only wonder
Who is weak, and who is strong?
Who is right, and who is wrong?
And I wish, I only wish
That the truth has a tongue

2.6.10

CERITA LAIN DIBALIK SERGAP CIREMAI 2010

Cerita di balik Nama Pos

konon katanya Gunung Ciremai terkenal dengan kemistuikannya. Tempat - tempat yang kebetulan menjadi pos  mempunyai nuansa mistik teramat kuat. Uniknya, tiap - tiap nama pos mempunyai latar belakang tersendiri serta berbeda antar satu dengan lainnya. Di antaranya adalah blok kuburan kuda. Di areal ini konon terdapat kuburan kuda milik tentara jepang. Kuda tersebut , biasa dipergunakan oleh para kempetai untuk mengontrol para pekerja rodi yang menanam kopi. Dan kuburan yang terletak di sebelah barat jalur pendakian, sampai sekarang masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk setempat.
 



Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas.

Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.

Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.


Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.

Keindahan Posko Pengasingan


Pos Pengasingan



laut jawa. Kilauan laut yang terpantul mentari

Laut jawa

Gunung Slamet yang terlihat. the next expedition

beberapa tumbuhan yang sempat terekam di pengasingan


sebelum pengasingan


Jalur pengasingan menuju Puncak


CERITA LAIN PERJALANAN KAMI

Ketika berharganya setetes air.

Perjalanan kali ini benar-benar mengajarkan kepada ku betapa berharganya setetes air. Persediaan air kami habis sementara perjalanan masih panjang. Dehidrasi tak terelakkan .Oh ya sebagai info di gunung ciremai ini tidak ada sumber air. Air hanya akan di temui di Pos C ibunar. Ini jualah yang membuat pendakian kegunung ini semakin sulit.  Inipun membuat kami tidak bisa memasak secukupnya, akibatnya makan siang kami di hari kedua di ceremai hanya kami nikmati dengan 2 sendok mie goreng..
aksi meminta air

Tapi beruntunglah dalam perjalanan  kami kadang bertemu dengan pendaki lain. Dan dengan wajah memelas kami pun meminta air. Alhamdulillah ada juga yang mau berbagi dengan kami. Air pemberian yang tak seberapa itulah yang kami nikmati dan kami bagi. "satu sloki" istilah yang selalu kami sebut untuk seteguk air.
merasakan indahnya bersama dan berbagi

Perjalanan pulang



Perjalanan pulang terasa lebih berat dari keberangkatan. Padahal seharusnya malah lebih gampang karena medan yang kami jalani sudah tak lagi menanjak.. Semakin terasa berat karena mungkin fisik kami yang sudah tak lagi kuat, kehabisan air dan di hari kedua itu kami hanya menikmati makan siang dengan dua sendok mie goreng. Beruntung banyak madu yang bisa kami nikmati. lumayan untuk menambah energi. Karena fisik yang semakin lemah inilah akhirnya beberapa orang diantara kami ada yang cidera terseleo kaki.

Perjalanan pulang dari puncak menuju camp kami mulai sekitar pukul 12.00 Wib. Yang semula kami berangkat terdiri dari tiga tim, ketika perjalanan pulang menuju camp jadi tak lagi beraturan  Perjalanan siang hari memang tidak terlalu menakutkan, akhirnya banyak yang memencar. Tapi cerita aneh bermula dari sini. Ketika salah seorang dari tim kami memilih untuk berjalan menuju camp sendiri. Dari penuturannya, dia diikuti oleh seseorang dengan fisik tak terlihat tapi langkah kaki dan hembusan nafasnya teredengar cukup kencang. hm...berpencarnya tim  kami akhinrnya menimbulkan banyak cerita. dan membuat perjalanan pulang kami pun terlambat. kelompok pertama mencapai camp pukul 13.00 WIb dan kelompok terakhir sampai di camp pukul 17.00 perbedaan waktu yang cukup jauh. Akhirnya kami turun kebawah, menuju linggar jati setelah magrib.  Akhirnya perjalanan turun di malam hari tak terelakkan. padahal dari awal, Komandan sudah mewanti-wanti untuk mempercepat perjalanan agar magrib atau sekitar jam 20.00 kami sudah sampai di linggarjati.

Dalam perjalanan turun, tim dibagi menjadi dua. Tim Pertama dan tim kedua terpisah cukup jauh. Karena di tim kedua terdapat beberapa orang yang cidera sehingga perjalanan tidak bisa di percepat. Bahkan tim dua (kebetulan aku masuk dalam tim 2) sempat berhenti beberapa jam karena butuh waktu untuk menormalkan kondisi teman-teman yang kakinya cidera. Perjalanan semakin terassa mencekam ketika melewati jalur yang paling berat dengan kemiringan mencapai 90 derajat  dan daerah yang paling mistis ( tanjakan seruni, tanjakan bimbin, dan pos kuburan kuda).di tempat inilah akhirnya salah seorang di timku dan di tim pertama melihat dan menyaksikan begitu banyaknya makluk-makluk lain bergentayangan. Dan jenis yang paling banyak katanya adalah kuntilanak he... dan informasi ini didukung oleh beberapa pendaki yang ngecamp di posko parung kuda


our camp

briefing sebelum turun dari camp menuju cibunar dalam keadaan yang sudah gelap
Sebelum mencapai posko parung kuda, teman setimku yang kakinya cidera pun akhirnya fisiknya cidera. "telah diganggu oleh makluk aneh" itulah koment salah seorang disana. temanku tak mampu lagi berjalan, tubuhnya langsung kaku dan dingin. info dari salah seorang temanku.  (antara percaya dan tidak..tapi ya itulah ). beruntunglah di pos parung kuda ada yang sedang camp, lumayan banyak. akhirnya temanku di terapi disana. temanku yang cidera tak mungkin melanjutkan perjalanan. Sementara sebagian besar dari kami pun tak mungkin ngecamp disana karena sudah kelaparan, kalo memassak tak ada sumber air. Kami harus melanjutkan perjalanan sampai Cibunar agar dapat menikmati makanan. Maka koman mengambil keputusan: komandan dan teman yang cidera serta temanku yang perawat tinggal, ngecamp di kuburan kuda dan selebihnya melanjutkan perjalanan menuju pos cibunar, tempat yang telah disepakati untuk bertemu dengan tim pertama.
katanya disinilah bagian paling mistis dalam perjalanan kami.
Tepat pukul 12.00 malam kami turun. dengan kondisi yang benar-benar lemah. dan satu diantara kamipun ada yang sembilangan karena hari pertama Haid. akhrnya sebentar-sebentar break.  breaknya pun dalam waktu yang lumayan lama. bahkan dalam break, kami pun kadang tertidur pulaz dan ada yang sempat  ngorok pula. benar-benar sudah sekarat. andaikan ketika break itu ada yang lewat dan mencuri peralartan atau apapun dari kami mungkin kami tak akan menyadarinya. tempat yang kami pilih untuk break pun tak kami perhatikan. dimana capek langsung  menghampar. Hampir semua kami terjatuh berkali-kali karena jalan licin. Perjalananan dari kuburan kuda ke Cibunar yang biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam, malam itu kami tempuh dalam waktu 4,5 jam...benar-benar luar biasa.

Capek,  langsung meluruskan punggung

Beberapa jalanan yang kami lewati



Kebodoran
Dalam perjalanan ini hampir semua peserta masuk angin..dan antangin akhirnya menjadi menu utama. akibat dari itu semua adalah perjalanan kami diramaikan dengan berbagai bunyi kentut dan sendawa. Sehingga perang kentut dan sendawa tak terelakkan, dan yang lucunya saling berbalas.
Disamping antangin, geliga, counterpain, salonpas, minyak angin dan minyak kayu putihpun laku manis. Baunya pun menyerbak diantara kami. he...dan banyak cerita nga penting lainnya yang hanya menyisakan senyum jika mengenangnya.

Mobil Mogok.
Malangnya kami dengan kondisi kaki yang sudah pada kaku, untuk berjalan normal pun terasa menyakitkan, eh bus yang kami tumpangi pun mogok. lumayan lama, hampir satu jam. Dan terpaksa lah kami turun dan mendorong-mendorong bus. Tapi dasar memang kenarsisan memang tak pernah habisnya. kesempatan Ini pun digunakan untuk berfose-fose lagi...

Hasil bidikan ketika bus mogok


Akhirnya hanya kata terima kasih yang pantas terucap untuk semua tim sergap ciremai 2010. Nice to meet u all guys... senang telah menjadi satu bagian dari kalian. semoga kita bisa bertemu di expedisi sergap berikutnya menuju gunung Slamet Bulan Juli 2010.

CIREMAI: 3078 M SEA SURFACE LEVEL STORY

" Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Kau Dustakan", Hanya kata itu yang terucap dibibirku yang mulai kelu, menyaksikan dan menikmati maha indahnya alam ini diciptakan. Keindahan yang benar-benar tak sanggup diungkapkan dengan rangkain kata. Menikmatinya sungguh mampu mengalirkan energi dan semangat tak terkira. Suasana yang akan selalu kurindu, meracuni hati dan jiwaku.... Suasana yang kubutuhkan ketika kejemuan hidup mulai merasuki...
tim sergap ciremai

Bersyukur kepada pencipta akhirnya bersama timsergap indonesia aku bisa menginjakkan kaki di  puncak  gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat.  Berada di ketinggian 3078 m dari permukaan laut. hmm......Walau sebelum berangkat sempat ada sedikit keraguan karena beberapa alasan, cuaca,  jalur  dan   info tentang kemistikan gunung ini. But all nothing to lose..i just wanna enjoy the beuty of nature. Kondisi cuaca  beberapa hari sebelum keberangkatan, memang sedang tidak baik dan Jalur yang dipilih oleh tim sergap adalah jalur linggar jati. Bagi pencinta gunung dan pernah berkelana ke banyak gunung-gunung di Indonesia, pasti bisa menyimpulkan bahwa jalur linggar jati ini adalah jalur yang cukup berat . dan yang membuat nyali semakin ciut adalah  info tentang kemistikan gunung ini, dan ternyata sudah menjadi rahasia umum . Terutama pada pos-pos tertentu. Tapi memang  perjalanan kami pun bisa membuktikan kebenaran info ini....Banyak kejadian supranatural. (akan dibahas di tulisan berikutnya)

Pendakian Gunung Ciremai  Jalur Linggarjati melewati beberapa posko. Posko  linggar jati berada di ketinggian 600 dpl, posko cibunar (750 m dpl), pinus (900 mdpl), Leuweng Datar (1000 mdpl),  Kondang Amis (1200 mdpl), kuburan kuda (1450 mdpl), pangalap (1600 mdpl), Tanjakan bimbin (1700 mdpl), tanjakan seruni ( 1800 mdpl), Bapa Tere (2000 mdpl), Batu Lingga (2250 mdpl), sanggabuana1 (2400 mdpl), sanggabuana2 (2250 mdpdl), Pangasinan (2750 mdpl ) dan puncak (3078 mdpl). secara umum jalur linggar jati  terdiri dari 3 bentuk  yaitu jalan dari tanah liat dengan tanjakan tajam,  jalur akar  dan ketiga jalur menanjak dengan batuan tajam serta berdebu.



my team

Rencana awal, kami akan mulai naik dari pos linggarjati jam 5.30 Wib (habis subuh red). Tapi karena alasan klasik perjalanan baru bisa dimulai sekitar jam 8.30 Wib. Memilih waktu habis shubuh dengan alasan tidak terlalu panas dan diharapkan sekitar magrib kami sudah berada di posko pengasingan, posko terakhir sebelum puncak. Pos ini posisinya sudah diluar hutan belantara. dan dari posko ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota cirebon, laut jawa dan gunung slamet dengan bebas.  Tapi apa boleh buat karena keterlambatan keberangkatan, akhirnya malam pertama, kami  nikmati di sebuah tempat yang lumayan datar  berada diantara pos pangalap dan papa tere. Kami mencapai tempat ini sekitar pukul 20.00 wib. Membuka tenda, memasak dan menikmati makan malam bersama dan langsung istirahat karena perjalanan akan kami lanjutkan pukul 2 dini hari, berharap bisa menikmati sunrise di puncak ciremai.

Jam 2 Pagi perjalanan kami lanjutkan menuju puncak. Tapi lagi-lagi rencanan kami gagal dan itu artinya gagal menikmati sunrise di puncak. kesempatan berharga yang terlewati. Beruntunglah  team 1 masih bisa menikamti sunrise  di daerah sekitar  sanggabuana 2 dan pengasingan. Pos pengasingan kami capai pada pukul 8.00 pagi. Sampai dipos ini akhirnya kami  segera  memasak, maklum dingin dan nada-nada pun telah bermain di perut kami. Sekita pukul 10.00 pagi, we can reach the summit of ciremai mountain....really..really great adventure...





some of picture  in 30780 m ssl ( the summit of ciremai Mountain)

bendera sergapun berkibar di ceremai