28.4.10

PENGALAMAN KEDUA MENJADI PEMBICARA IKLIM

Kesempatan  tak datang dua kali, itulah statemen yang muncul dalam benakku ketika aku di minta hadir sebagai pembicara dalam acara "bimbingan teknis desain prasarana irigasi dan validasi data cuaca dan iklim, bagi kepala UPTD dan PTCD se Kabupaten Sukabumi yang diadakan oleh Dinas pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi. Tapi sisi lain batinku berteriak, aku diinformasikan pukul 10.00 Wib dan harus hadir dalam acara tersebut Pukul 13.00 Wib di Hotel Pondok Asri, Selabintana Sukabumi. Banyak hal yang berkecamuk di kepalaku, masalah materi dan slide presentasi yang belum di buat, perjalanan Bogor-Sukabumi yang tidak bisa diprediksi karena merupakan jalur macet. Tapi lagi-lagi Pak Aris meyakinkan aku bisa, bismilah tawaran penuh tantangan ini ku terima.

Pukul 10.30 bersama mobil dan driver dari kantor, serta mengajak salah satu mahasiswa dari universitas Gorontalo yang sedang PL di kantorku, akupun berangkat. Waktu perjalananlah yang kugunakan untuk menyusun materi dan slide presentasi yang bertemakan  "Upaya antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim pada sektor Pertanian". Materi ini kususun berdasarkan saran-saran dari pak Dr. Aris Pramudia. Pak Aris makasih..makasih atas segala bimbingan mu....


Benar seperti dugaan, perjalanan ini pun menemukan titik buntu he..macet madsudnya. pukul 12.00 kami masih di Ciawi. Berada di Sukabumi pukul 13.00 adalah sebuah kemustahilan. Pulang kembali kekantor pun tak mungkin. Menghubungi panitia, nga punya no contac, karena semua mendadak jadi tak sempat berfikir tentang itu. Finally, Kami sampai ditempat acara pukul 14.30..ho..ho.. 1,5 jam molor dari jadwal yang telah ditetapkan. Beruntunglah panitia berinisiatif memajukan jadwal. pembicara yang seharusnya berbicara di sesi terakhir, mengisi jadwalku. dan akhirnya aku menjadi pembicara disesi terakhir.
Alhamdulilah presentasi kusampaikan dengan lancar.pada sesi  diskusi ada beberapa pertanyaan. Yah kucoba menjawab sesuai dengan kemampuanku. Pengalaman-pengalaman yang menjadi bagian-bagian kecil dari mozaik hidupku. sungguh menjadi penyemangat dan pembuktian bahwa aku bisa..he..siap menunggu aksi-aksi dan karya-karya berikutnya...
semoga aku bisa memberikan manfaat untuk orang lain...amin

21.4.10

CATATAN CINTA PERNIKAHAN BEDA BANGSA

Catatan yang terinspirasi dari sebuah buku berjudul "jodoh dari negeri seberang" ini, kupersembahkan buat beberapa sahabatku yang akan melanjutkan pendidikanya ke negeri orang, tapi pun masih dibingungkan dengan harapan sebagian besar orang-orang di sekeliling mereka untuk segera menikah. Berbagai alasan mengalir atas harapan-harapan itu. Bukan tidak memikirkan hal tersebut, jika ditanya dari lubuk hati entahlah, keinginan untuk mengakhiri babak kesendirain itu membucah. Menghitung usia, jika pulang nanti, angka usia pun telah mencapai angka yang mebuat berteriak......lalu..dan lalu...tapi lagi-lagi ini adalah kesempatan dan pilihan. Dont be sad..maka bacalah buku ini. buku yang akan meyakinkan dan meneguhkan hati untuk berangkat melangkah meraih asa dan semoga mendapat cinta..he...



Dari judul buku mungkin kita sedikit bisa menebak, buku ini bercerita tentang apa. Yaps inilah buku yang mengambarkan lika-liku perjalanan cinta muslimah indonesia yang ditakdir berjodoh dengan pria berbeda bangsa, berbeda suku, budaya dan awalnya pun terpisah dengan jarak yang terkira.Sebagain besar kisah yang diangkat adalah kisah mahasiswi indonesia dinegeri orang yang menemukan pangeran hatinya disana. Sekali merangakuh dayung dua tiga pulau terlampau...get master, as weel as mister. (ai...ai...)

Jodoh adalah misteri....yang akan selalu melahirkan tanya bagi orang-orang yang belum menemukannya..termasuk gw..ho..ho...Pun dia datang dengan jalan yang kita tak pernah tau. Inilah buku yang kembali meyakinkanku bahwa jika memang sudah saatnya Dia datang, maka dengan cara apapun pangeran berkuda putih itu itu akan datang. "pemikiran global, selera lokal", prinsip yang sempat terpatri kuat, tergugah dengan buku ini...Bukankah dalam kitab suci pun kita telah diajarkan bahwa kita diciptakan dari berbagai suku dan bangsa.....semakin meyakinku ,( jika Allah mengizinkan, amin, penuh harap) tuk tetap melangkah ke negeri orang walau dengan drama kesendirian.


kisah cinta dalam buku ini pun mengaduk-ngaduk perasaan, membuat pemikiran yang membacanya berdansa2. mengharukan, menggetirkan, luka, suka, fantatis bahkan sporadis. Kenekatan dan keyakinan berpadu dalam melangkah dan mengurai cinta. Belum lagi susahnya meyakinkan keluarga. Dan bahkan ujian kesabaran mereka karena sang suami adalah seorang mualaf. Tidak mudah..tapi subhanallah...


Kisah pernikahan si A dengan seorang laki-laki india yang berdomisili di Amerika serikat adalah kisah yang paling menarik bagiku . Kisah cinta mereka adaah cinta yang mengembara di dunia maya dan dunia suara . Dan sampailah akhirnya laki-laki itu meminta si A untuk menjadi istrinya, si A pun menjawab dan menerima dengan mantap meskipun sekalipun ia tak pernah menatap wajah sang laki-laki itu. Beberapa hari setelah ia menyatakan kemantapan hatinya untuk menikahi laki2 itu barulah ia meminta dikirimkan foto. Ternyata wajah yang ada di foto itu jauh dari apa yang selama ini bermain di khayalnya. sempat merasa ingin mundur saja. Tapi sisi hatinya yang lain menayatakan keyakinannya untuk terus melanjutkan cerita itu. Semua persiapan pernikahan pun dikerjakan dan undangan pun telah di sebarkan. Bayangan jika laki-laki itu tak datang pada harti pernikahan selalu membayangi si A.betapa malunya ia dan keluarga jika itu terjadi.


Sampailah pada hari yang telah direncanakan laki-laki itu akan datang. Cemas dan harap menunggu, bahkan sempat putus asa karena ternyata sang laki2 datang dengan penerbangan terakhir hari itu. tepat 2 hari sebelum pernikahan itu, ia baru bisa melihat wajah separuh jiwanya itu. Dan betapa terkagetnya bahwa secara fisik laki2 itu jauh lebih sempurna dari wajah yang pernah ia lihat di selembar foto itu. .so sweet... dan kini mereka pun telah dikaruniakan 3 orang anak.


Pun ada kisah yang menggetirkan. Sebut aja si P yang terpaksa pada hari pernikahanya harus bersanding dengan foto sang suami. akad nikah pun harus dilakukan lewat telpon. Perkenalan mereka di sebuah universitas di jepang pada awalnya hanyalah sebatas hubungan teman saja. setelah menyelesaikan pendidikannya si P pulang ke indonesia dan si L mendapatkan pekerjaan di Amerika. Tapi komunikasi mereka lewat internet dan dunia maya ternyata telah menumbuhkan benih-benih cinta. cinta ada setelah mereka terpisah. he.. finally mereka mantap untuk menikah. Tapi di hari pernikahan, si L tidak bisa sampai ke Indonesia karena masalah imigrasi di Amerika. hari itu bertepan 3 hari setelah peristiwa 11 sepetember hancurnya WTC dan Prentagon.


dan sungguh banyak kisah-kisah lainnya..

Sebuah hikmah yang tentu tak boleh dilewatkan begitu saja

ada banyak cara kita belajar salah satunya tentunya dari kisah..

lalu siapkah, jika anda ditakdirkan menikah beda bangsa???

an inspiring True Story of Hee Ah lee, “ The four Fingered Pianist”.


Kisah seorang gadis korea ini, kembali mejadi pelecut semangatku. Setelah beberapa waktu, semangat itu seperti hilang entah kemana. Malu pada diri sendiri dan kepada Pencipta. Yah kisah tentang Hee Ah Le yang dituturkan oleh Kurinia Effendi dalam sebuah buku berjudul , an inspiring True Story of Hee Ah le, “ The four Fingered Pianist”. Kisah tentang keterbatasan anak dan keajaiban cinta seorang ibu. Mungkin sekaligus catatan ini kupersembahkan untuk para perempuan di Indonesia yang hari ini menyambut hari kartini. Hey guys, Kisah kartini bukanlah sebatas kebaya, seperti yang banyak terlihat di hari ini. tapi jauh lebih dari itu…..
bersama ibu yang selalu menemani

“Aku terlahir hanya dengan empat jari tangan dan kaki sebatas lutut namun aku mahir memainkan piano. Dari karya mozart sampai Chopin. Karena aku punya seorang ibu yang luar biasa. Yang membuatku mampu melampaui keterbatasanku” (hee ah le)

Namanya Hee Ah Lee lahir pada hari selasa 9 juli 1985 di sebuah rumah sakit II-sin di Pusan dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun. Terlahir tak sempurna. Hanya memiliki empat jari dan kaki sebatas lutut. Ectrodactyly itulah istilah medis kelaianan yang diderita Hee Ah le. Tanganya seperti Capit , itulah sebababnya kelainan ini sering juga disebut sindrom Capit Lobster. Sampai saat ini dunia kedokteran masih meneliti akar penyebab sindrom langka ini.
Jari Capitnya
Ketika sebagian besar keluarganya tak bisa menerima kehadiran bayi tersebut, sang ibu merasakan kebahagian luar biasa. “Sebelum kau bertumbuh di rahimku, aku sudah mengingingkan mu. Sebelum kau lahir aku sudah mencintai mu, sebelum kau berumur sehari aku sudah bersedia mati untuk mu”, inilah keajaiban hidup dan kecintaan sejati seorang ibu luar biasa.

Ketika beruasia 7 tahun, tangan Hee Ah Le pun belum berfungsi dengan baik bahkan memegang pensil pun tidak mampu. Perkenalan Hee Ah le dengan piano pada awalnya hanyalah untuk melatih motorik tangan sang anak, Tapi akhirnya sang ibu memutuskan agar Hee Ah le benar-benar belajar piano. Tak sia-sia lama kelamaan piano menjadi sumber inspirasi dan sahabat terbaik bagi Hee Ah le. Piano telah memberinya banyak hiburan, keberanian dan perasaan bersyukur. Ini tidak mudah. Bayangkan saja seorang anak hanya mempunyai empat jari dan tampa kaki harus memainkan piano yang menuntut kelincahan jari-jari dan kaki untuk memainkan pedal pianonya. belum lagi Hee Ah le sangat susah mengingat angka-angka. Hal ini menjadi kesulitan lain karena memaiankan piano harus menghapal not-not nada. Perlu tiga tahun hee ah le berlatih untuk bisa memainkan lagu pertamanya dengan baik yaitu lagu nabiya Nabiya (kupu-kupu). Perjuangan dan kerja kerasnya ini telah membuah prestasi. Beberapa kejuaraan selanjutnya ia menangkan. Presidin Korea Kim Dae Jong pun memberikan penghargaan atas keberhasilannya mengatasi masalah fisik (Overcaming Physical Difficulty) ini.
saat-saat latihan
Hee Ah le kini telah memainkan komposisi music dan denting piano yang begitu rumit dimainkan dengan begitu cepat oleh jemari yang cekatan lincah dan tanpa beban. Berpindah pindah seperti kelereng yang menggelinding dari atas tangga logam turun berloncatan, melenting dan menghambur. Berpasang mata biru terpukau memandangnya. Sebagain dari mereka bahkan sampai ternganga tanpa sadar. Begitu selesai pada denting terakhir, hanya setengah detik jeda, tepuk tangan gemuruh memberikan aplaus panjang atas permainannya. Bagi seorang paianis tentu ia luar biasa . para pemain piano memainkan dengan 10 jari dan memang dengan sepuluh jari ia harusnya dimainkan. Ada enam peluang yang hilang tetapi justru ia menemukan keindahannya tersendiri.
bebera penampilannya

Ia pun menjelajahi dunia, menghibur penonton dan penikmatnya dengan hatinya. Bahkan beberapa albumnya pun telah di keluarkan. Impianya untuk bermaian sepanggung dengan pianist terkenal dunia pun telah terwujud. Dunia pun telah mengenalnya. Semunya itu tentu karena ibu luar biasa yang mampu membuat anaknya melewati keterbatasannya. karena cinta kata ibunya. Cinta ibu adalah bahan bakar yang memicu seorang manusia bisa melakukan hal yang tak mungkin.



Sekilas tentang Tentang Woo Kap Sun ibunda Hee Ah Lee

Ia dalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di korea. Di rumah sakitlah kisah cintanya bermula dengan salah seoorang pasiennya. Bernama wung bong bee. Wung bong wee menderita kelumpuhan. Begitulah cinta tak memandang penampilan fisik. Jalinan cinta yang sempat tak direstui ini akhirnya menemui labuhannya. Mereka menikah. 7 tahun pernikahan mereka belum dikarunia anak, hal ini dapat dimaklumi karena sang suami mengalami penyakit urat saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan. Tapi keajaiban datang ketika suatu hari ia menemukan dirinya hamil. Ia sangat bahagia ketika putrinya lahir . hanya seorang ibu yang kuat yang tetap berbinar matanya dan penuh syukur menyambut bayi dengan kekurangan ini.



Semoga kita bisa belajar dari kisah kesejatian cinta ini…. Ia telah mebayar cintanya dengan keiklasan.

14.4.10

SELAMAT JALAN MY OLDEST BROTHER, PADA AKHIRNYA KITA HANYALAH MANUSIA

Pada akhirnya kita hanya manusia ,

kematian telah membungkus kalimat kehidupan itu pergi, kematian datang tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, namun sungguh ia adalah keniscayaan.

Rabu, 7 April 2010 pukul 21.00,
Kesadaranku tersentak ketika kabar lewat Telp mengatakan dirimu dalam keadaan kritis dan dalam perjalanan menuju rumah sakit M jamil kota padang. Ketika kutanyakan kenapa, mereka pun tak bisa menjawab dan hanya berkata, "mohon doa untuk mu". Tanpa tanya lebih lanjut, telp itu terputus. Dua jam setelah itu HPku kembali berdering dan mengabarkan bahwa dirimu telah pergi untuk selamanya. kaget, tak percaya, panik dan semuanya bercampur. Hanya tangis yang mengalir.

merasakan ini hanyanlah sebuah mimpi. Semuanya begitu cepat...sore hari masih beraktifitas seperti biasa, malam harinya Allah telah mengambilnya. Tapi ya itulah kematian, kita semua sudah sama-sama tau dia datang dengan cara apapun dan dalam waktu apapun. sungguh kita tak bisa mengelak darinya.

Setelah membooking sebuah tiket penerbangan paling pagi, aku pun berkemas demi sebuah perrtemuan terakhir dengan mu. tepat jam tiga pagi damri dari bogor melaju menuju bandara soekarno hatta. beruntunglah dalam perjalanan ini aku bersebalahan dengan seorang bapak2, yang memberikan banyak nasehat untukku. Jam 12.30 WIB tanggal 8 April 2010, itulah pertemuan terakhirku denganmu kakakku. sebelum kain kafan putih itu membukus utuh tubuhmu dan sebelum bulir-bulir tanah menutupi peristirahatan abadimu. senyuman yang begitu manis, kau berikan kepada dunia dan semua orang yang kau tinggalkan. semoga jannah adalah peristirahtan abadimu, dan semoga dilapangkan alam kuburmu.


Gusri yulisol itulah namamu. hanya 35 tahun waktu yang disediakan pencipta untukmu,berkelana di dunia ini. Uda Co itulah nama yang selalu kami,adik-adikmu, panggil untukmu. Terlahir sebagai anak sulung, engkau telah mengorbankan banyak hal untuk kami. Terimakasih kakak ku untuk semua itu. semoga segala kebaikan mu mendapatkan balasan dari yang Kuasa.

Ternyata ini adalah foto terakhir kita berlima, semoga tali cinta selalu mengalir dalam jiwa kami

Farik dan Fikri dua buah cintamu, yang masih kecil-kecil,tentu saat ini mereka, tidak menyadari kemana bapaknya pergi. Sungguh nasib mereka tak sebaik anak-anak lain, dalam usia sekecil itu harus ditinggal ayahnya. Hanya tangis yang mengalir jika melihat wajah-wajah mereka. Akan kuberikan cinta dan kasihku untuknya,kakakku.
Foto terakhir dengan mu kakakku, lebaran 2009. Dua buah hati dalam dekapan mu

pelajaran dari kematian
dekat...sungguh kematian itu begitu dekat. Pelajaran kehidupan yang kembali menyadarkan ku akan hakikat kehidupan sesungguhnya. Ya Allah hanya dalam hitungan menit semuanya berubah..

Akhir sebuah kehidupan yang mungkin bagi sebagian orang Menyeramkan, Tragis, namun tentu kita sebagai hamba-Nya tak mampu menggores episode kehidupan kita, apakah kita akan mengakhiri kisah perjalanan hidup di dalam Bus, Pesawat, Kereta Api, dalam keadan Sakit, kecelakaan, Sedang bertugas, ada yang mendapat serangan Jantung, sedang menuntut Ilmu, dalam sebuah Rapat sekali pun, kematian menghampiri kita dengan cara yang misterius. Semua adalah kehendak-Nya.


kita tak dapat berandai-andai dengan kehidupan, justru yang dapat kita andaikan kepulangan. Hidup bukanlah air mengalir, bukan pula garis lurus yang dapat ditelusuri ujungnya. Perjalanan manusia pulang ke asalnya menyadari kemanusiaan, kita bukan apa-apa.


Pada akhirnya kita harus sadar, bahwa kita hanyalah manusia. Makluk lemah yang tak berdaya menghadapi setiap keputusan dan ke hendak Allah. semoga dengan ilmu dan daya yang sedikit ini menyadarkan kita akan hakikat hidup. Bahwa kita juga akan kembali...


Namun satu yang akan selalu kita pinta, semoga, Bahwa kita mengakhiri ini semua dengan Indah, penuh ridho-Nya, ,membawa segudang prestasi yang terukir di langit. Dan amalan kita persembahkan untuk-Nya semata, bukan karena makhluk.

Maka semoga Alah Swt memberikan kita semua ahkir kehidupan yang indah, menggenggam sebuah nafas melafadzkan asma-Nya, dalam langkah kebaikan, dan sebuah perjalanan cinta untuk mencari ridho-Nya. Semoga kepingan amal yang terkecil pun dapat dimaknai-Nya , agar bernilai pahala, sebagai bekal pulang kita kelak. Semoga.