9.12.13

TAPAK KAKIKU; SABANG-MERAUKE

Tugu O kilometer
"Dari Sabang-Merauke berjajar pulau-pulau", masih ingatkah anda lagu itu? he..he.. lagu yang sering kita nyanyikan semasa SD dulu. Yah itulah Indonesia. Lalu apa hubungannya lagu itu dengan tulisan ini? Sedikit agak berlebay.com sih.  "saya sudah resmi jadi warga negara Indonesia ciiiin ". Pengakuan pada diri sendiri, karena telah menginjakkan kaki di ujung timur dan barat Indonesia. Yaps Sabang dan Merauke. Dan semua itu terjadi pada tahun  yang sama yaitu tahun 2012 lalu.

Itulah mungkin keuntungan bekerja pada lembaga penelitian Nasional yang wilayah kajiannya  seluruh Indonesia. Pekerjaan dan kegiatan penelitianlah yang akhirnya membawa saya bisa menginjakkan kaki di ujung barat dan timur Indonesia bahkan diseluruh provinsi Indonesia ini. Gratis tentunya bahkan di bayar pula. hehehe.  Tentu memang, harus-harus pintar mencuri waktu, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.  Dan tentunya tidak melewatkan kesempatan untuk berplesir. Biasanya saya  akan extend beberapa hari setelah semua pekerjaan selesai.

Batas PNG dan Indonesia dari arah PNG
Meskipun pada tahun 2008 saya pernah hidup di tanah Papua selama lebih kurang 6 bulan, tapi kala  itu saya belum punya kesempatan mengunjungi garis batas Indonesia di timur itu. Baru akhirnya Oktober 2012 kemaren, saya bisa kembali ke Papua. Dan kesempatan itu tentu tidak saya lewatkan begitu saja. hehe. semaksimalkan digunakan untuk mengunjungi perbatasan dan list tempat-tempat lainya. Sedangkan perjalanan saiya ke Sabang, Pulau Weh juga di tahun yang sama yaitu pada bulan Mei 2012 lalu. Kebetulan pada tahun 2012 lalu saya menjadi penangung  jawab sebuah kegiatan penelitian yang mengharuskan saya melakuka survey  di seluruh provinsi di Pulau Sumatera.

Perjalanan ke Pulau Weh, adalah solo trip saya berikutnya. Keindahan tentang Pulau Weh akan saya tulis dalam bab tersendiri. Ternyata pulau kecil diujung utara provinsi Aceh ini adalah syurga  destinasi wisata Indonesia yang patut anda datangi. Pantai dan alam bawah lautnya tidak kalah dengan bunaken dan wakatobi..hehehe.Budaya aceh yang unik, memberikan cerita lain dari perjalanan ini. Dan perjalanan ke titik ujung pulau ini (titik Nol Indonesia) tentu adalah kebanggaan tersendiri. Sebenarnya bagi yang berminat, setelah mengunjungi pulau ini, kita bisa mendapatkan sertifikat..hehehe dengan membayar 20 ribu kalo nga salah. Tapi bagi saya itu tidak penting.

Perjalanan saya menuju titik 0 derjat saya lakukan sore hari. Alhamdulilah menikmati sunset yang Indah. Dan itu artinya, pada hari itu saya adalah penikmat terakhir matahari Indonesia hehehe. Sayang titik nol ini agak kurang terawat. Bekas vandalism ada dimana-mana. Ranting dan daun dibiarkan saya di rumah tempat dimana tugu ini berada. Oh ya di kawasan ini banyak sekali monyet berkeliaran, sehingga sangat disarankan untuk hati-hati dengan barang bawaan yang anda bawa.
Batas Indoenesia PNG arah Indoenisa 
Kesan berbeda, akan ditemukan di ujung timur Indonesia. Jika titik 0 ada di ujung pulau dan mendekati laut, maka ujung barat indonesia Indonesia adalah garis batas  darat Indonesia dengan negara tetangga, Papua Nugini. Kesan menakutkan perbatasan terasa sekali. hehehe. Polisi dan TNI dengan senjata lengkapnya siap siaga. Memasuki kawasan ini, kita pun harus menjalani proses pemeriksaan yang maha ketat. Yah itulah ciri khas negeri batas. lagi-lagi kadang bertanya mengapa kita harus disekat-disekat dengan garis batas ini..Arrrrrrggggg.

Yaps at least inilah salah satu bukti kecintaan saya pada Indonesia. Menginjakkan kaki di ujung barat dan timur sebelum berkelena jauh ke negeri orang. Melihat dan mengunjungi hampis sebagian besar wilayah Indonesia ini, semakin saya sadar bahwa  kita adalah negara maha kaya. Dan saya semakin mencintai negara ini. Hiks..hiks tiba-tiba rindu hangatnya negara tropis, Indonesia. :D