12.3.15

Welcome Back Dresden... Dan Perjuangan ini akan saya selesaikan di kota ini

Dan perjuangan akhir dimulai
Dan hari ini saya kembali menulis dari Dresden, kota diperbatasan German dan Republik Ceko. 1,5 tahun yang lalu perjuangan saya mulai di kota ini, dan In Sha Allah perjuangan ini pun akan diakhiri dengan manis di kota ini. Tak terasa sudah sebulan disini. Saya kembali ke kota ini, setelah keputusan akhir concortium meeting di program FRM menyatakan saya harus melakukan master thesis saya di Technical University of Dresden. Walau pada awalnya sedikit kecewa dengan keputusan ini, karen tidak mendapatkan pilihan pertama  untuk topik thesis, tapi ya sudahlah saya tak punya pilihan lain  and  just said : welcome back Dresden.  Semoga ini menjadi jalan terbaik untuk jalan hidup saya selanjutnya.  Yaps rencana Allah maha indah dari rencana kita. 

Karena sudah pernah tinggal dan hidup enam bulan di kota ini, jadi datang kembali ke Dresden sudah tidak menjadi masalah besar buat saya. Satu yang saya garis bawahi, dari petualangan saya tinggal di beberapa negara, ikatakan kekeluargaan Indonesia di Dresden adalah yang paling kuat. So hal ini pulalah yang memantapkan hati saya kembali ke kota ini.

Pertama datang kembali ke Kota ini, saya sedikit ragu dan cemas. Karena di German, khususnya di Dresden sedang hangat-hangatnya isu anti Islam. Dan di Dresden ada sebuah gerakan  anti Islam yang mereka menyebut kelompok mereka dengan nama PEGIDA. Hampir tiap minggu mereka mengadakan demonstrasi. Intinya mereka mulai resah dengan banyaknya pendatang muslim di Dresden, dan beberapa sektor ekonomi di kota ini pun mulai dikuasai oleh pendatang muslim terutama dari Turky.  Walau sempat hangat, karena sempat ada pembunuhan satu orang muslim dari Afrika, tapi saat saya menulis ini, semangat dari gerakan ini pun sudah mulai melayu dan menurun. So till now, everything is going fine here.

Untuk masyarakat Indonesia sendiri,  Bapak kedubes  Indonesia di German, Bapak Fauzi Wibowo (ex Gubernur DKI) sengaja datang ke Dresden, bertemu walikota di sini dan tentu juga bertemu dengan penduduk Indonesia di sini. Intinya beliau meyakinkan bahwa segala sesuatunya akan berjalan baik-baik saja. So jangan takut dan panik hanya perlu berhati-hati dan waspada.

yeah kampus saya ditengah hutan 
Sebulan pertama di kota ini, saya memang harus berjibaku dengan proposal master thesis. Butuh waktu hampir tiga minggu buat saya untuk mengerti ini sebenarnya penelitian saya tentang apa. Dan untuk itu saya harus membaca lebih kurang 100 jurnal.  Prestasi pertama dalam hidup saya. Walau sebenarnya ini bukan hal baru bagi saya tapi tetap saja it was very challenging. Alhamdulilah hari ini saya bisa submit proposal saya. Dan akhirnya  punya waktu sejenak untuk bertandang dan bercerita di blog ini. 



Pelajaran pertama yang saya pelajari pada tahap awal thesis,  menjaga semangat merupakan hal yang paling penting dan susah. Memotivasi orang lain ternyata kadang lebih mudah dari pada memotivasi diri sendiri. Maka memang kita harus pandai-pandai mencari jalan agar semangat tetap menyala. Hal yang saya lakukan so far ketika saya benar-benar kehilangan semangat adalah pergi ke slub (perpustakaan). Bukan untuk mencari buku atau apa, hanya untuk melihat orang lain belajar... and somehow itu kembali memotivasi saya. Dan hal lain yang saya lakukan adalah lari atau jogging.. hahaha entah bagaimana hubungannya, tapi itu ampuh untuk kembali menjaga semangat saya. 


detik-detik menjelang submit
Alhamdulilah saya sudah melewati tahap awal thesis saya, dan saya siap menghadapi fase selanjutnya. Mohon doanya ya saudara-saudra. Dan buat teman-teman yang juga sedang berjuang menyelesaikan master thesisnya selamat berjuang kawan, kita tau ini tidak mudah, tapi kita yakin, kita bisa. 








Salam pusing dan rindu 
dari lembah peradaban elbe