Rute Perjalanan hari kedua
Setelah puas bertrekking ria selama lebih kurang lebih tiga jam, perjalanan kami lanjutkan menuju cibom dan Tanjung layar. Perjalanan dari pulau peucang menuju cibom ditempuh lebih kurang 1 jam. Tidak ada Dermaga di Cibom, lagi-lagi kapal motor kami hanya bisa berlabuh ditengah lautan dan perjalanan kami lanjutkan dengan cano. Berbeda dengan bercano sebelumnya, bercano kali ini lumayan menciutkan nyali kami, ombak saat itu sedang pasang. Jika sebelumnya kami bercano hanya dengan membaya day pack, maka tidak dengan ini, kami harus menurunkan semua perlengkapan dan back kami.
Cano yang kunaiki bersama nani, dan dody sempat terbalik, akibatnya kami terhempas dilautan itu..ho..ho..untung secara fisikly tidak terjadi apa-apa. Malangnya sidodi, dengkul seksi yang jadi kebanggaaanya menjadi terluka…Tapi kata anak-anak dengkulnya si Jodi semakin seksi aja. Barang-barang kami pun terselamatkan, karena sebelumnya kami sudah mengantisipasi dengan membukus semua back kami dengan plastic yang sudah disiapkan oleh kepala suku kami.
Dengkul seksi dody yang terluka...dengkul...oh dengkul...
Pantai peucang indah dengan ombak yang tenang, gradasi warna lautnya yang indah serta pasirnya yang putih , pantai karang copong indah dengan karang dan ombaknya yang luar biasa maka cibom adalah pantai yang indah karena karang, pasir dan ombaknya yang besar. Pantai Cibom ditutupi bongkahan karang, terbentang diatas pasir yang putih. Konon katanya karang yang ada dipantai ini adalah sisa material meletusnya gunung karakatau yang maha dasyat ratusan tahun lalu.
Di Pantai Cibom ini terdapat sebuah tempat peristirahatan. Di tempat ini terdapat majalah dinding yang berisi informasi tentang ,meletusnya karakatau, tentang cibom dan tanjung layar dan tentang TNUK tentunya.
Tempat peristirahatan di Cibom
Menuju Tanjung layar dari Cibom harus kami tempuh dengan bertrekking ria. Info yang kami peroleh jarak cibom dan tanjung layar hanya 1 km, tapi dalam satu jam perjalanan tempat itu pun belum kami capai. Trekking ini terasa berat karena kami membawa semua perlengkapan kami. Huh,..pegal mak…
Titik referensi Tanjung Layar
Tapi semunya terbayarkan dengan indahnya pemandangan di tanjung Layar ini. Disini juga terdapat pemakaman dan bekas penjara penjajahan belanda dulu. Tanjung layar adalah titik paling barat pulau jawa. Indah pemandangan di sini ditambah dengan mercusuar baik yang lama maupun yang baru. Tapi sungguh kami tak sanggup lagi untuk menaiki mercusuar ini karena energy kami telah terkuras dan suasana yang sudah gelap. Tanpa terasa malam pun telah menjelang….aku sudah membayangkan bisa menikmati pantai ini dari ketinggian mercusuar…sebuah mimpi yang terkandaskan oleh kondisi fisik yang tak memungkinkan.
Lokasi camp yang kami pilih, untuk malam kedua ini benar-benar luar biasa indah. Di sebuah hamparan dikelilingi bukit karang. Arah tenda kami hadapkan pada sebuah laut terbuka diantara dua bukit karang. Ombak disini luar biasa, lebih besar dari ombak pantai karang copong. Kami baru sadar ternyata itu adalah pantai selatan yang terkenal dengan ombaknya yang besar dibandingkan dengan pantai utara.
Satu sisi: hempasan gelombang pantai selatan di Tanjung Layar
Tanjung Layar dari Kaki Mercusuar di pagi hari...
Mengintip terbitnya mentari
Gemuruh ombak luar biasa, dan iya pun terpecahkan oleh hempasan batu karang. Gemuruh yang kembali menambah energy kami. Dari pak udin Guide kami, kami pun tau Karang-karang di tanjung layar juga adalah karang-karang bekas material meletusnya karakatau. Ini pun menjadi bukti tak terbantahkan betapa dahsyatnya ketusan karakatau ratusan tahun lalu itu.
Dihadapan karang dan lautan itu...
Bongkahan karang bukti kedahsyatan meletusnya Gunung Karakatau
Jika malam pertama, formasi tenda kami melingkar maka malam ini posisinya kami ubah menjadi sejajar menghadat ke arah laut dan karang. Malampun kami habiskan di luar tenda dengan api unggung yang memberika kehangatan pada malam yang dingin dan anginnya yang kencang. Disini kami bercerita tentang banyak hal dan yang tak kalah asyiknya adalah menyaksikan ribuan bintang. Sorak riang dan tepuk tanga kami lakukan ketika menyaksikan bintang itu jatuh… tercatat dalam memori kami, empat bintang telah jatuh mengiringi kebersamaan kami malam itu.
Lokasi Camp dihari kedua
Malam itu kamilewati dengan tidur sejam, dua jam saja. Shubuh menjelang. Shubuh diiringi dengan gemuruh hempasan ombak dan menghadap kearah laut, benar-benar luar biasa. Huh…inilah saat-saat yang sangat kurindukan, mentadabburi ayat-ayat MU di alam terbuka.
Tidur di alam terbuka
Jam 7 pagi kami harus segera meninggalkan tanjung layar menuju cibom kembali. Setelah jam 7 di Cibom ombak akan besar sekali sehingga akan menyulitkan kami menuju kapal motor. Benar saja kamin terlambat 30 menit, ombak benar-benar lebih besar dari sore kemarem, akibatnya cano yang kami gunakan menuju kapal motor beberapa kali harus terhempas.
Meninggalkan Tanjung Layar
Finally, perjalanan kami dihari ketiga ini kami lanjutkan menuju citerjun. Ini menjadi tempat terakhir yang kami tuju di TNUK ini. Citerjun adalah pantai yang sangat indah dengan pemandangan bawah lautnya. Maka bersknorkling yang paling tepat adalah di pantai ini. Hampir 2 jam kami bermain disini.
Perjalanan pulang kami dihadapkan pada ombak yang tidak bersahabat. Beberapa diantara kami ada yang mabuk laut. “Serasa naik kora-kora di dufan”, celetuk seorang temanku . Sempat takut dan cemas . Hanya berdoa semoga kami selamat sampai di daratan. Sore hari seiring dengan tenggelamnya mentari kami berlabuh di dermaga taman jaya. Alhamdulilah perjalanan di TNUK kami tempuh dengan selamat dan kenanga yang sangat indah.Yaps TNUK adalah satu dari sekian banyak bukti kekayaan dan keindahan alam Indonesia.
Dari Cibom Menuju Citerjun;barang-barang berserakan
Perjalanan Pulang
Sambail menunggu kedatangan ELF yang disewakan oleh pak Komar, kami Beristirahat di taman jaya, lalu makan bersama di halaman rumah pak komar. Malang sekali nasib kami, ELF untuk perjalanan pulang kami itu, mengalami accident. Akibatnya tidak bisa kami gunakan. Mencari elf yang lain, malam itu tidak memungkinkan . Menunda perjalanan pulang juga tidak memungkiknkan . Besok senin, sebagian besar kami harus beraktifitas dan tidak bisa ditinggalkan. Sosusi satu-satunya kami pulang menggunakan truk menuju serang.
Benar-benar Backpakc,. Walau dalam keadaan berdesakan, perjalanan itu kami hiasi dengan lelapnyaaa tidur kami. Kelelahan, hasil 3 hari perjalanan kami. Tepat jam 2 pagi kami sampai di terminal serang, dilanjutkan ke kebon nanas dengan bis tujuan Cirebon. Berdiri pula…tapi yah gimana lagi. Pukul 3 pagi kebon nanas kami sapa. Belum ada siapa-siapa apalagi angkutan . Akhirnya kami menuju rumah si israr tempat star point kami kemaren dengan menaiki taksi. Dan yang lebih gila lagi, satu taksi kami isi 6 orang…(jangan heran ya…)
Perpisahan kami di rumah siisrar menjadi tanda berakhirnya kebersamaan kami di tim TNUK+3 lebaran. Nice to meet u…and see u in kopdar and in the next travelling….Trip Rinjani dan Flores telah menanti…ayo menabung mewujudkan mimpi kita itu.
sangat bagus sekali pemandangan nya....i like it
BalasHapus