cerita bermula dari sebuah sepatu/sendal berhak tinggi..Dari dulu saya anti dengan barang yang satu ini. disaat banyak teman kuliah saya menggunaknnya, saya merasa lebih nyaman menggunakan sepatu kets dan beransel ria. mobile, itulah alasannya. Ditambah, saya pernah menyaksikan sendiri teman kosan yang bertragedi dengan benda yang satu ini. Hak sepatunya tersangkut pada sebuah lubang di jalan. Membuat keseimbanganya tergangu dan sempat terjatuh.."Sakit akibat jatuhnya nga seberapa tapi malunya itu lho.."
Tapi setelah saya lulus, situasi kadang menuntut saya untuk menggunakan benda yang satu ini. Sepatu berhhak tinggi pertama kali saya gunakan ketika acara wisuda. Tak ada masalah. karena saya sengaja memilih yang tak terlalu tinggi dan memilih hak yang tidak terlalu runcing. Berjalannya waktu sayapun berani memakai hak sampai 10 cm.Sempat punya koleksi dengan tinggi berbeda. Kata teman-teman, saya akan terlihat anggun kalo memakai sepatu hak tinggi..he..karena jalannya lebih pelan..dan ...nga krasak krusuk seperti kebiasaan saya sehari-hari.
Tragedi
Kondangan...di moment itulah saya paling sering menggunakan benda ini. pun dengan sebuah resepsi di ICC Bogor. (gedung mewah di kota bogor)..maklum yang menikah anaknya petinggi IPB. Sebelum berangkat sebenarnya, kata hati sempat ragu.hm..ternyata memang kita harus lebih peka dengan yang namanya kata hati..."pake nga ya?..Pake nga Ya?...", ragu karena sendal itu umurnya dah lumayan tua.he..khwatir dah lapuk.. dan takut patah...tapi kata hati ini saya abaikan...
sesampai di tempat resepsi...kok ada yang aneh dengan cara jalan saya, ada rasa yang lain dengan sendal saya..benar saja setelah dicek ternyata sendal yang saya gunakan haknya mulai lepas. masih beruntung belum seutuhnya lepas. kondisi ini membuat saya benar-benar tak nyaman. Akhirnya saya meninggalkan gedung resepsi and then segera berjalan ke botani square. Beruntungnya lagi ICC satu gedung dengan Botani Square. target utamanya adalah mencari alas kaki yang bisa membuat saya nyaman untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Setelah melihat-lihat akhirnya saya memutuskan memilih sebuah sepatu plastik yang menurut saya unik.Sepatu inilah yang akhirnya menyelamatkan perjalanan pulang saya.
Tapi sesampai dirumah saya pandangi lagi sepatu yang saya beli.." nga gue bangat deh", itulah kata yang terucap...sempat berfikir kenapa saya bisa suka dengan benda seperti ini. lagi..lagi wanita...(bukti pertama)
Sendal hak tinggi dan sepatu aneh itu
Terjadi dalam perjalanan dinasku ke beberapa kota di bBanten. Sebelum berangkat, sempat terlintas dibenakku, memakai sepatu ini dalam waktu yang lama tidak akan nyaman. karena ujungnya yang agak runcing. Jadi memakai sepatu ini dalam waktu lama adalah sebuah penyiksaan.pengalaman sebelumnya sudah membuktikan Tapi demi kemecingan he..sepatu ini tetap saya gunakan..padahal perjalanan dinas saya tak hanya sehari tapi berhari-hari
benar saja, hari kedua saya tidak nyaman dengan sepatu saya..he..nga bawa pengganti lagi...sempat dipaksakan.."demi kecantikan memasuki dunia penyiksaan".. menyerah... tak sempat ke mana-mana, akhirnya saya memutuskan untuk menggantinya dengan sebuah sendal jepit. .sebuah sendal jepit yang saya beli pada seorag pedagang di depan alun-alun pandeglang...berwarna kuning pula.
Dua bukti demi kecantikan memasuki dunia penyiksaan..padahal sebenarnya ttp aja nga cantik.."kasian deh gw"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar