5.3.09

Keragaman Hujan di Indonesia



Indonesia adalah negara tropis yang mendapatkan panas merata sepanjang tahun. Pada daerah tropis unsur cuaca utama yang sangat berpengaruh adalah curah hujan karena keragamannya yang sangat besar baik secara partial maupun temporal.


Iklim di Indonesia dikendalikan oleh tiga sistem peredaran angin yaitu Angin Pasat, Angin Meriodional dan Angin Lokal. Angin Pasat atau disebut Angin Zonal sering disebut sebagai Sirkulasi Walker, dipicu oleh perbedaan penyerapan panas antara air Samudera Pasifik dan Benua Australia, sedangkan Angin Meridional atau Sirkulasi Hadley dipicu oleh perbedaan suhu antara belahan bumi utara dan selatan akibat posisi bumi terhadap matahari. Angin lokal dipicu oleh perbedaan suhu laut dan daratan।



Pola hujan di daerah tropis sangat dipengaruhi oleh pergerakan angin yang ditentukan oleh posisi bumi terhadap matahari. Wilayah di khatulistiwa dipengaruhi oleh konvergensi antar tropis , memiliki hujan yang sangat tinggi dengan dua puncak musim hujan। Semakin jauh dari khatulistiwa semakin jelas pola hujan musiman yang disebut Monsoon.


Selain beragam anatar wilayah dan musim, pola dan jumlah hujan juga beragam antar tahun. Fenomena Elnina dan Lanino yang merupakan fenomena global yang dikendalikan oleh arus laut di Samudera Pasifik adalah faktor yang mempengaruhi keragaman pola dan jumlah hujan tahunan. Faktor lain adalah suhu muka laut di Samudera Hindia yang dingin di sebelah timur dan panas di bagian barat yang disebut Indian Ocean Dipole Mode (IODM)।


Keberagaman curah hujan dalam musim juga terjadi. Salah satu factor yang mempengaruhinya adalah Madden Julian Oscilation(MJO). MJO dicirikan oleh pergeseran ke arah timur dari peningkatan atau penurunan curah hujan untuk wilayah yang luas yang terjadi di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Perubahan curah hujan oleh MJO terjadi dalam waktu 30 sampai 60 hari dan hanya terjadi pada tahun elnino dan lanina yang lemah

Keragaman hujan antar musim

Keragaman hujan antar musim dipengaruhi oleh Monsoon. Monsoon dicirikan oleh keragaman yang kontras antar musim dalam arah yang disebabkan oleh perbedaan termal antara benua dan samudera. Sirkulasi monsoon tidak ubahnya seperti sirkulasi angin laut dan angin darat dalam skala raksasa।


Laut dapat menyerap radiasi matahari pada berbagai kedalamn sehingga yang dipantulkan ke atmosfer lebih sedikit, menyimpan energi lebih efisien dibanding daratan bahkan menahan energi lebih lama dibanding daratan. Permukaan daratan menyerap dan melepas bahang lebih cepat karena dangkalnya permukaan yang mampu menyerap panas। Untuk menjaga keseimbangan maka akan terjadi aliran bahang.


Arah angin dikendalikan oleh posisi bumi terhadap matahari. Ketika bumi utara musim panas maka arah angin dari selatan khatulistiwa bertiup dari arah tenggara yang didominasi oleh daratan Australia yang kering. Sebaliknya ketika bumi selatan mengalami musim panas maka arah angin bertiup dari timur laut yang oleh kekuatan coriolis dibelokkan kearah tenggara। Angin ini banyak membawa hujan .


Sebagian besar wilayah disekitar khatulistiwa memiliki dua puncak hujan. Kedua puncak hujan ini diduga terjadi akibat pergerakan zona konvergensi antar tropica (ITCZ)

Keragaman hujan dalam Musim

Di daerah tropis selain beragam antar musim, pola hujan juga beragam di dalam musim. Keragaman terjadi naik pada musim kemarau atau musim hujan. Dimana terjadi hujan yang cukup besar pada musim kemarau maupun kekeringan pada musim hujan. Kejadian ini biasanya berlangsung antara 30 sampai 60 hari dan bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia Barat sampai Samudera Pasifik Tengah. Anomaly ini mulai melemah ketika sampai di Samudera Pasifik timur yang dingin. Fenomena ini pertama kali di laporkan oleh Madden dan Julian pada tahun 1972 sehingga disebut Madden Julian Oscilation (MJO)।


Keragaman hujan antar tahun

Keragman hujan antar tahun dikendalikan oleh arus laut yang terus bergerak di daerah pasifik tropis. Secara lebih spesifik hal itu dikendalikan oleh posisi. Dimana di Samudera Pasifik terdapat masa air yang panas elalu di atas 27 derajat yang selalu bergerak ke arah timur. Dalam keaadaan normal warm pool bergerak menurut musim।


Bulan September sampai Februari warm pool berada lebih dekat ke barat, yang membuat Sirkulasi Walker menjadi panjang sampai jauh ke Indonesia, sehingga banyak membawa uap air yang menyebabkan Indonesia mengalami hujan yang sangat besar. Pada bulan Mei-maret warm pool berada bergeser ke arah timur sehingga Sirkulasi Walker menjadi lebih pendek dan tidak memasok uap air untuk Indonesia


Warm pool bisa bergerak jauh ke timur sampai melewati date line dan bahkan sampai ke pantai pasifik di Peru dan di Equador. Keadaan demikian disebut elnino yang mempunyai implilkasi yang sangat luas pada iklim global. Sebaliknya jika warm pool ini jauh ke barat akan terjadi hujan yang berlebihan di Indonesia keadaan ini disebut lanina. Seberapa jauh warm pool ini bergeser dapat diamati melalui perubahan suhu muka laut yang mengindikasikan seberapa parah keadaan elnino.

Yeli, dari berbagai सुम्बेर

Tidak ada komentar:

Posting Komentar