12.5.09

Ah...Rindu, Aku Terbakar Rindu

Tuhan, biarkanlah sekuncup mawar harapan mekar dari taman-taman abadi, demi merahmati dengan senyum dan harumnya yang membawa persaanku pada kebahagiaan. Hembuskanlah anginMu membawa harum mawar teruntuk yang terkasih agar musim semi cinta kepadaMu muncul dan terjaga meluruhkan badai dan bencana yang tegak bersama bendera waktu.

Sejengkal demi sejengkal kebencian melangkah, kesombongan berdiri pongah, tamak mengembara bersandingkan nafsu dan iblis. Kadang aku tak mampu mematikannya. sering kali jiwa dimabuk simfoni iblis hingga tak mampu membedah kisah.

Di ruang ini, pikiranku terbang bersama angin waktu, melayang-layang dimasa lalu, dan mendarat diatas padang ilalang dengan dinding utara berupa jurang yang kurang dalam mengantarkanku pada masa itu...

Aku rindu.............masa-masa itu
pa bilarindu adalah penyakit, hanya pertemuan yang menjadi obatnya. Tetapi obat apakah yang bisa membawaku masa silam. semuanya telah tersapu oleh gelombang keinginan.
ah..rindu...aku terbakar rindu.

Akhirnya hanya goresan pena yang tampil sebagai tetes air untuk mengurangi dahaga kerinduan.
aku sadar bahwa kehidupan sekarang telah memcabik-cabik kata dan kalimat sebagaimana ia mencabik cinta dan kerinduan yang hakiki kepada Tuhan. benang-benag takdir kadang bertemu dalam satu sulaman. tetapi terkadang mencerai-beraikan kain yang sudah tersulam.

rindu...aku rindu...pada masa itu.....

Mei, 2009
Galunggung room

Tidak ada komentar:

Posting Komentar