18.5.09

BAPAK DI KLR ITU.............


Dinding hatiku bergetar hebat, sisi lain dari kehidupan yang membuat hatiku kembali terluka. Tanpa terasa air mataku berlinang. huff...untuk kesekian kalinya. Waduh Putaran ini memang menghantarkan pada banyak hal.

Cerita ini terjadi di sebuah kereta KLR hampir memasuki stasiun Bogor, Biasanya memang kalo situasi begini kereta sudah sepi karena banyak yang turun di stasiun-stasiun sebelumnya.Buat semua yang belum pernah merasakan naik KLR, cobalah sekali-kali menaikinya. Hanya dengan Rp.2500 anda bisa menikmati perjalanan dari stasiun bogor sampai stasiun kota atau sebaliknya. Apalagi di jam-jam sibuk. Huff jangankan untuk berdiri, untuk bernafas pun kadang susah.

Dulu ketika aktifitasku banyak di jakarta tapi masih kos di bogor inilah transportasi yang kupilih disaat kantongku dah bokek. he... pengalaman paling aneh yang kualami, kepala ku sudah bertemu dengen ketek orang lain.mana itu pulang kerja.kebayang dong aromanya.hiak.......Diluar jam sibuk lumayan agak sepi, tapi banyak sekali pedagang yang berkeliling menawarkan barang dagangannya yang bermacam bentuk. Harganya lumayan miring lho...ho...ho...ketahuan sering belanja di KLR. he...
suasana yang agak rame tapi belum puncaknya nih...


suasana sepi di kereta

Tak hanya pedagang yang menghiasi pemandangan kita. Pengemis dengan berbagai macam gaya pun beraksi. sampai ada pengemis yang mengesot dengan kaki yang telah membusuk. melihatnya mengerikan. Lalu ditambah dengan pengamen yang beraksi dengan berbagai gaya. jumlahnya tak terhitunglah.

Saat ini Pihak PT. KA sebenarnya telah melakukan razia untuk pengamen, pedangan dan pengemis. sehingga saat ini jumlahnya tidak sebanyak dulu lagi. Kalo mereka ketangkap petugas lumayan brabe juga katanya. tapi jadi kasian juga melihat mereka, tak lagi punya ladang untuk kehidupan mereka.
salah satu pedagang tahu yang lagi beraksi

Tapi malam itu lumayan banyak juga pedagang. maklum malam hari tidak ada petugas yang merazia mereka. Tanpa sengaja aku memandang ke kursi di seberangku. lalu mataku melihat seorang bapak pedagang rokok keliling menghitung uang hasil jualananya dengan wajah yang sangat menyedihkan. aku terus memperhatikan sang bapak tanpa sadar kalau ia sedang aku perhatikan dan aku foto. Aku pun mengikuti hitungan uang yang dihitungnya. Jumlah uang yang ia dapat hari ini Rp. 25.000. syaraf-syaraf di otakku langsung menganalisis dan berkalkulasi. Menurutku si bapak hanya akan mendapatkan untung dari daganganya tak lebih dari Rp.10.000.


Sang bapak sudah agak berusia. Terlihat sekali kelelahan di wajahnya. sambil sesekali memijit kakinya, yang entah berapa jarak yang ditempuh kaki itu, bolak-balik untuk menawarkan rokoknya. lalau sesekali menguap lebar, menandakan kantuk dan lelahnya.

Hari gini, bisa dibayangkan Rp.10,000 bisa buat apa Ya? lalu anaknya, lalu istrinya. Hah...kenapa pikiranku melalang jauh begitu ya? Ini baru satu dari sekian orang-orang yang tertandas oleh pergumulan hidup yang sulit ini.
Lalu...........................???????????????????????????????????


Tidak ada komentar:

Posting Komentar